Pemerintah mengakui bahwa kebutuhan perempuan dan anak-anak korban banjir di Sumatera telah mulai tercukupi. Menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi, pemerintah telah memberikan bantuan yang cepat dan berbagai macam untuk mengatasi kesulitan ini.
"Ya, kami melihat bahwa kebutuhan spesifik anak-anak dan perempuan sudah mulai tercukupi walaupun belum semuanya. Kami melakukan yang terbaik agar kebutuhan spesifik untuk perempuan dan anak-anak bisa terpenuhi secara maksimal," ucapnya.
Bantuan khusus untuk perempuan dan anak seperti pembalut, pakaian dalam, makanan anak, juga telah disediakan oleh pemerintah. Bahkan, kebutuhan reproduksi perempuan seperti pembalut dan pakaian dalam sudah disediakan dengan berbagai upaya yang maksimal.
Selain itu, kemenpppa juga bekerja sama dengan TNI, Polri, Kemensos untuk melakukan trauma healing bagi anak-anak dan perempuan korban banjir. Kolaborasi ini sudah mulai dilakukan sejak hari pertama dan telah dilaksanakan dengan baik.
Namun, masih banyak yang harus dikerjakan untuk mengatasi kesulitan ini. Menurut data BNPB, total korban jiwa telah mencapai 951 orang, hilang 289 orang, dan terluka 5.000 orang. Sementara itu, banjir dan longsor di tiga provinsi tersebut juga telah mengakibatkan rusaknya 1.200 fasilitas umum, 199 fasilitas kesehatan, 534 fasilitas pendidikan, 425 rumah ibadah, 234 gedung/kantor, dan 497 jembatan.
Kemenpppa memastikan bahwa mereka akan melakukan yang terbaik untuk mengatasi kesulitan ini dan memberikan bantuan yang maksimal kepada perempuan dan anak-anak korban banjir.
"Ya, kami melihat bahwa kebutuhan spesifik anak-anak dan perempuan sudah mulai tercukupi walaupun belum semuanya. Kami melakukan yang terbaik agar kebutuhan spesifik untuk perempuan dan anak-anak bisa terpenuhi secara maksimal," ucapnya.
Bantuan khusus untuk perempuan dan anak seperti pembalut, pakaian dalam, makanan anak, juga telah disediakan oleh pemerintah. Bahkan, kebutuhan reproduksi perempuan seperti pembalut dan pakaian dalam sudah disediakan dengan berbagai upaya yang maksimal.
Selain itu, kemenpppa juga bekerja sama dengan TNI, Polri, Kemensos untuk melakukan trauma healing bagi anak-anak dan perempuan korban banjir. Kolaborasi ini sudah mulai dilakukan sejak hari pertama dan telah dilaksanakan dengan baik.
Namun, masih banyak yang harus dikerjakan untuk mengatasi kesulitan ini. Menurut data BNPB, total korban jiwa telah mencapai 951 orang, hilang 289 orang, dan terluka 5.000 orang. Sementara itu, banjir dan longsor di tiga provinsi tersebut juga telah mengakibatkan rusaknya 1.200 fasilitas umum, 199 fasilitas kesehatan, 534 fasilitas pendidikan, 425 rumah ibadah, 234 gedung/kantor, dan 497 jembatan.
Kemenpppa memastikan bahwa mereka akan melakukan yang terbaik untuk mengatasi kesulitan ini dan memberikan bantuan yang maksimal kepada perempuan dan anak-anak korban banjir.