Keraton Surakarta, ibukota kerajaan Jawa Tengah, belum menentukan siapa yang akan menjadi penerus Pakubuwono XIII Hangabehi. Meski ada tata cara adat untuk menentukan pewaris tahta kerajaan, keluarga terdekat Pakubuwono XIII sepakat bahwa penerus tersebut harus mendapatkan dukungan dari semua pihak.
Dipokusumo, pengageng parentah Keraton Surakarta, mengatakan bahwa calon raja harus mampu menggalang dukungan dari semua pihak. "Raja harus punya jaringan kuat agar perjalanannya menjadi lebih mulus," katanya.
Namun, Dipo tidak menjawab tegas saat ditanya soal peluang KGPAA Hamangkunegoro menjadi penerus tahta kerajaan. Meski demikian, dia mengakui bahwa calon raja harus memiliki tiga kriteria penting: dukungan dari keluarga, kemampuan berani, komitmen, dan networking.
GKR Timoer Rumbai, putri tertua Pakubuwono XIII, juga mengajak agar seluruh keluarga besar kerajaan tetap menjaga kerukunan selama proses suksesi. "Semoga rukun seperti apa yang sudah di-dawuhkan (diperintahkan) Sinuhun," katanya.
Keraton Surakarta memiliki tata cara tersendiri untuk menentukan pucuk pimpinan kerajaan, yaitu dengan menggalang dukungan dari semua pihak. Namun, tidak ada aturan khusus terkait penetapan raja baru di Keraton Surakarta.
"Melihat sikon [situasi dan kondisi]. Bisa 40 hari, bisa 100 hari, bisa hari itu juga. Sebelum-sebelumnya biasanya malah langsung. Karena sudah ada calonnya," katanya Dipo.
Kerajaan Jawa Tengah memiliki tradisi yang kaya akan adat dan budaya, dan Keraton Surakarta adalah contohnya. Pakubuwono XIII Hangabehi meninggalkan lima anak perempuan dan dua laki-laki dari tiga istrinya, dan putra tertua yaitu KGPH Mangkubumi yang lahir dari pernikahan Pakubuwono XIII dengan istri keduanya, KRAy Winari Sri Haryani.
Sementara itu, Dipo mengakui bahwa calon raja harus memiliki tiga kriteria penting: dukungan dari keluarga, kemampuan berani, komitmen, dan networking. Ia juga menambahkan bahwa penerus raja bisa ditentukan sewaktu-waktu, tidak ada aturan khusus terkait penetapan raja baru di Keraton Surakarta.
Semoga saja seluruh keluarga besar kerajaan tetap menjaga kerukunan selama proses suksesi dan menentukan penerus yang tepat.
Dipokusumo, pengageng parentah Keraton Surakarta, mengatakan bahwa calon raja harus mampu menggalang dukungan dari semua pihak. "Raja harus punya jaringan kuat agar perjalanannya menjadi lebih mulus," katanya.
Namun, Dipo tidak menjawab tegas saat ditanya soal peluang KGPAA Hamangkunegoro menjadi penerus tahta kerajaan. Meski demikian, dia mengakui bahwa calon raja harus memiliki tiga kriteria penting: dukungan dari keluarga, kemampuan berani, komitmen, dan networking.
GKR Timoer Rumbai, putri tertua Pakubuwono XIII, juga mengajak agar seluruh keluarga besar kerajaan tetap menjaga kerukunan selama proses suksesi. "Semoga rukun seperti apa yang sudah di-dawuhkan (diperintahkan) Sinuhun," katanya.
Keraton Surakarta memiliki tata cara tersendiri untuk menentukan pucuk pimpinan kerajaan, yaitu dengan menggalang dukungan dari semua pihak. Namun, tidak ada aturan khusus terkait penetapan raja baru di Keraton Surakarta.
"Melihat sikon [situasi dan kondisi]. Bisa 40 hari, bisa 100 hari, bisa hari itu juga. Sebelum-sebelumnya biasanya malah langsung. Karena sudah ada calonnya," katanya Dipo.
Kerajaan Jawa Tengah memiliki tradisi yang kaya akan adat dan budaya, dan Keraton Surakarta adalah contohnya. Pakubuwono XIII Hangabehi meninggalkan lima anak perempuan dan dua laki-laki dari tiga istrinya, dan putra tertua yaitu KGPH Mangkubumi yang lahir dari pernikahan Pakubuwono XIII dengan istri keduanya, KRAy Winari Sri Haryani.
Sementara itu, Dipo mengakui bahwa calon raja harus memiliki tiga kriteria penting: dukungan dari keluarga, kemampuan berani, komitmen, dan networking. Ia juga menambahkan bahwa penerus raja bisa ditentukan sewaktu-waktu, tidak ada aturan khusus terkait penetapan raja baru di Keraton Surakarta.
Semoga saja seluruh keluarga besar kerajaan tetap menjaga kerukunan selama proses suksesi dan menentukan penerus yang tepat.