Pondok Pesantren Lirboyo Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Ulama NU
Lirboyo, Kediri, Jawa Timur - Pondok pesantren Lirboyo siap menjadi tuan rumah pertemuan ulama dan kiai NU untuk membahas polemik di dalam internal organisasi PBNU. Hal ini disetujui oleh dua pengasuh utama pondok pesantren tersebut, yaitu KH Anwar Manshur dan KH Kafabihi Mahrus.
Dalam kesempatan yang dikonfirmasi Senin (24/11), Juru Bicara Pesantren Lirboyo, KH Oing Abdul Muid Shohib atau Gus Muid, mengatakan bahwa pondok pesantren tersebut bersedia menjadi tuan rumah karena pengetahuan dan restu pengasuh mereka. Kesepakatan ini didasarkan pada keprihatinan tentang kondisi NU saat ini.
Namun, Gus Muid belum mengetahui waktu pasti kapan pertemuan itu akan digelar. Ia hanya menyatakan bahwa jika sudah ada kata sepakat, maka silakan dijadwalkan. Pondok pesantren tersebut siap menjadi tuan rumah dan bersedia membahas polemik di internal PBNU.
Gus Muid juga menjelaskan bahwa ada dua syarat yang diajukan oleh pondok pesantren tersebut sebagai tuan rumah. Pertama, pertemuan harus dihadiri jajaran PBNU yang sedang berkonflik. Kedua, pertemuan itu harus mengundang para kiai-kiai sepuh yang masuk dalam jajaran Syuriyah PBNU, termasuk pengasuh pondok pesantren.
Rencana pertemuan ini sebelumnya diungkapkan oleh Ketum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. Ia berharap pertemuan itu bisa menjadi pembuka jalan keluar dari konflik di internal PBNU.
Konflik di internal PBNU terungkap usai beredar risalah rapat harian Syuriah PBNU yang memutuskan Gus Yahya harus mundur dari jabatan sebagai Ketum PBNU dalam waktu tiga hari. Jika tidak mengundurkan diri, Syuriah akan memberhentikannya.
Lirboyo, Kediri, Jawa Timur - Pondok pesantren Lirboyo siap menjadi tuan rumah pertemuan ulama dan kiai NU untuk membahas polemik di dalam internal organisasi PBNU. Hal ini disetujui oleh dua pengasuh utama pondok pesantren tersebut, yaitu KH Anwar Manshur dan KH Kafabihi Mahrus.
Dalam kesempatan yang dikonfirmasi Senin (24/11), Juru Bicara Pesantren Lirboyo, KH Oing Abdul Muid Shohib atau Gus Muid, mengatakan bahwa pondok pesantren tersebut bersedia menjadi tuan rumah karena pengetahuan dan restu pengasuh mereka. Kesepakatan ini didasarkan pada keprihatinan tentang kondisi NU saat ini.
Namun, Gus Muid belum mengetahui waktu pasti kapan pertemuan itu akan digelar. Ia hanya menyatakan bahwa jika sudah ada kata sepakat, maka silakan dijadwalkan. Pondok pesantren tersebut siap menjadi tuan rumah dan bersedia membahas polemik di internal PBNU.
Gus Muid juga menjelaskan bahwa ada dua syarat yang diajukan oleh pondok pesantren tersebut sebagai tuan rumah. Pertama, pertemuan harus dihadiri jajaran PBNU yang sedang berkonflik. Kedua, pertemuan itu harus mengundang para kiai-kiai sepuh yang masuk dalam jajaran Syuriyah PBNU, termasuk pengasuh pondok pesantren.
Rencana pertemuan ini sebelumnya diungkapkan oleh Ketum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. Ia berharap pertemuan itu bisa menjadi pembuka jalan keluar dari konflik di internal PBNU.
Konflik di internal PBNU terungkap usai beredar risalah rapat harian Syuriah PBNU yang memutuskan Gus Yahya harus mundur dari jabatan sebagai Ketum PBNU dalam waktu tiga hari. Jika tidak mengundurkan diri, Syuriah akan memberhentikannya.