Eks Direktur Utama ASDP Menangis saat Baca Pleidoinya
Kemajuan hidup dari kecil hingga menjadi salah satu lembaga transportasi laut terbesar di Indonesia membuat Ira Puspadewi meneteskan air mata saat membacakan pleidoinya. Ia mengenang masa kecildia hidup dalam kondisi serba kesusahan karena ibunya sebagai orang tua tunggal dan menopang seorang diri semua kebutuhan keluarganya.
"Kehidupan keluarga kami lebih sulit begitu ayah meninggal. Ibu dan lima anaknya masih harus bersekolah, harus pindah, dan menumpang di rumah kakak yang berdinas di TNI AL," kata Ira saat membacakan pleidoinya.
Ayahnya adalah anggota TNI AU yang tinggal di komplek Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa Timur sebelum meninggal. Dia kerap menceritakannya tentang kemajuan negara lain dan meminta Ira untuk tidak minder dan terus belajar seperti orang-orang di sana.
"Ia sering bercerita tentang kemajuan Jepang dan Amerika dan meminta saya tidak minder dan terus belajar seperti orang-orang di sana," ungkap Ira.
Kemajuan hidup dari kecil hingga menjadi salah satu lembaga transportasi laut terbesar di Indonesia membuat Ira Puspadewi meneteskan air mata saat membacakan pleidoinya. Ia mengenang masa kecildia hidup dalam kondisi serba kesusahan karena ibunya sebagai orang tua tunggal dan menopang seorang diri semua kebutuhan keluarganya.
"Kehidupan keluarga kami lebih sulit begitu ayah meninggal. Ibu dan lima anaknya masih harus bersekolah, harus pindah, dan menumpang di rumah kakak yang berdinas di TNI AL," kata Ira saat membacakan pleidoinya.
Ayahnya adalah anggota TNI AU yang tinggal di komplek Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa Timur sebelum meninggal. Dia kerap menceritakannya tentang kemajuan negara lain dan meminta Ira untuk tidak minder dan terus belajar seperti orang-orang di sana.
"Ia sering bercerita tentang kemajuan Jepang dan Amerika dan meminta saya tidak minder dan terus belajar seperti orang-orang di sana," ungkap Ira.