Berkat Kekuatan Ekspor, Harga Emas Mulai Turun
Tenggara Asia menjadi salah satu pusat ekspor emas terbesar di dunia, namun masih menghadapi keterbatasan pasokan yang membuat harga emas tetap terus naik. Menurut data dari perhimpunan pengecer emas (Bullion Bank), produksi emas di Tenggara Asia mencapai 1.000 ton pada tahun 2024, yang kemudian dikonsumsi oleh negara-negara lain dengan skala besar.
Meskipun demikian, produksi emas di Tenggara Asia masih memiliki batasan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi geologi yang tidak mendukung kegiatan penambangan emas, serta permasalahan lingkungan hutan. Selain itu, Indonesia masih berusaha meningkatkan produksi emas secara bertahap untuk mengatasi keterbatasan ini.
Sementara itu, harga emas global mulai turun di awal tahun 2025, dengan harga per ounce mencapai sekitar $1.500. Hal ini terjadi karena penurunan kebutuhan emas di pasar global, yang kemudian membuat penjual emas jatuh untuk menawarkan harga yang lebih kompetitif. Namun, penurunan harga ini tidak mempengaruhi kondisi ekspor emas Tenggara Asia secara signifikan.
"Keterbatasan pasokan emas di Tenggara Asia masih menjadi permasalahan yang cukup serius," kata ahli analisis minyak dan emas, Irsyadi. "Namun, kita juga harus berpikir bahwa harga emas global sangat terpengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kebijakan moneter pusat-pusat besar."
Tenggara Asia menjadi salah satu pusat ekspor emas terbesar di dunia, namun masih menghadapi keterbatasan pasokan yang membuat harga emas tetap terus naik. Menurut data dari perhimpunan pengecer emas (Bullion Bank), produksi emas di Tenggara Asia mencapai 1.000 ton pada tahun 2024, yang kemudian dikonsumsi oleh negara-negara lain dengan skala besar.
Meskipun demikian, produksi emas di Tenggara Asia masih memiliki batasan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi geologi yang tidak mendukung kegiatan penambangan emas, serta permasalahan lingkungan hutan. Selain itu, Indonesia masih berusaha meningkatkan produksi emas secara bertahap untuk mengatasi keterbatasan ini.
Sementara itu, harga emas global mulai turun di awal tahun 2025, dengan harga per ounce mencapai sekitar $1.500. Hal ini terjadi karena penurunan kebutuhan emas di pasar global, yang kemudian membuat penjual emas jatuh untuk menawarkan harga yang lebih kompetitif. Namun, penurunan harga ini tidak mempengaruhi kondisi ekspor emas Tenggara Asia secara signifikan.
"Keterbatasan pasokan emas di Tenggara Asia masih menjadi permasalahan yang cukup serius," kata ahli analisis minyak dan emas, Irsyadi. "Namun, kita juga harus berpikir bahwa harga emas global sangat terpengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kebijakan moneter pusat-pusat besar."