Teman-teman, hari ini kita membahas tentang kritik mantan Wakapolri Nanan Soekarna terhadap struktur Polri. Nanan, yang pernah menjabat sebagai Komisaris Jenderal Purnabakti, mengatakan bahwa struktur jabatan di Polri saat ini terlalu besar dan tidak efisien.
Menurut Nanan, pada masa lalunya ketika dia belajar di Sespim dan PTIK, Polri dianggap miskin struktur tetapi kaya fungsi. Namun, sekarang kontradiktinya justru terbalik. "Strukturnya besar, jadi enggak efisien," kata Nanan.
Nanan mengatakan bahwa seharusnya Polri memiliki struktur jabatan yang tidak terlalu besar tetapi memiliki fungsi yang besar dan berdampak bagi masyarakat. Ia menduga bahwa besarnya struktur jabatan Polri terkait dengan besarnya struktur kabinet pemerintahan saat ini.
Untuk melakukan reformasi, Nanan mengatakan bahwa tidak cukup hanya mengganti struktur jabatan. Aspek kultural juga harus disebutnya berperan penting dalam mewujudkan reformasi Polri. Oleh karena itu, untuk mewujudkan reformasi di tubuh Polri, tidak cukup hanya dengan mengganti struktur jabatan.
Nanan juga menekankan pentingnya mengedepankan kultur di Polri. "Reformasi sejati bukan mengganti struktur, tetapi menghidupkan kultur yang sudah ada di Tribrata, Catur Prasetya, Kode Etik Polri," kata dia.
Selain itu, Nanan juga menekankan pentingnya integritas di kalangan anggota kepolisian. "Integritas adalah jembatan antara kebenaran dan kepercayaan," tutupnya.
Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa reformasi Polri tidak hanya tentang mengganti struktur jabatan tetapi juga tentang menghidupkan kultur yang baik dan meningkatkan integritas di kalangan anggota kepolisian.
Menurut Nanan, pada masa lalunya ketika dia belajar di Sespim dan PTIK, Polri dianggap miskin struktur tetapi kaya fungsi. Namun, sekarang kontradiktinya justru terbalik. "Strukturnya besar, jadi enggak efisien," kata Nanan.
Nanan mengatakan bahwa seharusnya Polri memiliki struktur jabatan yang tidak terlalu besar tetapi memiliki fungsi yang besar dan berdampak bagi masyarakat. Ia menduga bahwa besarnya struktur jabatan Polri terkait dengan besarnya struktur kabinet pemerintahan saat ini.
Untuk melakukan reformasi, Nanan mengatakan bahwa tidak cukup hanya mengganti struktur jabatan. Aspek kultural juga harus disebutnya berperan penting dalam mewujudkan reformasi Polri. Oleh karena itu, untuk mewujudkan reformasi di tubuh Polri, tidak cukup hanya dengan mengganti struktur jabatan.
Nanan juga menekankan pentingnya mengedepankan kultur di Polri. "Reformasi sejati bukan mengganti struktur, tetapi menghidupkan kultur yang sudah ada di Tribrata, Catur Prasetya, Kode Etik Polri," kata dia.
Selain itu, Nanan juga menekankan pentingnya integritas di kalangan anggota kepolisian. "Integritas adalah jembatan antara kebenaran dan kepercayaan," tutupnya.
Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa reformasi Polri tidak hanya tentang mengganti struktur jabatan tetapi juga tentang menghidupkan kultur yang baik dan meningkatkan integritas di kalangan anggota kepolisian.