Kisah Peternak Lampung yang Berubah dari Kandang Bambu Menjadi Bisnis Susu Kambing Modern
JAKARTA - Di Telaga Rizki 21, sebuah peternakan kambing di Lampung, terdapat kandang sederhana berpagar bambu. Ini adalah awal mula dari usaha yang menembus pasar e-commerce dan toko modern.
Winarko Heri Setiono, seorang peternak bernama, ingin memiliki usaha yang bukan hanya menafkahi keluarganya, tapi juga bermanfaat bagi banyak orang. Ia memulai usahanya dari tahun 2017 dengan membantu teman-teman untuk membeli kambing dan melanjutkan perawatan hingga penjualan.
Namun, ujian pun datang, uang habis sebelum ada satu pun kambing dibeli. Winarko memilih untuk tidak menyerah dan mencari teman-teman yang bersedia membantu dengan sistem bagi hasil yang ia rancang sendiri.
Dalam skema ini, pakan ditanggung sepenuhnya oleh Winarko, dan jika ada kambing yang mati, ia sendiri yang menanggung kerugiannya. Ternyata konsep awalnya berhasil dan Winarko dapat memulai penjualan kambing.
Tahun 2020 menjadi titik balik ketika Tim Pertamina tertarik pada usahanya dan membantu dengan program CSR untuk meningkatkan modal dan kapasitas usaha. Melalui bantuan ini, Telaga Rizki 21 menerima dana Rp150 juta untuk memperbesar kandang dan membeli bibit kambing unggul.
Lebih dari itu, Pertamina juga membantu dengan pelatihan digital marketing dan promosi produk melalui berbagai pameran. Hasilnya terasa nyata dan Telaga Rizki 21 telah menjadi sentra olahan susu kambing yang produknya menembus pasar e-commerce dan toko modern.
Sekarang, omzet Telaga Rizki 21 bisa mencapai Rp40-45 juta per bulan dan produksi kambing meningkat. Produktivitas susu juga naik berkali lipat dan Winarko berharap dapat berkontribusi dalam program pemerintah seperti Makan Bergizi (MBG) untuk meningkatkan pendapatan peternak-peternak baru.
Usaha ini tidak hanya memberikan manfaat bagi peternak, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.
JAKARTA - Di Telaga Rizki 21, sebuah peternakan kambing di Lampung, terdapat kandang sederhana berpagar bambu. Ini adalah awal mula dari usaha yang menembus pasar e-commerce dan toko modern.
Winarko Heri Setiono, seorang peternak bernama, ingin memiliki usaha yang bukan hanya menafkahi keluarganya, tapi juga bermanfaat bagi banyak orang. Ia memulai usahanya dari tahun 2017 dengan membantu teman-teman untuk membeli kambing dan melanjutkan perawatan hingga penjualan.
Namun, ujian pun datang, uang habis sebelum ada satu pun kambing dibeli. Winarko memilih untuk tidak menyerah dan mencari teman-teman yang bersedia membantu dengan sistem bagi hasil yang ia rancang sendiri.
Dalam skema ini, pakan ditanggung sepenuhnya oleh Winarko, dan jika ada kambing yang mati, ia sendiri yang menanggung kerugiannya. Ternyata konsep awalnya berhasil dan Winarko dapat memulai penjualan kambing.
Tahun 2020 menjadi titik balik ketika Tim Pertamina tertarik pada usahanya dan membantu dengan program CSR untuk meningkatkan modal dan kapasitas usaha. Melalui bantuan ini, Telaga Rizki 21 menerima dana Rp150 juta untuk memperbesar kandang dan membeli bibit kambing unggul.
Lebih dari itu, Pertamina juga membantu dengan pelatihan digital marketing dan promosi produk melalui berbagai pameran. Hasilnya terasa nyata dan Telaga Rizki 21 telah menjadi sentra olahan susu kambing yang produknya menembus pasar e-commerce dan toko modern.
Sekarang, omzet Telaga Rizki 21 bisa mencapai Rp40-45 juta per bulan dan produksi kambing meningkat. Produktivitas susu juga naik berkali lipat dan Winarko berharap dapat berkontribusi dalam program pemerintah seperti Makan Bergizi (MBG) untuk meningkatkan pendapatan peternak-peternak baru.
Usaha ini tidak hanya memberikan manfaat bagi peternak, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.