Orang yang mengidap penyakit gusi dan gigi berlubang, risiko stroke 86 persen lebih tinggi dibanding orang lain yang memiliki kondisi mulut sehat. Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Neurology Open Access pada tanggal 22 Oktober 2025.
Penelitian ini melibatkan 6.000 orang dewasa dan menemukan bahwa kesehatan gigi buruk memiliki hubungan kuat dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk stroke dan serangan jantung. Penulis utama studi, Dr. Souvik Sen, MD, MS, MPH dari University of South Carolina menemukan bahwa orang dengan gigi berlubang dan penyakit gusi memiliki hampir dua kali lipat risiko terkena stroke dibandingkan mereka yang memiliki kesehatan mulut baik.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa infeksi dan peradangan kronis seperti penyakit gusi dapat berkontribusi pada penyumbatan pembuluh darah. Gigi berlubang terbentuk karena bakteri yang merusak enamel gigi, sering kali karena konsumsi makanan tinggi gula, kebersihan mulut yang buruk, atau faktor genetik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang dengan penyakit gusi dan gigi berlubang memiliki risiko stroke meningkat 86 persen. Sementara itu, mereka yang rutin memeriksakan gigi memiliki risiko lebih rendah mengalami penyakit gusi saja hingga 81 persen.
Meski demikian, peneliti juga menyadari bahwa kondisi kesehatan mulut peserta hanya diperiksa sekali di awal penelitian. Oleh karena itu, perubahan kondisi gigi selama 20 tahun tidak terpantau. Selain itu, faktor gaya hidup lain yang tidak tercatat juga bisa memengaruhi hasil.
Penelitian ini menambah bukti kuat bahwa kesehatan mulut dan kesehatan otak memiliki keterkaitan yang lebih erat dari yang selama ini diperkirakan. Maka, merawat gigi dan gusi bukan hanya soal penampilan, tapi juga perlindungan bagi otak.
Penelitian ini melibatkan 6.000 orang dewasa dan menemukan bahwa kesehatan gigi buruk memiliki hubungan kuat dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk stroke dan serangan jantung. Penulis utama studi, Dr. Souvik Sen, MD, MS, MPH dari University of South Carolina menemukan bahwa orang dengan gigi berlubang dan penyakit gusi memiliki hampir dua kali lipat risiko terkena stroke dibandingkan mereka yang memiliki kesehatan mulut baik.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa infeksi dan peradangan kronis seperti penyakit gusi dapat berkontribusi pada penyumbatan pembuluh darah. Gigi berlubang terbentuk karena bakteri yang merusak enamel gigi, sering kali karena konsumsi makanan tinggi gula, kebersihan mulut yang buruk, atau faktor genetik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang dengan penyakit gusi dan gigi berlubang memiliki risiko stroke meningkat 86 persen. Sementara itu, mereka yang rutin memeriksakan gigi memiliki risiko lebih rendah mengalami penyakit gusi saja hingga 81 persen.
Meski demikian, peneliti juga menyadari bahwa kondisi kesehatan mulut peserta hanya diperiksa sekali di awal penelitian. Oleh karena itu, perubahan kondisi gigi selama 20 tahun tidak terpantau. Selain itu, faktor gaya hidup lain yang tidak tercatat juga bisa memengaruhi hasil.
Penelitian ini menambah bukti kuat bahwa kesehatan mulut dan kesehatan otak memiliki keterkaitan yang lebih erat dari yang selama ini diperkirakan. Maka, merawat gigi dan gusi bukan hanya soal penampilan, tapi juga perlindungan bagi otak.