Utan Kayu Jaktim Terbakar, Warga Korselek Listrik
Kasus kebakaran yang melanda wilayah Utan Kayu Jaktim, Jakarta Timur, memang kembali mengejutkan masyarakat setempat. Bencana ini tidak hanya disebabkan oleh faktor alam, tetapi juga karena penolakan warga terhadap kemudahan listrik yang diberikan pemerintah.
Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Darurat (BNPD), kebakaran di Utan Kayu Jaktim mulai terjadi sekitar pukul 20.00 WIB hingga 21.00 WIB kemarin malam. Pada saat itu, warga yang berada di rumah-rumah sengaja mematikan listrik guna menghemat biaya tagihan listrik, padahal mereka sudah tidak membutuhkan listrik lagi.
"Kita udah tidak butuh listrik lagi, tapi pemerintah tetap memasang kabel listrik di rumah kita. Kita tidak ingin membayar tagihan listrik yang tidak perlu," kata seorang warga yang mengakui dirinya sebagai penyebab kebakaran.
Dampak dari bencana ini sangat parah, hingga beberapa bangunan rusak dan api melanda beberapa tanaman hiburan di area. Menurut Sumber Pemadam Kebakaran Wilayah Jakarta Timur (SPWJKT), ada 12 insiden kebakaran yang terjadi dalam waktu singkat.
"Kita berharap agar masyarakat tidak lagi melakukan hal-hal seperti ini. Listrik adalah hak asasi manusia, dan kita harus menanggung tanggung jawab atas penggunaannya," ujar Wakil Kepala SPWJKT, Rendy Widodo.
Pemerintah setempat telah menetapkan beberapa langkah untuk mencegah terulangnya bencana seperti ini. Salah satunya adalah peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan listrik yang bertanggung jawab.
Kasus kebakaran yang melanda wilayah Utan Kayu Jaktim, Jakarta Timur, memang kembali mengejutkan masyarakat setempat. Bencana ini tidak hanya disebabkan oleh faktor alam, tetapi juga karena penolakan warga terhadap kemudahan listrik yang diberikan pemerintah.
Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Darurat (BNPD), kebakaran di Utan Kayu Jaktim mulai terjadi sekitar pukul 20.00 WIB hingga 21.00 WIB kemarin malam. Pada saat itu, warga yang berada di rumah-rumah sengaja mematikan listrik guna menghemat biaya tagihan listrik, padahal mereka sudah tidak membutuhkan listrik lagi.
"Kita udah tidak butuh listrik lagi, tapi pemerintah tetap memasang kabel listrik di rumah kita. Kita tidak ingin membayar tagihan listrik yang tidak perlu," kata seorang warga yang mengakui dirinya sebagai penyebab kebakaran.
Dampak dari bencana ini sangat parah, hingga beberapa bangunan rusak dan api melanda beberapa tanaman hiburan di area. Menurut Sumber Pemadam Kebakaran Wilayah Jakarta Timur (SPWJKT), ada 12 insiden kebakaran yang terjadi dalam waktu singkat.
"Kita berharap agar masyarakat tidak lagi melakukan hal-hal seperti ini. Listrik adalah hak asasi manusia, dan kita harus menanggung tanggung jawab atas penggunaannya," ujar Wakil Kepala SPWJKT, Rendy Widodo.
Pemerintah setempat telah menetapkan beberapa langkah untuk mencegah terulangnya bencana seperti ini. Salah satunya adalah peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan listrik yang bertanggung jawab.