Kota Bandung mengalami darurat sampah kembali. Sampah yang sudah menumpuk hingga 4.000 ton mulai terlihat di sekitar pusat Kota Bandung, seperti di tempat pembuangan sementara Budhi, Jalan Amir Mahmud, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo.
Plastik hitam, sisa makanan, dan limbah rumah tangga menjulang hingga badan jalan. Warga terpaksa menghirup bau menyengat tiap melintas di Jalan Amir Mahmud. Menurut Eni, warga sekitar, kondisi seperti ini sudah dirasakan lebih dari sepaksa hari.
"Iya, saya setiap hari lewat sini sambil jalan, soalnya nganter anak sekolah. Tiap lewat pasti harus tutup hidung, soalnya bau banget," ungkap Eni kepada kontributor Tirto.id di lokasi tersebut.
Sampah sampai meluber ke badan jalan dan menyentuh pembatas dan trotoar. Kondisi ini menyebabkan penumpukan sampah sekitar 4.000 ton, yang meningkat akibat pengurangan jatah buang sampah dari 1.200 ton menjadi 981 ton per hari.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Salman Faruq, mengatakan bahwa kondisi ini menyebabkan penumpukan sampah secara signifikan. "Saat ini estimasi penumpukan sudah mencapai 4.000 ton, dan akan terus bertambah kalau tidak ada upaya apapun," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi kondisi ini, pihaknya tengah berupaya memperkuat peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pengurangan sampah dari sumbernya. Mereka juga akan mencari lahan di tingkat RW dan kelurahan untuk dijadikan tempat pengolahan sampah organik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Darto, tidak menampik kondisi darurat serta penumpukan sampah yang saat ini terjadi. Menurutnya, sekian ton sampah yang menumpuk tersebut berasal dari sampah-sampah sisa pengolahan.
Plastik hitam, sisa makanan, dan limbah rumah tangga menjulang hingga badan jalan. Warga terpaksa menghirup bau menyengat tiap melintas di Jalan Amir Mahmud. Menurut Eni, warga sekitar, kondisi seperti ini sudah dirasakan lebih dari sepaksa hari.
"Iya, saya setiap hari lewat sini sambil jalan, soalnya nganter anak sekolah. Tiap lewat pasti harus tutup hidung, soalnya bau banget," ungkap Eni kepada kontributor Tirto.id di lokasi tersebut.
Sampah sampai meluber ke badan jalan dan menyentuh pembatas dan trotoar. Kondisi ini menyebabkan penumpukan sampah sekitar 4.000 ton, yang meningkat akibat pengurangan jatah buang sampah dari 1.200 ton menjadi 981 ton per hari.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Salman Faruq, mengatakan bahwa kondisi ini menyebabkan penumpukan sampah secara signifikan. "Saat ini estimasi penumpukan sudah mencapai 4.000 ton, dan akan terus bertambah kalau tidak ada upaya apapun," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi kondisi ini, pihaknya tengah berupaya memperkuat peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pengurangan sampah dari sumbernya. Mereka juga akan mencari lahan di tingkat RW dan kelurahan untuk dijadikan tempat pengolahan sampah organik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Darto, tidak menampik kondisi darurat serta penumpukan sampah yang saat ini terjadi. Menurutnya, sekian ton sampah yang menumpuk tersebut berasal dari sampah-sampah sisa pengolahan.
. Mau ngantar anak ke sekolah, tapi harus tutup hidung sama bau nih 
. Gak ngerti sih bagaimana caranya mengantisipasi hal ini, kayaknya perlu ada upaya yang lebih intensif dari pemerintah dan masyarakat. Sampah organik di RW dan kelurahan itu wajib jadi prioritas 
. Dan gak bisa salah, sekian ton sampah itu berasal dari sisa pengolahan, kayaknya harus ada konsep baru tentang pengelolaan sampah yang lebih baik 
. Gini aja, kita butuh kesadaran dan partisipasi dari masyarakat untuk mengatasi masalah ini, biar kota Bandung bisa jadi tempat yang bersih dan sehat lagi 
.
, siapa tahu nanti bumi kita udh habis sampah 
... tapi aku juga rasa kalau pemerintah dan kota bandung harus fokus utama memperkuat sistem pengelolaan sampah dari sumbernya 
, kan kita semua udh tanggung jawabnya untuk menjaga lingkungan hidup... tapi aku juga rasa pemerintah kota bandung harus cari lahan yang lebih strategis dan efisien untuk pengolahan sampah, kalau tidak ada lahan yang cukup, maka biar lah kita fokus utama memperkuat sistem pengelolaan sampah dari sumbernya... tapi aku juga rasa ini semua udh terlalu panjang, apa salah lagi? 
Kita harus fokus pada pengelolaan sampah organik dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Aku rasa kita perlu membuat kampanye yang lebih agresif agar warga bisa mengubah perilaku mereka. Kita juga perlu memperluas fasilitas pengolahan sampah di seluruh kota sehingga tidak ada area tertentu yang menjadi tempat penumpukan sampah. 
Mereka sini already harusnya punya sistem pengelolaan sampah yang lebih baik, tapi malah sampahnya saja yang terus bertumbuh 
Mungkin mereka bisa meningkatkan akses pengolahan sampah organik dan memperkuat peran masyarakat dalam mengurangi pembuangan sampah. Saya rasa itu kunci utamanya... tapi sekarang aku hanya bisa menunggu dan harap adanya perubahan 
. Sampah yang sudah menumpuk itu harus diatasin cepat, ya! 
. Masih terlalu banyak sampah yang dibuang di tempat-tempat umum, padahal sudah banyak yang diketahui bahwa sampah harus dibawa pulas ke rumah atau tempat pengolahan. Mungkin karena kurangnya kesadaran atau kurangnya fasilitas pengelolaan sampah yang baik? 
. Mungkin juga perlu ada edukasi lebih lanjut tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dari masyarakat 
oh begitu beratnya masalah ini di Kota Bandung kembali... Sampah yang sudah banyak menumpuk hingga 4.000 ton itu benar-benar membuat kita merasa sedih dan kecewa. Bagaimana kalau semua warga bisa bekerja sama untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan? 
. Nah, kalo jadi seperti itu, maka mungkin harus ada upaya yang lebih serius buat mengurangi jumlah sampah di daerah ini... atau setidaknya ada tempat pengolahan yang lebih baik untuk mengolah sampah yang sudah menumpuk 
]
kalau kota kita serius ngurus sampah apa aja? sama-sama di sekitar pusat Bandung nanti aja gini terjadi lagi. 4.000 ton sampah sih, tapi aku rasa sampe banget kok. kenapa kita jadi pusing ngeliat bau sisa makanan yang keluar dari tempat pembuangan itu? 
. Mungkin aku akan pilih menu sambal kacang, kan lebih enak dari sambal terasi. Sama-sama, kalau ada yang mau ngobrol tentang siomay aja deh, aku senang banget!