Aku senang banget kalau aku bisa membantu menjelaskan situasi ini . Aku pikir komunitas fotografi Tebet Eco Park Jakarta Selatan itu memang ada, tapi mungkin banyak yang salah paham. Mereka memang ada grup internal yang meminta uang kepada anggota-anggotanya untuk memotret di taman, tapi itu tidak berarti mereka mengambil biaya dari warga umum .
Aku rasa kunci masalah ini adalah komunikasi yang kurang baik. Jika komunitas fotografi itu memiliki kebijakan tentang biaya, maka mereka harus menyebarkan informasi tentang itu dengan jelas dan seimbang. Tapi jika tidak ada biaya untuk warga umum, maka mereka harus menyampaikan pesan itu dengan lebih jelas .
Aku senang sekali bahwa Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Fajar Sauri, menegaskan bahwa ruang publik itu milik bersama dan setiap warga berhak beraktivitas tanpa biaya. Itu sangat penting untuk memastikan keadilan dan kesetaraan bagi semua orang .
Aku harap komunitas fotografi Tebet Eco Park Jakarta Selatan bisa belajar dari kesalahan ini dan menjadi lebih transparan di masa depan .
Saya penasaran sih, siapa yang bilang bahwa ada komunitas fotografi di Tebet Eco Park Jakarta Selatan yang meminta uang Rp500 ribu dari warga pehobi foto? Sepertinya itu seperti pungli yang banyakkk . Tapi kalau benar tidak ada, maka apa lagi yang bisa dibicarakan? Saya harap koordinator fotografi Tebet Eco Park Hadi Pranoto memang benar-benar jujur dan tidak ada pungli. Dan saya senang mendengar bahwa Pemprov DKI juga akan memperkuat pengawasan dan bekerjasama dengan petugas kewilayahan agar kejadian serupa tidak terulang. Saya ingin melihat bukti-bukti yang dapat dibawa oleh komunitas fotografi Tebet Eco Park untuk membuktikan bahwa tidak ada pungli. Jangan sampai semua orang dipercaya karena pungli yang banyakkk .
Hmm, mungkin kan benar kan ada pungli di Tebet Eco Park? Setelah ini dengerin dari CNN Indonesia, jadi aku pikir ada cerita pungli yang melanda komunitas fotografi di sana, tapi ternyata tidak ada yang pasti... Mungkin pernyataan di Instagram itu hanya berbohong atau salah informasi, kan? Atau mungkin benar-benar tidak ada pungli dan hanya orang-orang yang salah mengerti apa yang dimaksudkan. Hmm, aku sendiri tidak yakin lagi...
Benerin aja sih, siapa yang mau membayar Rp500 ribu untuk bisa photography di Tebet Eco Park? Sepertinya sih ada masalah komunikasi yang salah antara komunitas fotografi dan pihak parkir... Atau mungkin ya hanya berita palsu yang bikin sih banyak orang penasaran
Gak bisa percaya ada yang mau minta uang Rp500 ribu untuk fotografi di Tebet Eco Park . Gua pikir sih itu kalau ada komunitas fotografi yang mau jual foto warga ke warga lain, tapi gak ada bukti nyata sih. Mungkin mereka hanya mau menghasilkan uang dari sponsor atau apa aja?
Gua penasaran juga kenapa ada pernyataan itu di akun Instagram asalnya. Gua bayangkan kalau warga Tebet Eco Park harus setor uang ke komunitas fotografi sebelum bisa foto-foto di taman . Gua rasa itu tidak adil dan tidak masuk akal sih.
Gua senang lihat Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta menegaskan bahwa ruang publik milik bersama, gak ada biaya apa pun untuk warga. Itu yang harus menjadi norma sih!
Gue pikir pungli yang sering beredar di internet ini nanti jadi pelajaran baik bagi kita semua . Jangan gampang percaya informasi palsu yang beredar, buat tahu dulu dari sumbernya sih! Nah, kalau mau cari foto di Tebet Eco Park, itu jadi kegiatan bebas dan nggak ada biaya apa-apa ya? Gue senang bisa lihat banyak orang terlihat santai di taman yang indah itu