Kemenkes Usut Kematian Ibu Hamil Irene Sokoy di Papua

Tragedi di Rumah Sakit, Ibu Hamil Terkembang Di Papua Boleh Dikatakan sebagai Kematian yang Tidak Perlu Jika Pihak Rumah Sakit yang Menerima Pasien itu Mengambil Tindakan yang Tepat dan Profesional.

Dalam keseluruhan keselamatan ibu hamil Irene Sokoy, pasien ini mengalami kegagalan berupa bayi mati saat melahirkan. Ini menimbulkan perdebatan tentang seberapa baik Rumah Sakit yang menerima pasien itu dalam memberikan layanan yang tepat.

Saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang menyelidiki penolakan pasien yang dilakukan oleh beberapa rumah sakit di Jayapura. Penolakan ini terjadi ketika pasien tersebut menolak untuk diterima di Rumah Sakit Yowari, kemudian diprioritaskan di Rumah Sakit Dian Harapan.

Saat Irene Sokoy dikembalikan ke Rumah Sakit Yowari, ia mengalami kejang dan akhirnya meninggal bersama bayinya. Kemenkes mengatakan bahwa tim yang sedang menyelidiki peristiwa ini masih berproses dengan daerah hingga saat ini.

Saat dihubungi, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman mengatakan bahwa Kemenkes akan memberikan sanksi tegas terhadap pihak rumah sakit yang menolak pasien. Dia menjelaskan bahwa RS harus bertindak profesional dengan mengutamakan keselamatan pasien dibanding masalah administrasi.

Kemenkes menilai penolakan pasien oleh rumah sakit merupakan pelanggaran UU Kesehatan yang dapat mengarah ke unsur pidana.
 
Maaf, aku masih gak ngerti apa aja yang terjadi di Rumah Sakit Yowari... Aku bayarin, kalau pihak rumah sakit itu nanti dikenakan sanksi karena tidak profesional dalam menerima pasien ibu hamil Irene Sokoy. Tapi, aku rasa perlu juga ada penilaian lebih lanjut tentang apa aja yang salah mereka lakukan... Mungkin mereka salah prosedur atau apa? Aku harap Kemenkes bisa menyelesaikan kasus ini dengan cepat dan tuntas, agar pasien lain tidak mengalami kesulitan seperti Irene Sokoy... 😊
 
Pergi gini sih, apa artinya ada ibu hamil kalau diterima rumah sakit Yowari kemudian di transfer ke Dian Harapan dan kalo di transfer lagi itu jadi korban. Sama-sama ya, ini kasus nyata yang bikin kita perdebatkan tentang ketepatan layanan rumah sakit. Kadang ada kesalahan juga tapi apa dia boleh mati karena kesalahan administrasi? Pasti tidak boleh, harus ada tindakan yang tepat dan profesional dari pihak rumah sakit. Maka dari itu, saya harap pihak Kemenkes yang menyelidiki ini bisa memberikan sanksi yang tepat kepada rumah sakit yang menolak pasien kalau ada kesalahan. Ini kasus yang bikin kita sadar pentingnya keselamatan pasien ya 🤕
 
Gampang dipahami kalau pasien ibu hamil itu tidak ada pilihan lain, tapi apakah Rumah Sakit Yowari dan Dian Harapan harus menolak pasien itu pertama kali? Saya pikir perlu dilakukan pengecekan lebih baik lagi agar semua beres. Kalau benar-benar keselamatan pasien adalah prioritas utama, maka harus ada jaminan bahwa pasien tidak akan diprioritaskan hanya karena masalah administrasi.
 
aku rasa ada hal lain yang lebih penting disini, yaitu bagaimana kementerian bisa tidak memastikan adanya petunjuk yang jelas dari pasien sendiri sebelum menerima dia di rumah sakit. apalagi pasien itu adalah ibu hamil, bukan hanya pasien apa pun. kalau tidak ada petunjuk yang jelas dari pasien, bagaimana rumah sakit bisa yakin bahwa pasien itu harus ditangani dengan cepat? padahal yang paling penting adalah keselamatan pasien tersebut, bukan hanya urusan administrasi. 🤔
 
Kalau bisa, RS-nya harus lebih berhati-hati dengan pasien ibu hamil. Mereka harus segera memastikan apakah pasien itu benar-benar siap melahirkan atau tidak. Jangan sampai ada kesalahan lagi seperti yang terjadi dengan Irene Sokoy. Sanksi yang diberikan oleh Kemenkes pasti sudah wajar, tapi saya ingin bertanya, apa sebenarnya yang harus dibawa oleh pasien ibu hamil saat datang ke RS? Mungkin ada aturan tertentu yang perlu diikuti agar proses penyembuhan berjalan dengan lancar 💊👩‍⚕️.
 
kembali
Top