Boikot TVRI, Platform Edukasi yang Banyak Ditolak Dalam Masyarakat Indonesia
Sejumlah masyarakat Indonesia kembali mengungkapkan kekecewaannya terhadap platform edukasi umum nasional, TVRI. Kekecewaan ini ternyata terkait dengan beberapa peristiwa yang dilakukan oleh sebuah pesantren (pondok pesantren) di Lampung, yaitu Lirboyo.
Pada awal tahun ini, seorang wali pesantren tersebut meluncurkan program edukasi digital, khususnya dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Namun, dalam beberapa kesempatan, pesantren tersebut juga mempromosikan program tersebut dengan menjanjikannya kepada para siswa.
Hal ini kemudian menjadi sorotan masyarakat yang berlebihan dan tidak pantas. Beberapa orang bahkan memulai boikot TVRI sebagai bentuk protes terhadap program Lirboyo tersebut.
Sementara itu, beberapa tokoh masyarakat juga mengajukan klaim bahwa program edukasi digital Lirboyo tersebut "tidak pantas" dan "menyimpang". Namun, tidak ada bukti yang dapat dibuktikan secara pasti mengenai hal ini.
Ketika diajukan pertanyaan terkait dengan pernyataan tersebut, wali pesantren melalui kantor kebudayaannya menilai bahwa program edukasi digital Lirboyo tersebut "berorientasi" pada mendidik anak-anak masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Menurut salah satu pembicara yang mengunjungi pesantren, program edukasi Lirboyo tersebut sebenarnya membahas berbagai topik yang penting, seperti kesehatan dan keamanan online.
Sejumlah masyarakat Indonesia kembali mengungkapkan kekecewaannya terhadap platform edukasi umum nasional, TVRI. Kekecewaan ini ternyata terkait dengan beberapa peristiwa yang dilakukan oleh sebuah pesantren (pondok pesantren) di Lampung, yaitu Lirboyo.
Pada awal tahun ini, seorang wali pesantren tersebut meluncurkan program edukasi digital, khususnya dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Namun, dalam beberapa kesempatan, pesantren tersebut juga mempromosikan program tersebut dengan menjanjikannya kepada para siswa.
Hal ini kemudian menjadi sorotan masyarakat yang berlebihan dan tidak pantas. Beberapa orang bahkan memulai boikot TVRI sebagai bentuk protes terhadap program Lirboyo tersebut.
Sementara itu, beberapa tokoh masyarakat juga mengajukan klaim bahwa program edukasi digital Lirboyo tersebut "tidak pantas" dan "menyimpang". Namun, tidak ada bukti yang dapat dibuktikan secara pasti mengenai hal ini.
Ketika diajukan pertanyaan terkait dengan pernyataan tersebut, wali pesantren melalui kantor kebudayaannya menilai bahwa program edukasi digital Lirboyo tersebut "berorientasi" pada mendidik anak-anak masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Menurut salah satu pembicara yang mengunjungi pesantren, program edukasi Lirboyo tersebut sebenarnya membahas berbagai topik yang penting, seperti kesehatan dan keamanan online.