Leluhur Keluarga Pemuda Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Utara Terungkap
Kisah pemuda kelas 12 yang dikhawatirkan menjadi dalang di balik ledakan SMAN 72 Jakarta Utara itu mulai terurai ketika Tirto menyambangi rumah lama keluarganya. Sebelum dikenal sebagai remaja yang pendiam dan aktif, pemuda berusia enam tahun ini ceria dan beraktivitas. Keluarga besar itu bekerja sama dengan pindah ke daerah Cilincing, Jakarta Utara.
Ayah dan ibunya yang memiliki pekerjaan sampingan memasok kue di restoran hingga berubah sekitar saat diterbitkannya surat percerainya. Meski keluarga besar itu tampak harmonis di permukaan, tetapi rilisnya surat tersebut menyebabkan keharmonisan mereka berubah. Ibu yang bekerja luar negeri menyisihkan pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Warga yang tinggal di kompleks tersebut mengatakan bahwa mereka masih mencari penjelasan mengapa terduga pelaku itu bisa melepaskan ledakan sebesar itu. Ketika Tirto mengunjungi rumah pemuda itu, warga yang menumpang hidup bersama keluarganya masih berharap dapat menjelajahi kebenaran dari apa yang mereka rasakan saat itu.
"Kita masih ingin tahu bagaimana bisa hal ini terjadi," kata pria paruh baya kepada Tirto.
Kisah pemuda kelas 12 yang dikhawatirkan menjadi dalang di balik ledakan SMAN 72 Jakarta Utara itu mulai terurai ketika Tirto menyambangi rumah lama keluarganya. Sebelum dikenal sebagai remaja yang pendiam dan aktif, pemuda berusia enam tahun ini ceria dan beraktivitas. Keluarga besar itu bekerja sama dengan pindah ke daerah Cilincing, Jakarta Utara.
Ayah dan ibunya yang memiliki pekerjaan sampingan memasok kue di restoran hingga berubah sekitar saat diterbitkannya surat percerainya. Meski keluarga besar itu tampak harmonis di permukaan, tetapi rilisnya surat tersebut menyebabkan keharmonisan mereka berubah. Ibu yang bekerja luar negeri menyisihkan pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Warga yang tinggal di kompleks tersebut mengatakan bahwa mereka masih mencari penjelasan mengapa terduga pelaku itu bisa melepaskan ledakan sebesar itu. Ketika Tirto mengunjungi rumah pemuda itu, warga yang menumpang hidup bersama keluarganya masih berharap dapat menjelajahi kebenaran dari apa yang mereka rasakan saat itu.
"Kita masih ingin tahu bagaimana bisa hal ini terjadi," kata pria paruh baya kepada Tirto.