Pengumuman tarif resiprokal Amerika Serikat (Amerika Trump) yang diberitakan beberapa bulan lalu ternyata menyebabkan kinerja industri domestik Indonesia terus menurun pada kuartal kedua 2025. Menurut Febri Hendri Antoni Arif, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), pelemahan itu terjadi karena penurunan nilai IKI (Indeks Kinerja Industri) ekspor dan domestik secara signifikan.
Dalam perhitungan IKI pada bulan April 2025, nilai ekspor mencapai 52,26 poin, sedangkan nilai domestik hanya sekitar 51,40 poin. Perbandingan ini menunjukkan bahwa kinerja industri domestik Indonesia lebih terdampak dari penurunan nilai IKI komparatif dibandingkan dengan eksport.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kemenperin, mulai November 2024 hingga Oktober 2025, pelemahan ini terjadi karena beberapa faktor, termasuk pengumuman tarif resiprokal Amerika Trump. Febri mengatakan bahwa peliputan ini memang menjadi salah satu penyebab utama mengapa industri domestik Indonesia terus mengalami distensi.
Selain itu, perlu diingat juga bahwa kinerja industri Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya juga telah mengalami distorsi akibat berbagai faktor seperti banjir impor dan konflik di Timur Tengah. Namun, pada bulan April 2025 ini, pelemahan tersebut terjadi secara signifikan.
Febri juga menyebutkan bahwa eskalasi perang di Timur Tengah memasuki periode Juni 2025 ini, yang menekan kinerja industri. Menurutnya, kondisi global seperti ini telah menyebabkan distorsi rantai pasok global, termasuk bahan-bahan dan pengiriman, yang pada gilirannya mempengaruhi kinerja industri domestik Indonesia.
Dalam perkembangan lain, perlu diingat bahwa pelemahan kinerja industri pada tahun-tahun terakhir ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti penurunan harga komoditas dan dampak dari perang.
Dalam perhitungan IKI pada bulan April 2025, nilai ekspor mencapai 52,26 poin, sedangkan nilai domestik hanya sekitar 51,40 poin. Perbandingan ini menunjukkan bahwa kinerja industri domestik Indonesia lebih terdampak dari penurunan nilai IKI komparatif dibandingkan dengan eksport.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kemenperin, mulai November 2024 hingga Oktober 2025, pelemahan ini terjadi karena beberapa faktor, termasuk pengumuman tarif resiprokal Amerika Trump. Febri mengatakan bahwa peliputan ini memang menjadi salah satu penyebab utama mengapa industri domestik Indonesia terus mengalami distensi.
Selain itu, perlu diingat juga bahwa kinerja industri Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya juga telah mengalami distorsi akibat berbagai faktor seperti banjir impor dan konflik di Timur Tengah. Namun, pada bulan April 2025 ini, pelemahan tersebut terjadi secara signifikan.
Febri juga menyebutkan bahwa eskalasi perang di Timur Tengah memasuki periode Juni 2025 ini, yang menekan kinerja industri. Menurutnya, kondisi global seperti ini telah menyebabkan distorsi rantai pasok global, termasuk bahan-bahan dan pengiriman, yang pada gilirannya mempengaruhi kinerja industri domestik Indonesia.
Dalam perkembangan lain, perlu diingat bahwa pelemahan kinerja industri pada tahun-tahun terakhir ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti penurunan harga komoditas dan dampak dari perang.