Khawatir Mikroplastik, Mahasiswi Ubaya Daur Ulang Kantong Teh Celup Jadi Dekorasi Rumah

Masyarakat Indonesia seringkali mengonsumsi teh celup tanpa menyadari bahwa kantong teh yang digunakan berbahan plastik berpotensi melepaskan partikel mikroplastik ke dalam tubuh. Penelitian dari Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menemukan bahwa masyarakat Indonesia tanpa sadar dapat menelan sekitar 15 gram mikroplastik setiap bulan.

Pada satu sisi, terdapat seorang mahasiswa Desain dan Manajemen Produk Universitas Surabaya yang bernama Jeanne Theresia Mintarja. Dia adalah penggemar teh dan setelah membaca penelitian tentang risiko mikroplastik dari kantong teh celup, belakangan dia memutuskan untuk menggunting kantong teh celup.

Tapi bukan berarti Jean tidak akan mengumpulkan kantong teh celup yang sudah digunakan. Dia memutuskan untuk mengumpulkannya dan kemudian membuat dekorasi rumah dari kantong teh bekas itu.

Pada proses pembuatan, Jean terlebih dahulu memilah kantong teh berdasarkan warna produk yang diinginkan. Kemudian, kantong teh melalui tahap pulping atau penghancuran menjadi bubur dan dicampur dengan ekstrak biji guar gum agar bahan dapat melekat dengan baik. Campuran tersebut kemudian dituang ke dalam cetakan dan dikeringkan selama 2-3 hari.

Setelah benar-benar kering, produk tersebut diperduskan dan dipernis untuk menghasilkan permukaan yang halus dan mengilap. Untuk membuat bentuk-bentuk tertentu, Jean dibantu dengan cetakan manual atau cetakan mesin 3D.

Beberapa produk yang dihasilkan adalah jam, lampu meja, papan catur, dan nampan. Jean membawa inovasi daur ulang ini untuk tugas akhir kuliahnya. Namun, karena minimnya penelitian terdahulu dan referensi produk serupa menjadi tantangan tersendiri dalam pengerjaan proyek ini. Oleh sebab itu, ia membutuhkan waktu selama satu tahun dari eksplorasi hingga menghasilkan produk jadi.

Saat ini, inovasi daur ulang Jean yang bernama Dipt diberi nama tercelup karena proses pembuatannya melibatkan proses tercelup kantong teh. Namun, Jean tidak menutup kemungkinan Dipt dapat diproduksi secara masif dan dikomersialisasi.
 
Mikroplastik di kantong teh celup itu nggak boleh kita biarkan. tapi aku paham kalau sekarang udah ada yang mau mencoba daur ulang. tapi apa benar-benar inovatif? aku rasa Jean Theresia Mintarja itu luar biasa banget bisa mengubah kantong teh celup menjadi dekorasi rumah. tapi nggak bisa dihindari bahwa masih banyak hal yang tidak terjelajahi dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

seperti apa caranya produk dari kantong teh ini bisa lebih aman untuk dikonsumsi? aku rasa penting juga kita lihat bagaimana dampak daur ulang ini terhadap lingkungan dan masyarakat. misalnya bagaimana cara mengumpulkan kantong teh yang sudah digunakan dan bagaimana membuat produk tersebut lebih ramah lingkungan.
 
Gue pikir ini ide yang bagus banget! Siapa tahu kalau di masa depan, teknologi ini bisa bermanfaat buat lingkungan. Gue juga suka ide Jean untuk membuat dekorasi rumah dari kantong teh bekas. Semoga inovasi seperti ini bisa berdampak positif terhadap lingkungan dan gue senang bisa tahu tentangnya 🌿
 
Makasih bro, tapi kalau gini lagi kita harus mengurangi penggunaan plastik ya? Kalo toh mau diubah jadi produk dari kantong teh bekas itu lumayan bisa memberikan inovasi baru buat negara kita nih! Tapi sih, perlu diawasi agen polusi mikroplastik gak, kalau nggak gini makin banyak yang terkena. Saya juga rasa Jean yang bikin produk Dipt itu kayaknya harus jadi bahan penelitian lebih lanjut nih 😂
 
Gue pikir kalau kita harus berubah pola konsumsi teh kita dari sekedar mengonsumsi saja, tapi gak perlu banyak kantong teh celup yang dibuang aja deh! Gue lihat makasang Jeannya mau kutipin dan buat produk dari bekas kantong teh celup itu. Saya pikir itu kayakanya paling cerdas banget! Bisa dijadikan inovasi daur ulang dan bikin perubahan lingkungan kita yang lebih baik.
 
Makasih banget beritunya, tapi ngga paham kenapa pemerintah gini lama tidak mengatur kantong teh celup yang dijual diseluruh Indonesia! Mereka tahu betapa bahaya mikroplastik itu, tapi apa aja yang dilakukan? Mereka hanya sekedar menunggu kita orang untuk buat sendiri protes. Aku sendiri aku punya ide sederhana banget, yaitu membuat kantong teh celup dari bahan alami seperti kertas organik atau daun pisang! Tapi ngga ada yang perhatikan ide-ide kita. Semoga Jean berhasil dengan inovasinya Dipt, tapi ngga boleh kira bahwa orang lain tidak akan meniru hasilnya 🤷‍♂️
 
Aku rasa aku terkejut banget dengerin news ini! 15 gram mikroplastik per bulan? itulah banyak sekali! aku senang banget dengan inovasi daur ulang Jean, dia benar-benar kreatif dan punya bakat besar! aku rasa produk Dipt itu sangat menarik dan bisa jadi solusi bagi masalah mikroplastik di Indonesia. tapi, aku juga khawatir kalau produksi massal bisa meningkatkan polusi dan kerusakan lingkungan. aku berharap para produsen dan pengguna dapat lebih sadar akan dampaknya! 🤔💡
 
Wahhhhh, kalau gini juga kita bisa banget buat dari kantong teh celup yang kotor banget! Setiap bulan kita bisa menelan 15 gram mikroplastik? Itu keringat manusia aja, bro! Tapi kalau ada orang yang mau ganti itu dengan kegiatan daur ulang, itu jadi inspirasi buat kita semua! Jeanne Theresia Mintarja itu pria nggak biasa banget, dia bisa mengubah sisa kantong teh celup menjadi jam, lampu meja, dan nampan. Itu cinta akan bumi yang sebenarnya! Aku rasa aku juga ingin mencoba membuat sesuatu dari kantong teh celup, mungkin aku bisa buat sekedar dekorasi rumah aja. Tapi kalau bisa, aku juga ingin mencoba membuat produk jadi seperti Dipt! 🌿💚
 
Gue pikir Jeanne itu kayak orang yang pintar banget, ya? Dia lihat potensi di daur ulang kantong teh celup dan dia buat product yang bisa dihasilkan dari itu 🤓. Produknya kayak gila, jam, lampu meja, papan catur, dan nampan... semua bikin aku penasaran wanna buka toko di rumah aku! 🏠. Dan kalau produk ini bisa diproduksi secara masif, pasti akan membantu membuang sampah plastik yang berpotensi merusak lingkungan. Gue setuju dengannya untuk tidak menutup kemungkinan ini bisa diproseskan ke skala industri 🚀.
 
Kasus mikroplastik dari kantong teh celup benar-benar membuatku berpikir tentang masa lalu ketika kita masih menggunakan kantong teh celup yang terbuat dari plastik halus yang tidak bisa melepaskan partikel-partikel kecil. Saya ingat waktu itu, kantong teh celup itu seperti itu memang bisa digunakan untuk jangka panjang tanpa khawatir akan melepas partikel-partikel kecil. Sekarang, setelah kita tahu tentang risiko mikroplastik dari kantong teh celup, saya merasa sedikit menyesal ketika masih menggunakan produk itu. Tapi senang sekali melihat Jeanne Theresia Mintarja yang membuat dekorasi rumah dari kantong teh bekas itu! 🤩 Saya pikir inovasi seperti itu benar-benar bisa mengubah cara kita berpikir tentang daur ulang dan penggunaan plastik.
 
Gue suka sekali ide dari Jeanne tentang daur ulang kantong teh celup. Gue sering melihat orang tua gue membuang kantong teh celup tanpa berpikir apa-apa. Jadi, kalau dia bisa membuat dekorasi dari kantong teh bekas itu, itu benar-benar kreatif! 😊 Gue suka juga cara kerjanya, mulai dari memilah kantong teh berdasarkan warna produk hingga mencampurnya dengan ekstrak biji guar gum. Gue rasa ini seperti proses membuat baju DIY, tapi dari kantong teh! 🤔

Gue juga penasaran banget bagaimana reaksi orang lain terhadap Dipt, produk daur ulang yang dibuat oleh Jean. Apakah mereka akan tertarik untuk membelinya? Ataukah mereka masih punya kecenderungan untuk membuang kantong teh celup tanpa berpikir duah kali? 🤷‍♂️ Gue harap Jean bisa membantu perubahan ini dan membuat orang-orang lebih sadar akan pentingnya daur ulang.
 
Makanya aku penasaran dengan kantong teh celup itu 🤔. Aku tahu kantong plastik itu berbahaya untuk lingkungan, tapi aku juga tidak pernah memikirkan bahwa kantong teh celup bisa melepaskan partikel mikroplastik ke tubuh kita 😷. Mungkin karena aku belum paham bagaimana cara membuat dekorasi dari kantong teh bekas itu 🎨, tapi aku rasa itu ide yang sangat kreatif dan inovatif dari Jeanne Theresia Mintarja!

Aku juga penasaran dengan proses pembuatan Dipt itu. Aku tidak pernah memikirkan bahwa membuat dekorasi dari kantong teh bisa menjadi pekerjaan yang sulit dan membutuhkan waktu satu tahun 🕰️. Tapi aku senang melihat Jeanne berani mencoba hal baru dan mengembangkan inovasi daur ulang. Mungkin aku juga ingin mencoba membuat sesuatu seperti itu di rumah 😊!
 
Maksudnya, kalau kita lihat dari sudut pandang ekonomi, di Indonesia masih banyak produsen yang menggunakan bahan plastik sebagai alternatif kantong teh celup. Tapi kalau kita lihat dari sudut pandang lingkungan, itu bukan baik-baik saja. Kita harus mempertimbangkan bagaimana industri ini bisa berubah untuk lebih ramah lingkungan. Mungkin ada beberapa pihak yang belum terlibat dalam perubahan ini.
 
Mau banget ya kalau kita semua bisa berubah seperti Jean yang menggabungkan daur ulang dengan kreativitasnya 😊. Dia bikin dekorasi rumah dari kantong teh bekas itu, kayaknya bisa buat kegiatan yang menyenangkan dan ramah lingkungan. Tapi ari saya penasaran, bagaimana kalau kantong teh celup bisa diganti dengan material lain yang lebih ramah lingkungan? 🤔
 
kalo lihat teks itu, aku pikir konsep daur ulang kantong teh celup itu sangat kreatif, tapi juga masih banyak hal yang harus diusahakan 😊. pertama, biaya produksi tetap terlalu mahal dan belum terjangkau oleh masyarakat umum. kedua, sumber bahan plastik masih banyak dan belum ada regulasi yang efektif untuk mengatur penggunaan mikroplastik. dan ketiga, banyak produk hasil daur ulang kantong teh celup itu masih belum memiliki fitur keamanan yang memadai, misalnya tidak semua produk memiliki label paling aman untuk dikonsumsi orang dewasa 🤔.
 
Gue pikir itu kreativitas yang luar biasa banget, Jean sebenarnya sangat keren mengambil kantong teh bekas dan buat produk dari kantong teh itu. Gue rasa itu seperti ide ganti minyak dengan bensin yang bikin orang berpikir keluar dari kotak. Dan kalau di Indonesia banyak banget kantong teh celup, jadi gue pikir inovasi ini penting banget.
 
kembali
Top