KSAD Sebut Pelatihan Personel Terkait MBG Dibiayai Singapura

Singapura Menanggung Pembiayaan Pelatihan Pengelolaan Makan Bergizi bagi Personel TNI AD

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Tni Maruli Simanjuntak, mengatakan bahwa pihak militer Singapura menanggung semua pembiayaan pelatihan pengelolaan makan bergizi yang diikuti oleh Personel TNI AD. Menurutnya, pembiayaan tersebut mencakup ongkos, akomodasi, dan lain-lain.

Pelatihan ini merupakan hasil dari pembicaraan antara dirinya dengan KSAD Singapura pada Juli 2025 lalu. Maruli menjelaskan bahwa pelatihan yang dijalani anggota TNI AD di Singapura merupakan buah dari kerja sama tersebut dan dianggap sangat penting untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan makan bergizi.

Negara Singapore dipilih karena sudah memiliki program penyediaan makanan bergizi yang matang. Selama pelatihan, 26 prajurit TNI AD, empat anggota Persit Kartika Chandra Kirana, tiga pendamping militer, dan satu peninjau mengikuti latihan pengelolaan makanan bergizi di Army Combat Service Support Command, Singapura. Mereka mempelajari hal-hal seperti persiapan makanan, keamanan makanan, nutrisi makanan, dan teknologi makanan.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para perwakilan TNI AD dapat mengambil ilmu yang banyak dan diimplementasikan dalam pengelolaan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang dikelola oleh TNI AD. Maruli berharap bahwa kehadiran ibu-ibu dengan latar belakang Gizi dapat membantu meningkatkan kualitas pengelolaan dapur dan membuatnya lebih baik untuk perwakilan TNI AD.
 
Wow, serius kayak gini? Singapura mau buat pelatihan pengelolaan makan bergizi bagi prajurit TNI AD, gini macam penting banget! Maruli jujur, pilihan pihaknya yang memilih Singapore karena sudah punya program yang bagus, makanya paham sih. Lalu, diharapkan ilmu2 dari pelatihan ini bisa diterapkan di dapur SPPG, bisa jadi makin baik aja nanti! 😊
 
Aku pikir ini lumayan wajar sih, kalau TNI AD mau fokus pada pentingnya makan bergizi, tapi harus ke Singapore aja buat pelatihan... Indonesia punya banyak expert di bidang gizi ya, tapi kapan aja kita bisa belajar dari mereka? 🤔
 
Gue pikir Singapura itu bikin negara lain bikin biaya, nggak ada masalah sama sekali. Kalau ingin pelatihan gini, negara harus bayarnya sendiri, bukan dipikul orang lain. Gue rasa KSAD yang bilang demikian itu tidak berani memberitahu orang, tapi siapa tau gue salah.
 
Pelatihan makan bergizi yang diadakan di Singapura, tapi siapa nanti yang bayar? Belum ada jawaban dari pihak TNI AD tentang siapa nanti bertanggung jawab atas biaya pelatihan itu. Mungkin saja ini hanya cari alasan untuk memperluas kehadiran mereka di negara lain. Dan apa gunanya punya program makanan bergizi jika tidak ada pengawasan? Siap-siap kena dugaan!
 
Gue pikir ini seru banget, gue suka dengerin tentang pelatihan makan bergizi buat TNI AD di Singapura 😊. Jadi jangan heran kalau mereka dipanggil ke sana, sebenarnya ada tujuan yang penting dari pelatihan itu, yaitu meningkatkan kemampuan pengelolaan makan bergizi. Gue rasa ini juga serupa dengan apa yang gue lakukan di sekolah, gue selalu berusaha memastikan bahwa pasien kami mendapatkan makanan bergizi yang tepat, jadi pelatihan ini pasti sangat berguna untuk para perwakilan TNI AD 👍.
 
Kasus ini memang kayaknya nggak enak nih... 26 prajurit TNI AD harus ke Singapura biayanya nggak ada ganti, kayaknya makin beban bagi negara kita sendiri... tapi kalau punya kemampuan untuk mengelola makanan bergizi, itu masih bagus kan?
 
Pembiayaan pelatihan pengelolaan makan bergizi di Singapura itu benar-benar memperkaya keterampilan para prajurit TNI AD ya! Saya senang melihat bahwa pihak militer Singapura mau berbagi pengetahuan dan teknologi dengan kita. Semoga pelatihan ini bisa membawa dampak yang positif bagi pengelolaan dapur di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) TNI AD! 🙏💚
 
Aku pikir pihak TNI AD harus terus mengembangkan kemampuan pengelolaan makan bergizi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) kalian, biar dapur kalian bisa memberikan gizi yang seimbang dan tentu saja tidak perlu lagi konflik dengan ibu-ibu yang sudah memiliki pengetahuan tentang nutrition. Singapura ini memang sudah punya program yang bagus, jadi kita harus belajar dari mereka ya! 🤔💡
 
Pembiayaan pelatihan pengelolaan makan bergizi itu kayaknya penting banget ya, kalau nggak sih kita mungkin akan ketinggalan zaman deh 🤦‍♂️. Singapura kayaknya udah punya program yang matang banget, jadi gampang juga buat TNI AD ikuti pelatihan di sana. Aku senang sekali kalau KSAD Singapura dan KSAD kita bisa kerja sama, itu bukti bahwa kita bisa bekerja sama dengan negara lain untuk meningkatkan kemampuan kita 💼. Dan aku penasaran sih bagaimana ibu-ibu dengan latar belakang Gizi akan berkontribusi pada pengelolaan dapur TNI AD, itu kayaknya akan sangat bermanfaat deh 🙏.
 
Gue pikir ini salah satu contoh bagus kalau kita Indonesia bisa berbagi ilmu dengan negara lain, tapi gue juga penasaran kenapa Singapura harus menanggung biaya itu aja, sih? 🤔 Apalagi kalau kita Indonesia punya program yang sama kayaknya bisa dimanfaatkan juga, contohnya aja sih program Pusdatkes. Berdasarkan data gue, Singapore spend sekitar 0,5% dari anggaran mereka untuk program keselamatan dan keamanan, sedangkan Pusdatkes Indonesia spend sekitar 1,3% dari anggaran kesehatan kita 📊. Gue rasa biaya itu tidaklah terlalu besar kalau kita bisa mengeksplorasi opsi lainnya juga 🤔
 
kembali
Top