Penerimanya, penetapan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional kembali menghidupkan kontroversi yang telah lama berlangsung. Hampir setiap tahunnya, proses penganugerahan gelar ini selalu menghadapi perdebatan dari berbagai kalangan. Namun, tidak jarang ada pihak yang mendukung dan menyetujui keputusan tersebut.
Menurut Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Adian Husaini, penentuan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional merupakan hal yang wajar dalam proses penetapan gelar kehormatan negara. Ia juga memberikan klarifikasi bahwa kalau kontroversi adalah hal yang tidak jarang terjadi dalam proses penganugerahan, maka siapa pun yang dipertimbangkan untuk menjadi Pahlawan Nasional pasti memiliki sejarah kontroversi.
Dukungan ini juga didukung oleh tokoh sentral Muhammadiyah, Din Syamsuddin. Menurutnya, penganugerahan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional merupakan hal yang tepat. Beliau menjelaskan bahwa selama 30 tahun memimpin Indonesia, Soeharto menunjukkan komitmen yang kuat dalam membangun bangsa dan negara.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa proses pemberian gelar Pahlawan Nasional selalu melibatkan penelitian dan pengkajian mendalam untuk memastikan bahwa siapa pun yang dipertimbangkan telah memberikan kontribusi besar bagi negara. Ia juga menjelaskan bahwa proses ini dilakukan secara transparan, objektif, dan ketat.
Dukungan dari berbagai kalangan termasuk organisasi keagamaan menunjukkan bahwa penentuan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional mendapat dukungan yang luas.
Menurut Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Adian Husaini, penentuan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional merupakan hal yang wajar dalam proses penetapan gelar kehormatan negara. Ia juga memberikan klarifikasi bahwa kalau kontroversi adalah hal yang tidak jarang terjadi dalam proses penganugerahan, maka siapa pun yang dipertimbangkan untuk menjadi Pahlawan Nasional pasti memiliki sejarah kontroversi.
Dukungan ini juga didukung oleh tokoh sentral Muhammadiyah, Din Syamsuddin. Menurutnya, penganugerahan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional merupakan hal yang tepat. Beliau menjelaskan bahwa selama 30 tahun memimpin Indonesia, Soeharto menunjukkan komitmen yang kuat dalam membangun bangsa dan negara.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa proses pemberian gelar Pahlawan Nasional selalu melibatkan penelitian dan pengkajian mendalam untuk memastikan bahwa siapa pun yang dipertimbangkan telah memberikan kontribusi besar bagi negara. Ia juga menjelaskan bahwa proses ini dilakukan secara transparan, objektif, dan ketat.
Dukungan dari berbagai kalangan termasuk organisasi keagamaan menunjukkan bahwa penentuan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional mendapat dukungan yang luas.