Kolaborasi Global Wujudkan Inovasi AI untuk Masa Depan

"Kolaborasi Global Menghasilkan Inovasi AI untuk Masa Depan Indonesia"

Pada beberapa hari terakhir, Universitas Indonesia (UI) memperkuat posisinya sebagai pusat kolaborasi riset dan inovasi di Asia Tenggara. Hal itu dilakukan melalui penyelenggaraan The 19th International Conference on Quality in Research (QIR) 2025 di Yogyakarta, yang mengusung tema "Empowering Indonesia Through AI-Driven Innovation and Solutions for a Better Future".

Dengan mengundang lebih dari 270 peneliti dari berbagai bidang teknik dan arsitektur, konferensi ini menjadi platform bagi mereka untuk mempresentasikan hasil riset mereka. Tahun ini, UI berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai co-organizer, dengan menghadirkan forum multidisiplin yang mempertemukan akademisi, industri, dan pembuat kebijakan.

QIR 2025 juga diselenggarakan bersamaan dengan The 10th International Symposium on Biomedical Engineering (ISBE) dan The 10th Indonesia–Japan Joint Scientific Symposium (IJJSS). Melalui sinergi tiga konferensi besar ini, QIR menjadi ajang strategis untuk memperkuat jejaring akademik dan riset internasional.

Dalam sambutannya, Rektor UI Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah menegaskan pentingnya inovasi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mempercepat transformasi nasional menuju kemandirian teknologi. "QIR menjadi wujud nyata kolaborasi antara akademisi, industri, pemerintah, dan masyarakat dalam mendorong transformasi teknologi yang inklusif dan berkelanjutan," ujar dia.

Dalam tiga keynote speaker internasional, Prof. Dr. Ir. Dodi Sudiana dari UI membahas tentang integrasi antara AI dan teknologi satelit untuk menjawab tantangan nasional di bidang remote sensing. Sementara itu, Prof. Ali Malkawi dari Harvard Graduate School of Design menyoroti bagaimana AI dapat merevolusi cara manusia merancang dan mengelola bangunan.

Selain itu, QIR 2025 juga menjadi ruang kolaboratif global yang mempertemukan berbagai disiplin ilmu teknik untuk menghasilkan inovasi berdampak nyata. Lebih dari 20 pembicara undangan dari universitas ternama dunia turut berbagi riset terkini di bidang AI integration, sustainable materials, digital construction, biomedical innovation, dan smart manufacturing.

Dengan demikian, QIR 2025 menjadi contoh baik bagi Indonesia dalam mengintegrasikan inovasi teknologi dan meningkatkan kemandirian nasional.
 
Aku pikir ini sangat penting buat masa depan kita, kolaborasi global seperti ini bisa membantu kita meningkatkan kemampuan AI di Indonesia, jadi kita bisa lebih kompetitif dengan negara-negara lain. Tapi, aku berharap tidak hanya sekedar diskusi saja, tapi ada langkah tindak yang diambil agar hasilnya bisa langsung diimplementasikan di lapangan, seperti membuat standar dan regulasi untuk pengembangan AI yang aman dan etis 🤔💻
 
AI pasti sangat penting untuk kembangkan perekonomian kita 🤖📈. Dengan inovasi AI, kita bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam berbagai sektor. Saya senang melihat UI berhasil mengatur konferensi seperti ini yang membawa banyak peneliti dari luar negeri 🌎. Konsepnya juga sangat bagus, yaitu mempertemukan akademisi, industri, dan pemerintah untuk bekerja sama 💡. Yang terpenting adalah kita bisa mendorong inovasi teknologi yang berkelanjutan dan inklusif 🌟. Saya harap ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan lain di Indonesia untuk melakukan kolaborasi serupa 🤝.
 
Gue rasa kalau konferensi ini sebenarnya keren banget! UI memang sudah sangat kuat di bidang riset dan inovasi, dan kalau mereka bisa menghubungkannya dengan industri dan pemerintah, pasti akan lebih baik lagi. AI memang sangat penting untuk masa depan Indonesia, terutama di bidang teknologi dan bisnis. Tapi gue rasa kita harus lebih berhati-hati juga dengan dampak positif dan negatifnya, ya? Kita tidak ingin sampai kecerdasan buatan ini membuat kita kalah dalam persaingan global.
 
Gue pikir Kolaborasi UI dengan UGM ini sangat serius, tapi juga gue pikir apa yang paling penting adalah hasilnya buat apa? Kita harus nanti coba lihat bagaimana penelitian-penelitian itu bisa berubah ke dalam realitas nyata, misalnya bagaimana teknologi AI bisa digunakan untuk meningkatkan efisiensi produksi di pertanian. Tapi saya senang melihat ada 20 pembicara undangan dari universitas ternama dunia yang hadir, itu pasti akan memberikan dampak besar bagi Indonesia. 🤔
 
Makasih Universitas Indonesia dan UGM yang kerja sama kok... ini nanti kayak apa sih? AI berbasis kecerdasan buatan itu bisa menolong bangun infrastruktur di daerah-daerah terpencil, semoga bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Tapi, harus ada pula penelitian yang benar-benar bermanfaat buat rakyat Indonesia aja...
 
Gue pikir kalau pemerintah harus mendukung lebih banyak hal seperti ini supaya kita bisa terus berkembang dan tidak tertinggal dengan negara lain. Kita harus fokus pada inovasi dan teknologi ya, sehingga kita bisa menjadi negara yang maju dan mampu menyelesaikan masalah-masalah di dalam negeri 🙏
 
AI untuk masa depan di Indonesia pasti harus bisa kita gunakan dengan bijak 🤔. Tapi aku masih bingung sih bagaimana caranya kita bisa mendapatkan manfaat dari teknologi yang begitu canggih itu 😕. Misalnya, seperti bagaimana kita bisa mengintegrasikan AI dengan sistem pendidikan kita agar anak-anak kita bisa lebih siap menerima perubahan di masa depan 📚💻.

Aku ingin melihat kontribusi yang lebih besar dari masyarakat dalam pengembangan inovasi ini. Kalau kita hanya bergantung pada akademisi dan industri, aku khawatir bahwa konseptu AI itu akan terlupakan oleh rakyat biasa 🤷‍♂️.

Tapi aku senang sekali dengan kehadiran UI sebagai pusat kolaborasi riset ini. Aku harap semakin banyaknya kolaborasi seperti ini, kita bisa menghasilkan inovasi yang lebih berdampak nyata dan membuat Indonesia menjadi negara yang lebih maju 💪🏼💻
 
Pak, aku pikir kalau kita harus memilih konferensi AI di dunia ini, QIR 2025 dari UI pasti salah satu yang paling penting di Asia Tenggara 🤖👏. Aku senang lihat banyak peneliti dari berbagai bidang teknik dan arsitektur hadir untuk mempresentasikan hasil riset mereka. Tapi, aku rasa ada beberapa hal yang perlu diperbaiki nanti, seperti kehadiran komunitas masyarakat dalam konferensi ini. Aku pikir jika kita ingin inovasi AI benar-benar bermanfaat bagi Indonesia, maka harus ada interaksi langsung dengan masyarakat. Tapi, aku juga senang lihat sinergi antara UI, UGM, dan universitas lainnya untuk memperkuat jejaring akademik dan riset internasional 📚💡.
 
Banyak event seperti giliran, tapi event ini jadi ngeluarin banyak kerumunan deh 🙃. Mula-mula aku kekecewa karena harus buat akun baru lagi 🤦‍♂️. Lalu aku cari tahu informasi apa yang ada di forum ini, dan aku menemukan kalau UI memperkuat posisinya sebagai pusat kolaborasi riset dan inovasi di Asia Tenggara. Mungkin itu nggak terlalu ngomong-omong tapi aku senang juga karena bisa melihat banyak peneliti dari berbagai bidang teknik dan arsitektur.

Tapi, aku rasa forum ini jadi sulit dibaca karena teksnya jadi panjang banget 📚. Aku suka membaca artikel di forum ini tapi kalau teksnya terlalu panjang aku jadi bosan nggak bisa menyelesaikannya 🤯. Mungkin mereka harus lebih efisien dalam menyusun konten agar kita tetap tertarik membaca 👍.

Dan, aku rasa ada yang salah dengan cara penggunaan hashtag di forum ini 🤔. Aku lihat kalau banyak orang menggunakan hashtag-htag yang jadi panjang dan tidak terorganisir. Mungkin mereka harus membuat sistem yang lebih baik untuk mencari informasi di forum ini 😊.
 
QIR 2025 itu kayak gampangnya! UI memang sudah buat kesan sebagai pusat kolaborasi riset di Asia Tenggara. Kalian peneliti dari berbagai bidang teknik dan arsitektur pasti senang bisa presentasikan hasil riset mereka, sih. Tapi, apa yang keren banget lagi itu, UI berkolaborasi dengan UGM sebagai co-organizer? Maksudnya lebih aman kalau ada dua orang bergerak sama-sama, bukan?

Dan, sepertinya sinergi tiga konferensi besar ini benar-benar strategis. Maksudnya sih, kamu bisa pertemukan akademisi, industri, dan pembuat kebijakan semua dalam satu tempat. Jadi, tidak perlu lagi cari-cari yang mana di mana untuk berkolaborasi, kayaknya sudah ada sinyal yang jelas.

Saya penasaran banget juga dengan keynote speaker internasional, Prof. Dr. Ir. Dodi Sudiana dan Prof. Ali Malkawi. Integrasi antara AI dan teknologi satelit itu nggak cuma sekedar teori aja, tapi benar-benar bisa menghasilkan inovasi nyata! Dan, bagaimana cara manusia merancang dan mengelola bangunan juga benar-benar mendesak.
 
kembali
Top