Pernahkah Anda membayangkan sebuah usaha yang berasal dari keinginan sederhana? Itu adalah kisah Telaga Rizki 21, perusahaan susu kambing yang terletak di Lampung ini. Seorang peternak bernama Winarko Heri Setiono memiliki mimpi untuk memiliki usaha yang tidak hanya menafkahi keluarganya tetapi juga bermanfaat bagi banyak orang.
Winarko memulai Telaga Rizki 21 dari kandang bambu sederhana dan ingin mewujudkan mimpi pertamanya, yaitu memiliki usaha yang bisa dikerjakan sendiri. Namun, ujian pun datang, yaitu kehabisan uang sebelum ada satu pun kambing dibeli.
"Awalnya saya nggak tahu ada pembina yang datang ke sini, kemudian diskusi, menanyakan tentang kegiatan kami. Dan rupanya saya baru tahu kalau di Pertamina juga ada memberikan support dalam bentuk CSR," ujar Winarko saat ditemui wartawan.
Melalui program tersebut, Telaga Rizki 21 menerima bantuan modal sebesar Rp150 juta untuk mengembangkan usaha. Dana itu digunakan untuk memperbesar kandang, membeli bibit kambing unggul, dan memperkuat sistem produksi.
"Jadi pada waktu itu kami dibantu nominalnya Rp150 juta untuk mengembangkan usaha. Sehingga penguatan modal yang diberikan itu kami gunakan untuk memperbesar usaha kami," kata Winarko.
Pertamina juga memberikan bantuan dalam hal pelatihan digital marketing dan membantu promosi produk melalui berbagai pameran, termasuk SMEXPO Bandar Lampung. Dampaknya terasa nyata, Telaga Rizki 21 memiliki fasilitas peternakan yang lebih modern dan produk susu olahan yang beragam.
"Kami juga disambungkan atau difasilitasi untuk masuk ke toko modern. Jadi produk kita yang udah jadi itu kita juga diarahkan atau dijembatani untuk masuk di retail modern," ungkap Winarko.
Ke depan, Winarko berharap produknya bisa berkontribusi untuk program pemerintah seperti Makan Bergizi (MBG). Sehingga pihaknya bisa men-supply ke masing-masing SPPG baik di Metro maupun di tempat lain dalam pengembangan usaha.
"Harapan kami tentunya sebagai produsen susu kambing, kami juga berharap bisa berkontribusi dalam program pemerintah makan bergizi. Sehingga nanti dengan diterimanya produk kita di MBG ini tentunya peternak-peternak baru akan muncul secara masif. Dan ekonomi rakyat tentunya akan lebih bisa berkembang sampai ke akar rumput," pungkas Winarko.
Winarko memulai Telaga Rizki 21 dari kandang bambu sederhana dan ingin mewujudkan mimpi pertamanya, yaitu memiliki usaha yang bisa dikerjakan sendiri. Namun, ujian pun datang, yaitu kehabisan uang sebelum ada satu pun kambing dibeli.
"Awalnya saya nggak tahu ada pembina yang datang ke sini, kemudian diskusi, menanyakan tentang kegiatan kami. Dan rupanya saya baru tahu kalau di Pertamina juga ada memberikan support dalam bentuk CSR," ujar Winarko saat ditemui wartawan.
Melalui program tersebut, Telaga Rizki 21 menerima bantuan modal sebesar Rp150 juta untuk mengembangkan usaha. Dana itu digunakan untuk memperbesar kandang, membeli bibit kambing unggul, dan memperkuat sistem produksi.
"Jadi pada waktu itu kami dibantu nominalnya Rp150 juta untuk mengembangkan usaha. Sehingga penguatan modal yang diberikan itu kami gunakan untuk memperbesar usaha kami," kata Winarko.
Pertamina juga memberikan bantuan dalam hal pelatihan digital marketing dan membantu promosi produk melalui berbagai pameran, termasuk SMEXPO Bandar Lampung. Dampaknya terasa nyata, Telaga Rizki 21 memiliki fasilitas peternakan yang lebih modern dan produk susu olahan yang beragam.
"Kami juga disambungkan atau difasilitasi untuk masuk ke toko modern. Jadi produk kita yang udah jadi itu kita juga diarahkan atau dijembatani untuk masuk di retail modern," ungkap Winarko.
Ke depan, Winarko berharap produknya bisa berkontribusi untuk program pemerintah seperti Makan Bergizi (MBG). Sehingga pihaknya bisa men-supply ke masing-masing SPPG baik di Metro maupun di tempat lain dalam pengembangan usaha.
"Harapan kami tentunya sebagai produsen susu kambing, kami juga berharap bisa berkontribusi dalam program pemerintah makan bergizi. Sehingga nanti dengan diterimanya produk kita di MBG ini tentunya peternak-peternak baru akan muncul secara masif. Dan ekonomi rakyat tentunya akan lebih bisa berkembang sampai ke akar rumput," pungkas Winarko.