Pertanyaan Masyarakat Indonesia: Kenapa Israel Selamat dari Hukuman FIFA Setelah Kembali Ke Timur Tengah?
Pada minggu lalu, beberapa warga Indonesia kaget melihat Israel berhasil menghindari hukuman kehilangan hak mereka bermain di Piala Dunia 2026 setelah kalah dalam pertandingan play-off QCON (Qualifikasi Konfederasi) AFC melawan Saudi Arabia. Meskipun kalah, Israel masih bisa "mengelurkan" diri dari hukuman FIFA.
Menurut sumber-sumber keuangan internasional, FIFA memerlukan bukti-bukti nyata bahwa Israel melakukan tindakan diskriminatif terhadap pemain-pemain timnasnya sendiri. Namun, selama ini tidak ada bukti yang cukup untuk membuktikan hal tersebut.
Selain itu, FIFA juga memiliki kebijakan yang mengizinkan tim-tim untuk meminta maaf dan memulihkan hak mereka bermain di Piala Dunia jika memenuhi syarat-syarat tertentu. Israel memang memenuhi kriteria ini dengan baik, sehingga mereka diizinkan untuk terus berpartisipasi dalam kompetisi.
Pertanyaan yang muncul di benak-benak banyak orang adalah: kenapa Israel bisa "melawan" hukuman tersebut? Jawabannya terletak pada kelemahan sistem pengadilan FIFA. Seperti yang sudah kita lihat sebelumnya, tim-tim seringkali bisa menghindari hukuman dengan cara-cara yang tidak masuk akal.
Sementara itu, para kritikus dari berbagai sudut mengungkapkan kemarahan mereka terhadap keputusan ini. Mereka percaya bahwa Israel masih belum memenuhi syarat-syarat untuk diizinkan berpartisipasi di Piala Dunia, dan bahwa FIFA tidak tega menanggung tanggung jawab atas kesalahan ini.
Pertanyaan yang sama terulang kembali dalam benak-benak banyak orang: bagaimana bisa Israel tetap "selamat" dari hukuman FIFA? Jawabannya masih jauh dari dipastikan.
Pada minggu lalu, beberapa warga Indonesia kaget melihat Israel berhasil menghindari hukuman kehilangan hak mereka bermain di Piala Dunia 2026 setelah kalah dalam pertandingan play-off QCON (Qualifikasi Konfederasi) AFC melawan Saudi Arabia. Meskipun kalah, Israel masih bisa "mengelurkan" diri dari hukuman FIFA.
Menurut sumber-sumber keuangan internasional, FIFA memerlukan bukti-bukti nyata bahwa Israel melakukan tindakan diskriminatif terhadap pemain-pemain timnasnya sendiri. Namun, selama ini tidak ada bukti yang cukup untuk membuktikan hal tersebut.
Selain itu, FIFA juga memiliki kebijakan yang mengizinkan tim-tim untuk meminta maaf dan memulihkan hak mereka bermain di Piala Dunia jika memenuhi syarat-syarat tertentu. Israel memang memenuhi kriteria ini dengan baik, sehingga mereka diizinkan untuk terus berpartisipasi dalam kompetisi.
Pertanyaan yang muncul di benak-benak banyak orang adalah: kenapa Israel bisa "melawan" hukuman tersebut? Jawabannya terletak pada kelemahan sistem pengadilan FIFA. Seperti yang sudah kita lihat sebelumnya, tim-tim seringkali bisa menghindari hukuman dengan cara-cara yang tidak masuk akal.
Sementara itu, para kritikus dari berbagai sudut mengungkapkan kemarahan mereka terhadap keputusan ini. Mereka percaya bahwa Israel masih belum memenuhi syarat-syarat untuk diizinkan berpartisipasi di Piala Dunia, dan bahwa FIFA tidak tega menanggung tanggung jawab atas kesalahan ini.
Pertanyaan yang sama terulang kembali dalam benak-benak banyak orang: bagaimana bisa Israel tetap "selamat" dari hukuman FIFA? Jawabannya masih jauh dari dipastikan.