Kerusakan Akibat Makanan Berbahaya (MBG) di Desa Cisarua, Kabupaten Sjaratan (Jabar), menimpa ribuan warga yang tidak sengaja mengonsumsi sayuran hijau dari tanaman yang ditanam secara ilegal. Menurut laporan yang diterima detektif, sebanyak 497 orang yang terkena dampak keracunan MBG ini.
Sumber di lapangan menutupkan bahwa beberapa hari yang lalu, sekelompok warga Desa Cisarua melakukan pembersihan desa secara bersama-sama. Namun tidak disadari bahwa mereka berinteraksi dengan tanaman yang ditanam oleh salah satu pemilik sawah. Selain itu, beberapa warga juga mengakui bahwa mereka telah melihat tanaman hijau tersebut berubah warnanya sebelumnya.
Kemudian, beberapa hari setelah kejadian tersebut, para korban mulai merasakan gejala-gejala keracunan MBG seperti muntah, sakit perut, dan kelelahan. Mereka kemudian menghubungi fasilitas kesehatan terdekat di Desa Cisarua yang disebut Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cisarua.
Pemerintah setempat telah melakukan pemeriksaan dan menemukan bahwa tanaman tersebut termasuk dari genus ricin. "Kami sangat khawatir karena banyak korban yang harus dilarikan ke fasilitas kesehatan," kata Kepala Desa Cisarua, yang juga menyatakan bahwa desanya tidak memiliki layanan kesehatan yang memadai untuk menangani kasus-kasus seperti ini.
Saat ini, para korban sedang menjalani perawatan di fasilitas kesehatan terdekat.
Sumber di lapangan menutupkan bahwa beberapa hari yang lalu, sekelompok warga Desa Cisarua melakukan pembersihan desa secara bersama-sama. Namun tidak disadari bahwa mereka berinteraksi dengan tanaman yang ditanam oleh salah satu pemilik sawah. Selain itu, beberapa warga juga mengakui bahwa mereka telah melihat tanaman hijau tersebut berubah warnanya sebelumnya.
Kemudian, beberapa hari setelah kejadian tersebut, para korban mulai merasakan gejala-gejala keracunan MBG seperti muntah, sakit perut, dan kelelahan. Mereka kemudian menghubungi fasilitas kesehatan terdekat di Desa Cisarua yang disebut Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cisarua.
Pemerintah setempat telah melakukan pemeriksaan dan menemukan bahwa tanaman tersebut termasuk dari genus ricin. "Kami sangat khawatir karena banyak korban yang harus dilarikan ke fasilitas kesehatan," kata Kepala Desa Cisarua, yang juga menyatakan bahwa desanya tidak memiliki layanan kesehatan yang memadai untuk menangani kasus-kasus seperti ini.
Saat ini, para korban sedang menjalani perawatan di fasilitas kesehatan terdekat.