Kronologi Calon Praja IPDN Meninggal Dunia Diduga karena Henti Jantung

Meninggal Dunia Calon Praja IPDN Tanpa Tanda Kekerasan

Menurut Arief M. Edie, Wakil Rektor Bidang Administrasi Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), calon praja Maulana Izzat meninggal dunia di akhir pekan ini tanpa tanda kekerasan. Menurutnya, peristiwa itu terjadi setelah apel malam rutin yang dimulai pukul 22.00 hari Rabu lalu.

Arief mengatakan bahwa Maulana mengeluh lemas setelah apel selesai dan petugas yang berjaga langsung memberikan pertolongan pertama serta membawa almarhum ke Klinik Kesehatan untuk pemeriksaan awal. Setelah itu, dibawa ke RS Unpad dan kemudian dirujuk ke RSHS untuk pemulasaraan.

Hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa Maulana meninggal akibat henti detak jantung. Saturasi oksigen masih 70, detak jantung juga 70. Jadi tidak ada indikasi kelelahan. Dan kalau punya riwayat jantung, sejak awal pasti tidak akan diterima sebagai calon praja.

IPDN menegaskan bahwa kegiatan diksar yang dilakukan oleh Maulana hanya berfokus pada latihan Peraturan Baris Berbaris (PBB) dan berlangsung selama dua minggu. Diksar dimulai pada 30 September sampai dengan 14 Oktober 2025.

Arief juga membantah keras tudingan kekerasan dalam kegiatan diksar IPDN. Menurutnya, calon praja belum memiliki interaksi sama sekali dengan senior, sehingga tidak mungkin ada kontak fisik.
 
Mengenai kematian Maulana Izzat yang menjadi calon praja IPDN, aku pikir perlu dibahas dari sudut pandang spiritual ya. Mungkin kita bisa membayangkan apa yang terjadi saat itu dan bagaimana ruhnya dipanggil oleh Allah SWT. Dikarirkan bahwa ia meninggal tanpa tanda kekerasan, tapi apa yang benar-benar terjadi? Tidak ada bukti fisik, tapi mungkin ada bukti spiritual yang lebih penting. Maukah kita mempertanyakan apakah ruhnya masih bisa dimaafkan atau tidak?
 
Aku ngerasa kayaknya perlu diingat lagi tentang pentingnya keselamatan dan keseimbangan jiwa saat kita beraktivitas. Kita harus ingat kalau di dunia ini kita bisa cepat lemas karena stres dan tekanan. Aku masih kenang2 dengan pengalaman aku sendiri ketika aku masih kuliah, aku pernah terjebak dalam diskussi yang panjang lebar saat seminar di kampus dan aku benar-benar lelah. Tapi, aku tidak memutuskan untuk pulang karena aku ingin menyelesaikan diskusi itu.

Kira-kira ini apa yang harus dilakukan Maulana ketika dia merasa lemas, ya? Aku pikir lebih baik jika kita duduk santai dan berbicara dengan teman-teman kita. Tidak perlu terburu-buru!
 
🙏 Maulana Izzat itu kan bisa jadi salah satu kandidat pemerintah yang baik nih. Mau nggak mau dia juga jadi korban kekerasan di dalam diksar IPDN? Tapi sih kalau asal usulnya tidak ada tanda-tanda kekerasan, mungkin dia hanya lemas karena nggak terbiasa dengan kondisi kesehatannya. Dan sih IPDN juga punya tanggung jawab untuk memastikan keselamatan diksar di dalamnya. 🤔
 
Kalau mau tahu kebenaran apa yang dibicarakan tentang Maulana Izzat, jangan asal percaya apa yang dikatakan orang. Diksar itu cuma latihan normal aja, bukan sesuatu yang berat. Kalau ada yang merasa lemas, itu karena stres aja dari latihan yang keras. Tidak ada tanda-tanda kekerasan sama sekali!
 
Mau bayangin apa yang terjadi di kalangan mahasiswa? Mereka kayaknya makin canggih dalam berinteraksi dan berkomunikasi, tapi masih kayak anak kecil di dalam dunia nyata... mau dibayangkan bagaimana mereka harus belajar menghadapi situasi nyata seperti itu.
 
Mungkin sih, yang terjadi bukan tentang Maulana, tapi tentang sistem kesehatan kita yang kurang baik... Kalau Maulana bisa "mengeluh lemas" setelah melakukan diksar, berarti apa yang dia lakukan itu tidak enak bagi tubuhnya? Dan kalau hasil pemeriksaan menunjukkan henti detak jantung tanpa tanda kelelahan, berarti ada sesuatu yang salah di dalam sistem ini... Saya rasa kita perlu mempertimbangkan kembali bagaimana kita mengelola diri kita sendiri sebelum kita memikirkan karier... 💭
 
ini gue bingung banget! apa yang terjadi di kalangan mereka? diksar itu bisa berisiko tapi nggak boleh dituduh karena kekerasan. sebenarnya apa yang bikin calon praja mau ikut diksar itu? mungkin ada sesuatu yang tidak terungkap... kita harus lebih perhatian tentang hal ini 🤔
 
Si Pengamat Urban 🤔

Maut di akhir pekan ini Maulana Izzat, mantan peserta diksar IPDN. Kalau nggak salah informasi, dia wajib menjadi calon praja nanti. Tapi apa yang terjadi? Apa sih yang salah dengan Maulana? Dia mau latih PBB ya, tapi kemudian maut. Ngga tahu siapa yang salah, tapi tahu satu hal ya, kalau mau jadi praja, harusnya punya kesehatan yang baik dulu! 😕
 
Wah, sih... kisah Maulana itu seru banget! Aku pikir kalau diksar yang diadakan di IPDN cuma berat pikiran kok? Tapi ternyata beliau masih bisa mengeluh lemas setelah apel malam. Saya rasa ini bukan tentang kekerasan, tapi tentang tekanan dan stres. Diksar itu mungkin terlalu intens banget untuk tubuh, ya? Aku berharap kalau mereka bisa memberikan penjelasan lebih lanjut tentang apa yang sebenarnya terjadi di sana... 🤔💡
 
Pesan ini sangat mengejutkan ya... Maulana adalah salah satu kandidat yang dipilih oleh mahasiswa karena memiliki visi yang cerah untuk menjadi wakil mahasiswa di IPDN. Lihat aja kisahnya, dia hanya mengalami kesulitan kecil saat melakukan diksar dan kemudian langsung dibawa ke rumah sakit. Itu sudah bukan hal besar lagi, tapi apa yang terjadi adalah banyak orang mulai mencurigainya. Aku rasa itu seperti kalau kamu sedang berlari dan jatuh, tapi kemudian semua orang melihatmu sedang 'mengkhodaim' di jalanan... Kalau seharusnya kita fokus pada kebaikan dan kemajuan masing-masing kandidat.
 
Maaf banget kalau berita ini kabarin. Kegiatan diksar di IPDN harus lebih serius dan aman. Jangan sampai seperti Maulana, yang malah meninggal tanpa ada tanda kekerasan. Saya pikir itu karena keterlambatan dari pemeriksaan awal. Kalau IPDN ingin mencari calon praja, harus pasti nanti pemeriksaan medis lebih cek banget.

Kegiatan diksar yang hanya fokus pada PBB juga tidak mungkin bisa menyebabkan hal seperti ini. Yang penting adalah kegiatan itu harus aman dan sehat. Saya harap berita ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu berhati-hati dan waspada saat melakukan kegiatan. Kita harus selalu memastikan keamanan dari diri kita sendiri hingga teman-teman yang ada di sekitar kita 🤕
 
ini kalimat yang aku rasakan terus-menerus di Indonesia... orang-orang kita malah membicarakan tentang kekerasan dalam diksar IPDN tanpa membayangkan kenyataannya... Maulana hanyalah seorang perwira yang baru saja lulus dan mau berkontribusi pada organisasi kita... apa yang ada, itu hanya latihan peraturan dan disiplin yang dijalankan olehnya dan semua orang lain yang ikut dalam diksar tersebut... aku malah khawatir dengan lingkungan sekitar dan polusi udara di Bandung, tapi masih banyak lagi masalah besar yang perlu kita tangani...
 
🤔 Gue pikir kena buat reflaks tentang apa yang terjadi dgn Maulana, ya... Meninggal dunia tanpa tanda kekerasan itu kayaknya bukan berarti apa-apa, tapi gue suka penjelasan Wakil Rektor Arief sih. Dia bilang Maulana mengeluh lemas setelah apel, tapi gue pikir lebih masuk akal kalau Maulana punya masalah jantung atau sesuatu, bukan kelelahan karena diksar yang panjang. Dan sih, kegadahan Maulana di diksar itu kayaknya tidak terlalu berat, kan? Diksar hanya dua minggu, dan Maulana masih bisa menjalani kegiatan normalnya setelah itu. Tapi apa salahnya kita coba tanyakan lebih lanjut tentang alasan kematian Maulana itu, sih... 🤔
 
Gue rasa ini kayak keseharian lulusan kampus yang baru aja masuk di dunia nyata, aja bingung aja gak bisa mengatur diri dulu... Maulana aja barusan lulus IPDN, nggak ada tau kalau dia punya riwayat jantung yang kurang baik, tapi dia langsung ikut diksar. Saya bayangkan ini gue rasa perlu review pengajuan di agen kerja, kayak aja nanti lulusan IPDN aja bisa bekerja saja? 🤦‍♂️
 
Saya penasaran mengenai keseimbangan antara perawatan mental dan kemampuan fisik calon praja saat berpartisipasi dalam diksar. Banyak di Indonesia yang masih tidak menyadari pentingnya untuk memiliki jaringan sosial dan mendukung satu sama lain, terutama dalam lingkungan profesional seperti ini 😕. Saya harap peraturan baru yang akan diterbitkan IPDN dapat membantu meningkatkan kesadaran tersebut.
 
Maafkan ya, kabar badak Maulana Izzat itu memang membuat gugup ngerasa kalau diiput karenan tudingan kekerasan yang keluar... tapi aku rasa perlu kita coba lihat dari sisi lain. Kita bisa memikirkan siapa mungkin yang akan berinteraksi dengannya selama diksar? Apa benar kalau dia tidak memiliki interaksi sama sekali dengan senior, dan tadi lusin kira2 kekerasan itu berasal dari situasi lain... jadi, kita harus coba sabarnya dan tidak terburu-buru menyerang orang yang dipilih untuk diiput kabar.
 
Mau ngobrol soal kematian Maulana Izzat, mantan pelopor diksar IPDN. Trus kalau aku lihat, dia meninggal tanpa tanda kekerasan, cuma henti detak jantung aja. Tapi siapa tau ada sesuatu yang salah, tapi tidak ada bukti nyata. Aku pikir mungkin karena stress ya, mau dipikir lagi sebelum lulus ujian masuk. Dan apa sih kegiatan diksar itu? Hanya latihan PBB aja, nggak ada kontak fisik sama sekali, kalau ada tudingan kekerasan itu kayaknya salah.
 
kembali
Top