Koperasi: Jalan Menuju Inklusi Ekonomi Bagi Penyandang Disabilitas
Dalam acara Inklusiland, yang digelar Yayasan Inklusi Pelita Harapan di Tangerang Selatan, Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono mengungkapkan pentingnya koperasi sebagai sarana pemberdayaan ekonomi penyandang disabilitas. Menurutnya, koperasi dapat membantu mengorganisir usaha komunitas agar lebih mandiri dan berdaya saing.
"Semua orang dilahirkan di dunia dalam keadaan yang sama," kata Menkop Ferry. "Ini membuat kita sadar untuk saling membantu. Mudah-mudahan ajang ini memberi akses bagi masyarakat disabilitas dalam mengembangkan bakat dan kehidupannya."
Menurutnya, koperasi berbasis komunitas dapat menjadi motor penggerak ekonomi inklusif. Dengan dukungan pemerintah, produk-produk yang dihasilkan oleh komunitas disabilitas bisa dikembangkan lebih luas.
"Beberapa waktu lalu kami didatangi koperasi penyandang tunanetra. Mereka memproduksi Alquran braille dan menyumbangkannya ke masjid. Saya berpendapat, basis komunitas seperti ini cocok bila punya koperasi sehingga bisa bersinergi dengan banyak pihak," jelasnya.
Menkop Ferry juga menekankan bahwa koperasi dapat menjadi wadah untuk membangun jejaring ekonomi inklusif. Ia berharap ke depan Yayasan Inklusi Pelita Harapan dapat membentuk sebuah badan usaha koperasi demi mewadahi seluruh kegiatan ekonomi dan kreativitas dari anggotanya yang mayoritas penyandang disabilitas.
"Dengan koperasi, penyandang disabilitas bisa lebih mandiri dan berdaya saing," tutupnya.
Dalam acara Inklusiland, yang digelar Yayasan Inklusi Pelita Harapan di Tangerang Selatan, Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono mengungkapkan pentingnya koperasi sebagai sarana pemberdayaan ekonomi penyandang disabilitas. Menurutnya, koperasi dapat membantu mengorganisir usaha komunitas agar lebih mandiri dan berdaya saing.
"Semua orang dilahirkan di dunia dalam keadaan yang sama," kata Menkop Ferry. "Ini membuat kita sadar untuk saling membantu. Mudah-mudahan ajang ini memberi akses bagi masyarakat disabilitas dalam mengembangkan bakat dan kehidupannya."
Menurutnya, koperasi berbasis komunitas dapat menjadi motor penggerak ekonomi inklusif. Dengan dukungan pemerintah, produk-produk yang dihasilkan oleh komunitas disabilitas bisa dikembangkan lebih luas.
"Beberapa waktu lalu kami didatangi koperasi penyandang tunanetra. Mereka memproduksi Alquran braille dan menyumbangkannya ke masjid. Saya berpendapat, basis komunitas seperti ini cocok bila punya koperasi sehingga bisa bersinergi dengan banyak pihak," jelasnya.
Menkop Ferry juga menekankan bahwa koperasi dapat menjadi wadah untuk membangun jejaring ekonomi inklusif. Ia berharap ke depan Yayasan Inklusi Pelita Harapan dapat membentuk sebuah badan usaha koperasi demi mewadahi seluruh kegiatan ekonomi dan kreativitas dari anggotanya yang mayoritas penyandang disabilitas.
"Dengan koperasi, penyandang disabilitas bisa lebih mandiri dan berdaya saing," tutupnya.