Pemerintah Myanmar melancarkan operasi besar-besaran untuk menggerebekan kompleks penipuan daring terbesar di negara itu, KK Park. Operasi tersebut berlangsung sejak awal September dan berujung pada penangkapan lebih dari 2.000 orang dari dalam kawasan yang dikenal sebagai pusat kejahatan siber lintas negara.
KK Park menjalankan berbagai modus penipuan, mulai dari romansa palsu, investasi fiktif hingga manipulasi perdagangan kripto. Sebagian besar pekerja di dalam kompleks direkrut dari luar negeri dengan janji pekerjaan bergaji tinggi. Namun setibanya di Myanmar, mereka justru disandera, disiksa dan dipaksa melakukan penipuan terhadap target di berbagai negara.
Junta militer Myanmar mengatakan bahwa operasi ini merupakan bagian dari upaya sistematis untuk menumpas jaringan penipuan daring internasional yang menipu ribuan korban di seluruh dunia. Juru bicara junta, Mayor Jenderal Zaw Min Tun, menyatakan bahwa penggerebekan juga menemukan indikasi keterlibatan kelompok bersenjata etnis Karen dalam pengelolaan KK Park.
Namun kelompok etnis Karen membantah keras tuduhan tersebut. Mereka menyatakan tidak memiliki keterlibatan dalam kegiatan kriminal apa pun dan menuding junta berusaha mengalihkan perhatian dari kegagalan pemerintahannya dalam menertibkan kawasan perbatasan.
Operasi ini dilakukan di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap jaringan penipuan daring di Asia Tenggara. Hanya beberapa hari sebelumnya, Amerika Serikat dan Inggris menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah pelaku kejahatan siber asal Kamboja, sementara pemimpin jaringan tersebut telah didakwa di pengadilan federal New York.
Penggerebekan di KK Park menambah daftar panjang operasi lintas batas terhadap jaringan kejahatan daring di Asia Tenggara. Awal tahun ini, kerja sama antara pemerintah Myanmar dan Thailand dengan dukungan otoritas China berhasil membebaskan ribuan korban dari kompleks penipuan serupa di kawasan perbatasan.
Operasi terhadap KK Park juga menunjukkan penggunaan terminal internet satelit Starlink dalam menjalankan operasi penipuan. Meski layanan milik perusahaan milik Elon Musk itu tidak memiliki izin beroperasi di Myanmar, aparat menemukan puluhan perangkat Starlink yang digunakan untuk mengakses jaringan global.
Dalam perkembangan terbaru, SpaceX telah memutus layanan terhadap lebih dari 2.500 perangkat Starlink yang digunakan di pusat penipuan Myanmar tersebut.
KK Park menjalankan berbagai modus penipuan, mulai dari romansa palsu, investasi fiktif hingga manipulasi perdagangan kripto. Sebagian besar pekerja di dalam kompleks direkrut dari luar negeri dengan janji pekerjaan bergaji tinggi. Namun setibanya di Myanmar, mereka justru disandera, disiksa dan dipaksa melakukan penipuan terhadap target di berbagai negara.
Junta militer Myanmar mengatakan bahwa operasi ini merupakan bagian dari upaya sistematis untuk menumpas jaringan penipuan daring internasional yang menipu ribuan korban di seluruh dunia. Juru bicara junta, Mayor Jenderal Zaw Min Tun, menyatakan bahwa penggerebekan juga menemukan indikasi keterlibatan kelompok bersenjata etnis Karen dalam pengelolaan KK Park.
Namun kelompok etnis Karen membantah keras tuduhan tersebut. Mereka menyatakan tidak memiliki keterlibatan dalam kegiatan kriminal apa pun dan menuding junta berusaha mengalihkan perhatian dari kegagalan pemerintahannya dalam menertibkan kawasan perbatasan.
Operasi ini dilakukan di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap jaringan penipuan daring di Asia Tenggara. Hanya beberapa hari sebelumnya, Amerika Serikat dan Inggris menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah pelaku kejahatan siber asal Kamboja, sementara pemimpin jaringan tersebut telah didakwa di pengadilan federal New York.
Penggerebekan di KK Park menambah daftar panjang operasi lintas batas terhadap jaringan kejahatan daring di Asia Tenggara. Awal tahun ini, kerja sama antara pemerintah Myanmar dan Thailand dengan dukungan otoritas China berhasil membebaskan ribuan korban dari kompleks penipuan serupa di kawasan perbatasan.
Operasi terhadap KK Park juga menunjukkan penggunaan terminal internet satelit Starlink dalam menjalankan operasi penipuan. Meski layanan milik perusahaan milik Elon Musk itu tidak memiliki izin beroperasi di Myanmar, aparat menemukan puluhan perangkat Starlink yang digunakan untuk mengakses jaringan global.
Dalam perkembangan terbaru, SpaceX telah memutus layanan terhadap lebih dari 2.500 perangkat Starlink yang digunakan di pusat penipuan Myanmar tersebut.