Acara Gala Dinner Amal LANTIP, Jakarta (31/10)
LANSIA HARUS DIHARGAI, LANSIA HARUS DIKUTATI
Suasana hangat dan warm yang dihadirkan oleh grup SWARASENIORA membuat acara Galadinner untuk Charity ini menjadi unik. Mereka membawakan lagu-lagu nostalgia seperti Widuri yang memanjakan momen kenangan bagi para tamu.
Wakil Ketua Pelaksana Harian LANTIP DKI Jakarta, Hendrawan Halim menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen LANTIP dalam memberdayakan dan menghargai para lansia Indonesia. "Kami ingin lansia tetap aktif, bersosialisasi, dan merasa dihargai sebagai bagian penting masyarakat," ujarnya.
Seluruh hasil dari penjualan meja dan dukungan peserta akan disalurkan sepenuhnya untuk membantu lansia terlantar dan penderita kanker. "Ini murni kegiatan amal," tegasnya.
LANTIP telah hadir di enam provinsi, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, dan Sulawesi Utara. Organisasi ini berfokus menciptakan ruang agar lansia tetap aktif, terlibat, dan memperoleh perhatian yang layak.
Hendrawan juga menyoroti pentingnya regulasi khusus bagi perlindungan lansia, mengingat saat ini payung hukum yang kuat masih terbatas. "Perlindungan bagi anak dan perempuan sudah banyak, namun lansia belum memiliki undang-undang khusus. Kami berharap hal ini bisa segera diwujudkan," katanya.
Acara tersebut menjadi momentum mempererat solidaritas lintas generasi sekaligus menyerukan perhatian negara terhadap hak-hak lansia sesuai amanat konstitusi. Dengan dukungan komunitas dan para donatur, LANTIP menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan kesejahteraan dan partisipasi aktif lansia dalam pembangunan sosial Indonesia.
LANSIA HARUS DIHARGAI, LANSIA HARUS DIKUTATI
Suasana hangat dan warm yang dihadirkan oleh grup SWARASENIORA membuat acara Galadinner untuk Charity ini menjadi unik. Mereka membawakan lagu-lagu nostalgia seperti Widuri yang memanjakan momen kenangan bagi para tamu.
Wakil Ketua Pelaksana Harian LANTIP DKI Jakarta, Hendrawan Halim menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen LANTIP dalam memberdayakan dan menghargai para lansia Indonesia. "Kami ingin lansia tetap aktif, bersosialisasi, dan merasa dihargai sebagai bagian penting masyarakat," ujarnya.
Seluruh hasil dari penjualan meja dan dukungan peserta akan disalurkan sepenuhnya untuk membantu lansia terlantar dan penderita kanker. "Ini murni kegiatan amal," tegasnya.
LANTIP telah hadir di enam provinsi, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, dan Sulawesi Utara. Organisasi ini berfokus menciptakan ruang agar lansia tetap aktif, terlibat, dan memperoleh perhatian yang layak.
Hendrawan juga menyoroti pentingnya regulasi khusus bagi perlindungan lansia, mengingat saat ini payung hukum yang kuat masih terbatas. "Perlindungan bagi anak dan perempuan sudah banyak, namun lansia belum memiliki undang-undang khusus. Kami berharap hal ini bisa segera diwujudkan," katanya.
Acara tersebut menjadi momentum mempererat solidaritas lintas generasi sekaligus menyerukan perhatian negara terhadap hak-hak lansia sesuai amanat konstitusi. Dengan dukungan komunitas dan para donatur, LANTIP menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan kesejahteraan dan partisipasi aktif lansia dalam pembangunan sosial Indonesia.