Di tengah mengerikan penyebaran penyakit kronis dan mental, Indonesia harus mengaktifkan kembali Pancasila sebagai landasan utama dalam pembangunan kesehatan. Boleh dianggap sebagai alternatif dari biaya yang mahal. Penyebab utamanya tidak hanya penyakit fisik semata, melainkan kekurangan harmoni antara tubuh dan jiwa. Kita harus mengatasi masalah ini dengan berpikir holistik, bukan sekadar memperbaiki organ tubuh.
Kita perlu menyadarkan diri bahwa kehidupan yang seimbang tidak hanya dari segi fisik, tetapi juga terletak di dalam jiwa. Maka, pengobatan kesehatan harus mencakup aspek spiritual dan sosial. Kita harus menghormati martabat manusia sebagai individu dan sosialis. Pengobatan harus memperbaiki hubungan antara tubuh dengan jiwa, serta antara diri sendiri dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
Menurut penelitian WHO, pendekatan ini tidak hanya efektif dalam meningkatkan ketahanan tubuh, tetapi juga kesejahteraan batin. Oleh karena itu, para pejabat kesehatan harus mengintegrasikan pengobatan holistik ke dalam kurikulum kedokteran dan pelayanan kesehatan nasional. Mereka juga perlu membangun infrastruktur pengobatan yang memiliki fasilitas untuk penyembuhan fisik dan jiwa.
Saat ini, Indonesia mengalami masalah struktural dalam pembangunan kebijakan kesehatan yang berkeadilan spiritual dan sosial sejalan dengan cita-cita Pancasila. Oleh karena itu, perlu ada transformasi dan perubahan paradigma dalam pelayanan kesehatan. Kita harus menata ulang arah kebijakan kesehatan agar sesuai Pancasila dan memadukan segala aspek sebagai satu kesatuan.
Di tengah kehidupan yang semakin kompleks, kita tidak boleh melupakan pentingnya harmoni antara tubuh dan jiwa. Kita harus mengaktifkan kembali Pancasila sebagai landasan utama dalam pembangunan kesehatan.
Kita perlu menyadarkan diri bahwa kehidupan yang seimbang tidak hanya dari segi fisik, tetapi juga terletak di dalam jiwa. Maka, pengobatan kesehatan harus mencakup aspek spiritual dan sosial. Kita harus menghormati martabat manusia sebagai individu dan sosialis. Pengobatan harus memperbaiki hubungan antara tubuh dengan jiwa, serta antara diri sendiri dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
Menurut penelitian WHO, pendekatan ini tidak hanya efektif dalam meningkatkan ketahanan tubuh, tetapi juga kesejahteraan batin. Oleh karena itu, para pejabat kesehatan harus mengintegrasikan pengobatan holistik ke dalam kurikulum kedokteran dan pelayanan kesehatan nasional. Mereka juga perlu membangun infrastruktur pengobatan yang memiliki fasilitas untuk penyembuhan fisik dan jiwa.
Saat ini, Indonesia mengalami masalah struktural dalam pembangunan kebijakan kesehatan yang berkeadilan spiritual dan sosial sejalan dengan cita-cita Pancasila. Oleh karena itu, perlu ada transformasi dan perubahan paradigma dalam pelayanan kesehatan. Kita harus menata ulang arah kebijakan kesehatan agar sesuai Pancasila dan memadukan segala aspek sebagai satu kesatuan.
Di tengah kehidupan yang semakin kompleks, kita tidak boleh melupakan pentingnya harmoni antara tubuh dan jiwa. Kita harus mengaktifkan kembali Pancasila sebagai landasan utama dalam pembangunan kesehatan.