Kementerian PU Periksa Keadilan Bangunan Ponpes di Jombang dan Kediri
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya (PU) melakukan pengecekan kembali keandalan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) di dua lokasi, yaitu Mamba'ul Ma'arif Denanyar di Jombang dan Ponpes Lirboyo Kota Kediri. Keputusan ini datang setelah terdampi ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo.
Pengecekan ini merupakan tindakan dari instruksi Presiden Prabowo Subianto, yang disampaikan melalui Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) dan Menteri PU. Menurut Dewi Chomistriana, Kepala Direktorat Jenderal Cipta Karya, kegiatan pengecekan ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa bangunan Ponpes yang ada di dua lokasi tersebut masih memiliki keandalan dan tidak berpotensi mengakibatkan kerusakan pada diri sendiri atau orang lain.
Selain itu, pengecekan juga meliputi aspek penambahan bangunan di dalam pondok pesantren. Di Mamba'ul Ma'arif Denanyar, tengah dibangun Sanitasi LPK berupa MCK 6 bilik, tempat wudhu, tempat cuci tangan, tempat cuci bersama, serta 1 unit IPALD (Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik) dan 1 unit menara air. Bangunan ini dibangun menggunakan metode swakelola tipe IV dan Perjanjian Kerja Sama sejak 1 Oktober-30 Desember 2025 dengan anggaran sebesar Rp250 juta.
Sementara itu, di Ponpes Lirboyo Kota Kediri, tengah dilaksanakan konstruksi berupa gedung madrasah 4 lantai, ruang serba guna serta kamar mandi, dan ruang penginapan santri. Menurut Dewi, pembangunan ini memerlukan penguatan dinding. Selain itu, perencanaan yang dilakukan juga dianggap sudah baik.
Kementerian PU berencana untuk melatih para santri yang memiliki ketertarikan di bidang konstruksi, sehingga mereka bisa mendapatkan sertifikat khusus dan membantu pekerjaan di bidang konstruksi secara legal.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya (PU) melakukan pengecekan kembali keandalan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) di dua lokasi, yaitu Mamba'ul Ma'arif Denanyar di Jombang dan Ponpes Lirboyo Kota Kediri. Keputusan ini datang setelah terdampi ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo.
Pengecekan ini merupakan tindakan dari instruksi Presiden Prabowo Subianto, yang disampaikan melalui Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) dan Menteri PU. Menurut Dewi Chomistriana, Kepala Direktorat Jenderal Cipta Karya, kegiatan pengecekan ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa bangunan Ponpes yang ada di dua lokasi tersebut masih memiliki keandalan dan tidak berpotensi mengakibatkan kerusakan pada diri sendiri atau orang lain.
Selain itu, pengecekan juga meliputi aspek penambahan bangunan di dalam pondok pesantren. Di Mamba'ul Ma'arif Denanyar, tengah dibangun Sanitasi LPK berupa MCK 6 bilik, tempat wudhu, tempat cuci tangan, tempat cuci bersama, serta 1 unit IPALD (Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik) dan 1 unit menara air. Bangunan ini dibangun menggunakan metode swakelola tipe IV dan Perjanjian Kerja Sama sejak 1 Oktober-30 Desember 2025 dengan anggaran sebesar Rp250 juta.
Sementara itu, di Ponpes Lirboyo Kota Kediri, tengah dilaksanakan konstruksi berupa gedung madrasah 4 lantai, ruang serba guna serta kamar mandi, dan ruang penginapan santri. Menurut Dewi, pembangunan ini memerlukan penguatan dinding. Selain itu, perencanaan yang dilakukan juga dianggap sudah baik.
Kementerian PU berencana untuk melatih para santri yang memiliki ketertarikan di bidang konstruksi, sehingga mereka bisa mendapatkan sertifikat khusus dan membantu pekerjaan di bidang konstruksi secara legal.