Meninggal Dunia Calon Praja IPDN, Apa yang Terjadi?
Sebuah kejadian yang sangat mengejutkan dan menyedihkan terjadi di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Bandung. Calon praja asal Maluku Utara, Maulana Izzat, meninggal dunia pada Rabu kemarin malam sekitar pukul 23.50 WIB. Menurut Wakil Rektor Bidang Administrasi IPDN, Arief M. Edie, tidak ada unsur kekerasan dalam meninggalnya Maulana.
Arief mengatakan bahwa Maulana meninggal setelah melakukan apel malam rutin yang dimulai pukul 22.00. Setelah apel selesai, Izzat mengeluh lemas dan petugas yang berjaga langsung memberikan pertolongan pertama. Kemudian, almarhum dibawa ke Klinik Kesehatan untuk pemeriksaan awal, kemudian ke RS Unpad, dan akhirnya dirujuk ke RSHS untuk pemulasaraan.
Hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa Maulana meninggal karena henti detak jantung. Menurut Arief, hasil pemeriksaan tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan ekstrem maupun penyakit bawaan. Jenazah Maulana telah dipulangkan ke Maluku Utara dan dimakamkan pada keesokan paginya.
Arief juga mengatakan bahwa kegiatan diksar IPDN, yang berlangsung selama dua minggu, hanya berfokus pada latihan Peraturan Baris Berbaris (PBB) dan tidak ada aktivitas lari-lari berlebihan. Ia menegaskan bahwa tidak ada permintaan visum maupun autopsi dari pihak keluarga meski IPDN telah menawarkan.
IPDN juga memberikan santunan kepada keluarga Maulana sebagai bentuk tanggung jawab sosial lembaga. Jenazah Izzat diantar langsung ke rumah duka sesuai permintaan orang tua, dan proses pemakaman sudah selesai.
Arief membantah keras tudingan kekerasan dalam kegiatan diksar IPDN, menuduh bahwa calon praja belum memiliki interaksi sama sekali dengan senior, sehingga tidak mungkin ada kontak fisik. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Kami menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga Maulana dan berharap agar Izzat dapat terus menjadi contoh bagi semua calon praja untuk menjaga kesehatan dan tidak memaksakan diri.
Sebuah kejadian yang sangat mengejutkan dan menyedihkan terjadi di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Bandung. Calon praja asal Maluku Utara, Maulana Izzat, meninggal dunia pada Rabu kemarin malam sekitar pukul 23.50 WIB. Menurut Wakil Rektor Bidang Administrasi IPDN, Arief M. Edie, tidak ada unsur kekerasan dalam meninggalnya Maulana.
Arief mengatakan bahwa Maulana meninggal setelah melakukan apel malam rutin yang dimulai pukul 22.00. Setelah apel selesai, Izzat mengeluh lemas dan petugas yang berjaga langsung memberikan pertolongan pertama. Kemudian, almarhum dibawa ke Klinik Kesehatan untuk pemeriksaan awal, kemudian ke RS Unpad, dan akhirnya dirujuk ke RSHS untuk pemulasaraan.
Hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa Maulana meninggal karena henti detak jantung. Menurut Arief, hasil pemeriksaan tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan ekstrem maupun penyakit bawaan. Jenazah Maulana telah dipulangkan ke Maluku Utara dan dimakamkan pada keesokan paginya.
Arief juga mengatakan bahwa kegiatan diksar IPDN, yang berlangsung selama dua minggu, hanya berfokus pada latihan Peraturan Baris Berbaris (PBB) dan tidak ada aktivitas lari-lari berlebihan. Ia menegaskan bahwa tidak ada permintaan visum maupun autopsi dari pihak keluarga meski IPDN telah menawarkan.
IPDN juga memberikan santunan kepada keluarga Maulana sebagai bentuk tanggung jawab sosial lembaga. Jenazah Izzat diantar langsung ke rumah duka sesuai permintaan orang tua, dan proses pemakaman sudah selesai.
Arief membantah keras tudingan kekerasan dalam kegiatan diksar IPDN, menuduh bahwa calon praja belum memiliki interaksi sama sekali dengan senior, sehingga tidak mungkin ada kontak fisik. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Kami menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga Maulana dan berharap agar Izzat dapat terus menjadi contoh bagi semua calon praja untuk menjaga kesehatan dan tidak memaksakan diri.