Jangka Waktu Membeli Komputer Hilang, Harga DDR5 Melonjak Gila-Gilaan!
Kondisi harga RAM yang tidak stabil mempengaruhi industri komputer. Menurut laporan Gazlog, penjualan motherboard turun hingga 50% akibat krisis ini. Harga kit RAM 64GB kini lebih mahal dibandingkan konsol PlayStation 5 atau kartu grafis RTX 5070.
Toko-toko yang menjual DDR5 mulai mencabut harga tetap dari rak pajang, dan hanya mengikuti harga pasar yang berubah setiap hari. Hal ini membuat pengguna yang ingin meningkatkan performa PC dari sistem DDR4 atau versi lebih lama tidak punya pilihan lain selain membeli DDR5, yang kini harganya melambung.
Dampaknya, para produsen motherboard seperti Asus, MSI, dan Gigabyte terpaksa menurunkan target penjualan secara drastis. Menurut laporan Gazlog, tingginya harga RAM membuat penjualan motherboard merosot 40-50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sumber utama kenaikan harga adalah permintaan masif dari pusat data AI yang memborong DRAM untuk mendukung pembangunan infrastruktur komputasi mereka. Permintaan yang ekstrem ini membuat kapasitas produksi masa depan sudah habis dibeli industri besar, meninggalkan sedikit ruang untuk pasar konsumen.
Di platform Reddit, mulai muncul seruan agar gamer memboikot pembelian RAM sebagai bentuk protes. Namun, analis menilai langkah ini hampir pasti tidak efektif. Mayoritas pendapatan produsen memori berasal dari sektor enterprise, industri, dan data center, bukan dari PC rumahan.
Krisis RAM juga mulai merembet ke pasar kartu grafis. AMD kabarnya akan menaikkan harga GPU hingga 10%, baik AMD maupun Nvidia dikabarkan tengah mempertimbangkan penghentian beberapa model low-end dan mid-range demi mengamankan margin.
Jadi, apakah Anda siap untuk membeli komputer dengan harga yang melambung? Ataukah Anda akan menunggu hingga harga stabil kembali?
Kondisi harga RAM yang tidak stabil mempengaruhi industri komputer. Menurut laporan Gazlog, penjualan motherboard turun hingga 50% akibat krisis ini. Harga kit RAM 64GB kini lebih mahal dibandingkan konsol PlayStation 5 atau kartu grafis RTX 5070.
Toko-toko yang menjual DDR5 mulai mencabut harga tetap dari rak pajang, dan hanya mengikuti harga pasar yang berubah setiap hari. Hal ini membuat pengguna yang ingin meningkatkan performa PC dari sistem DDR4 atau versi lebih lama tidak punya pilihan lain selain membeli DDR5, yang kini harganya melambung.
Dampaknya, para produsen motherboard seperti Asus, MSI, dan Gigabyte terpaksa menurunkan target penjualan secara drastis. Menurut laporan Gazlog, tingginya harga RAM membuat penjualan motherboard merosot 40-50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sumber utama kenaikan harga adalah permintaan masif dari pusat data AI yang memborong DRAM untuk mendukung pembangunan infrastruktur komputasi mereka. Permintaan yang ekstrem ini membuat kapasitas produksi masa depan sudah habis dibeli industri besar, meninggalkan sedikit ruang untuk pasar konsumen.
Di platform Reddit, mulai muncul seruan agar gamer memboikot pembelian RAM sebagai bentuk protes. Namun, analis menilai langkah ini hampir pasti tidak efektif. Mayoritas pendapatan produsen memori berasal dari sektor enterprise, industri, dan data center, bukan dari PC rumahan.
Krisis RAM juga mulai merembet ke pasar kartu grafis. AMD kabarnya akan menaikkan harga GPU hingga 10%, baik AMD maupun Nvidia dikabarkan tengah mempertimbangkan penghentian beberapa model low-end dan mid-range demi mengamankan margin.
Jadi, apakah Anda siap untuk membeli komputer dengan harga yang melambung? Ataukah Anda akan menunggu hingga harga stabil kembali?