KP2MI Gandeng Kepala Daerah, Wujudkan Pekerja Migran Berkualitas
Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) telah menandatangani memorandum of understanding (MOU) dengan kepala daerah di Maluku, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara untuk mewujudkan peningkatan kemampuan calon pekerja migran Indonesia. Tujuan dari kerja sama ini adalah memperkuat perlindungan terhadap pekerja migran dan menciptakan lapangan kerja berkualitas di luar negeri.
Menurut Menteri P2MI, Mukhtarudin, kegiatan ini dilakukan untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan. "Presiden memiliki dua arahan utama, yaitu perlindungan menyeluruh dan paradigma penempatan bergeser dari low skill ke middle dan high skill," kata Mukhtarudin.
Indonesia sedang menuju puncak bonus demografi pada 2030, tetapi banyak negara maju yang mengalami aging population. Mukhtarudin berharap dapat menempatkan 500 ribu pekerja migran Indonesia berkualitas, dengan target 300 ribu untuk lulusan SMK dan 200 ribu untuk masyarakat umum.
KP2MI telah menyiapkan program pelatihan vokasi intensif dan "Kelas Migran" yang akan dibuka di daerah-daerah tersebut. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan calon pekerja migran dan memperkuat perlindungan terhadap mereka.
Namun, masih banyak ditemukan adanya pekerja migran asal daerah-daerah yang tertipu dengan rayuan bekerja di luar negeri. Mukhtarudin menekankan pentingnya pencegahan dan perlindungan calon PMI oleh kepala daerah sebagai lini pemerintah di tingkat bawah.
"Orang masuk ke desa-desa merayu, menipu, dibawa dengan gaji besar, tahu-tahu dikerjakan hal-hal yang tidak benar," ungkap Mukhtarudin.
Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) telah menandatangani memorandum of understanding (MOU) dengan kepala daerah di Maluku, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara untuk mewujudkan peningkatan kemampuan calon pekerja migran Indonesia. Tujuan dari kerja sama ini adalah memperkuat perlindungan terhadap pekerja migran dan menciptakan lapangan kerja berkualitas di luar negeri.
Menurut Menteri P2MI, Mukhtarudin, kegiatan ini dilakukan untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan. "Presiden memiliki dua arahan utama, yaitu perlindungan menyeluruh dan paradigma penempatan bergeser dari low skill ke middle dan high skill," kata Mukhtarudin.
Indonesia sedang menuju puncak bonus demografi pada 2030, tetapi banyak negara maju yang mengalami aging population. Mukhtarudin berharap dapat menempatkan 500 ribu pekerja migran Indonesia berkualitas, dengan target 300 ribu untuk lulusan SMK dan 200 ribu untuk masyarakat umum.
KP2MI telah menyiapkan program pelatihan vokasi intensif dan "Kelas Migran" yang akan dibuka di daerah-daerah tersebut. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan calon pekerja migran dan memperkuat perlindungan terhadap mereka.
Namun, masih banyak ditemukan adanya pekerja migran asal daerah-daerah yang tertipu dengan rayuan bekerja di luar negeri. Mukhtarudin menekankan pentingnya pencegahan dan perlindungan calon PMI oleh kepala daerah sebagai lini pemerintah di tingkat bawah.
"Orang masuk ke desa-desa merayu, menipu, dibawa dengan gaji besar, tahu-tahu dikerjakan hal-hal yang tidak benar," ungkap Mukhtarudin.