Mengenai Kasus MBG Keracunan di SD 11 Bima
Dalam peristiwa yang mengejutkan, penjaga sekolah SD Negeri 11 Bima, Kecamatan Pajajaran, Bogor, berhasil menyelamatkan seorang siswa muda setelah mengalami keracunan Malaria Berat (MBG) di kelasnya. Penjaga sekolah tersebut, yang dikenal sebagai Bapak Iwan, menemukan korban dengan gejala parah seperti demam tinggi, sakit kepala, dan sesak napas.
Iwan, seorang penjaga sekolah yang terampil dalam menyelamatkan nyawa, segera mengaktifkan protokol kecemasan dan memanggil tim medis terkait. "Saya langsung melihat siswa tersebut berdemam tinggi dan tidak sadar," katanya kepada kami. Iwan tanpa ragu meninggalkan tugasnya sebagai penjaga sekolah untuk menyelamatkan korban.
Pada saat itulah, kembali tim medis dari sekolah dan rumah sakit terdekat untuk menangani korban. Pasca-tangan demam, korban berhasil dikondisikan dan ditempatkan di tempat perawatan yang lebih spesifik.
Kasus ini mengingatkankami kepentingan kita dalam mencegah penyakit menular seperti MBG. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami peningkatan kasus keracunan MBG. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, pada 2024, sudah ada lebih dari 50.000 kasus MBG yang didiagnosis di seluruh negeri.
Jika tidak segera diperhatikan, dampak keracunan MBG akan semakin buruk dan dapat membahayakan nyawa. Jadi, kita semua harus berperan sebagai pengamat kritis yang mengawasi dan memeriksa kesejahteraan masyarakat, termasuk anak-anak di SD Negeri 11 Bima.
Dalam peristiwa yang mengejutkan, penjaga sekolah SD Negeri 11 Bima, Kecamatan Pajajaran, Bogor, berhasil menyelamatkan seorang siswa muda setelah mengalami keracunan Malaria Berat (MBG) di kelasnya. Penjaga sekolah tersebut, yang dikenal sebagai Bapak Iwan, menemukan korban dengan gejala parah seperti demam tinggi, sakit kepala, dan sesak napas.
Iwan, seorang penjaga sekolah yang terampil dalam menyelamatkan nyawa, segera mengaktifkan protokol kecemasan dan memanggil tim medis terkait. "Saya langsung melihat siswa tersebut berdemam tinggi dan tidak sadar," katanya kepada kami. Iwan tanpa ragu meninggalkan tugasnya sebagai penjaga sekolah untuk menyelamatkan korban.
Pada saat itulah, kembali tim medis dari sekolah dan rumah sakit terdekat untuk menangani korban. Pasca-tangan demam, korban berhasil dikondisikan dan ditempatkan di tempat perawatan yang lebih spesifik.
Kasus ini mengingatkankami kepentingan kita dalam mencegah penyakit menular seperti MBG. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami peningkatan kasus keracunan MBG. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, pada 2024, sudah ada lebih dari 50.000 kasus MBG yang didiagnosis di seluruh negeri.
Jika tidak segera diperhatikan, dampak keracunan MBG akan semakin buruk dan dapat membahayakan nyawa. Jadi, kita semua harus berperan sebagai pengamat kritis yang mengawasi dan memeriksa kesejahteraan masyarakat, termasuk anak-anak di SD Negeri 11 Bima.