ANJT, Perusahaan Jangka Pendekaran yang Muncul dari Jajahan ANZ, telah mencetak laba bersih sebesar Rp 237 miliar pada kuartal II tahun ini. Ini menandakan peningkatan laba sebesar 494,4 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Menurut Suhendra, Direktur Utama ANJT, penghematan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut di berbagai lini bisnis telah mencapai hasil yang optimal. Menurut Suhendra, laba ini menunjukkan bahwa ANJT mampu dan tangguh menghadapi segala tantangan.
ANJT juga menampilkan kenaikan pendapatan konsolidasian pada kuartal II tahun ini sebesar Rp 5,2 triliun. Angka ini naik 12 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Selain itu, ANJT berhasil memproduksi 399.808 ton Tandan Buah Segar (TBS) pada kuartal II tahun ini, meningkat 7,9 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Produksi pengolahan Minyak Kelapa Sawit Mentah (Crude Palm Oil/CPO) juga menunjukkan peningkatan 5,7 persen, yaitu 128.695 ton.
Meski demikian, Suhendra menyoroti bahwa harga CPO masih terlalu rendah dibandingkan produk substitusi sejenis seperti minyak kedelai hingga minyak sawit. Oleh karena itu, berpeluang untuk menjaga atau bahkan mengubah daya beli konsumen yang sebelumnya membeli minyak kelapa, minyak kacang tanah, dan minyak kedelai menjadi minyak sawit.
Kesuksesan ini menunjukkan bahwa ANJT telah melakukan strategi yang baik untuk mengoptimalkan operasional dan memanfaatkan peluang pasar di masa depan.
Menurut Suhendra, Direktur Utama ANJT, penghematan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut di berbagai lini bisnis telah mencapai hasil yang optimal. Menurut Suhendra, laba ini menunjukkan bahwa ANJT mampu dan tangguh menghadapi segala tantangan.
ANJT juga menampilkan kenaikan pendapatan konsolidasian pada kuartal II tahun ini sebesar Rp 5,2 triliun. Angka ini naik 12 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Selain itu, ANJT berhasil memproduksi 399.808 ton Tandan Buah Segar (TBS) pada kuartal II tahun ini, meningkat 7,9 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Produksi pengolahan Minyak Kelapa Sawit Mentah (Crude Palm Oil/CPO) juga menunjukkan peningkatan 5,7 persen, yaitu 128.695 ton.
Meski demikian, Suhendra menyoroti bahwa harga CPO masih terlalu rendah dibandingkan produk substitusi sejenis seperti minyak kedelai hingga minyak sawit. Oleh karena itu, berpeluang untuk menjaga atau bahkan mengubah daya beli konsumen yang sebelumnya membeli minyak kelapa, minyak kacang tanah, dan minyak kedelai menjadi minyak sawit.
Kesuksesan ini menunjukkan bahwa ANJT telah melakukan strategi yang baik untuk mengoptimalkan operasional dan memanfaatkan peluang pasar di masa depan.