Kemenkes Kunjung Banten Sebagai Percontohan Penanganan TBC Nasional
Wakil Menteri Kesehatan, Benjamin Paulus Octavianus menyatakan Provinsi Banten menjadi percontohan nasional dalam penanganan penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Hal ini didasarkan pada pencapaian terbaik se-Indonesia dalam upaya pemberantasan TBC.
Menurut Benjamin, Pemprov Banten memiliki persentase penemuan TBC yang mencapai 93 persen. Tak hanya itu, persentase penanganan keluarga pasien TBC di Banten juga dinilai tertinggi dibanding provinsi lain. "Di Banten ini kelebihannya luar biasa. Orang yang sakit diobati, tapi keluarganya juga ikut diobati—sudah mencapai 52 persen", ujar Benjamin.
Pemerintah menargetkan Indonesia bebas TBC karena itu upaya menemukan pasien menjadi hal yang penting. Pencapaian terbaik Banten ini tidak hanya membuktikan efektivitas penanganan TBC di provinsi tersebut, tetapi juga menjadi inspirasi bagi pemerintahan untuk mengadopsi strategi penanganan yang sama secara nasional.
Gubernur Banten Andra Soni menekankan bahwa hasil ini bukan berarti Pemprov Banten memiliki kasus TBC terbaik se-Indonesia. "Temuan TBC di Provinsi Banten tertinggi nasional jangan diartikan paling tinggi kasus TBC, tapi upaya yang dilakukan untuk menemukan dan mengatasinya yang paling tinggi", katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramuji Hastuti menjelaskan bahwa dukungan dari kepala daerah dan fasilitas kesehatan menjadi faktor penting dalam penanganan TBC. "Komitmen berbagai pihak ini penting, mulai dari bupati, wali kota, hingga Pak Gubernur yang turun langsung mewajibkan daerah untuk bergerak", katanya.
Dengan demikian, Provinsi Banten menjadi percontohan nasional dalam penanganan TBC di Indonesia. Hal ini dapat menjadi contoh bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan efektivitas penanganan penyakit tuberkulosis di Indonesia.
Wakil Menteri Kesehatan, Benjamin Paulus Octavianus menyatakan Provinsi Banten menjadi percontohan nasional dalam penanganan penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Hal ini didasarkan pada pencapaian terbaik se-Indonesia dalam upaya pemberantasan TBC.
Menurut Benjamin, Pemprov Banten memiliki persentase penemuan TBC yang mencapai 93 persen. Tak hanya itu, persentase penanganan keluarga pasien TBC di Banten juga dinilai tertinggi dibanding provinsi lain. "Di Banten ini kelebihannya luar biasa. Orang yang sakit diobati, tapi keluarganya juga ikut diobati—sudah mencapai 52 persen", ujar Benjamin.
Pemerintah menargetkan Indonesia bebas TBC karena itu upaya menemukan pasien menjadi hal yang penting. Pencapaian terbaik Banten ini tidak hanya membuktikan efektivitas penanganan TBC di provinsi tersebut, tetapi juga menjadi inspirasi bagi pemerintahan untuk mengadopsi strategi penanganan yang sama secara nasional.
Gubernur Banten Andra Soni menekankan bahwa hasil ini bukan berarti Pemprov Banten memiliki kasus TBC terbaik se-Indonesia. "Temuan TBC di Provinsi Banten tertinggi nasional jangan diartikan paling tinggi kasus TBC, tapi upaya yang dilakukan untuk menemukan dan mengatasinya yang paling tinggi", katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramuji Hastuti menjelaskan bahwa dukungan dari kepala daerah dan fasilitas kesehatan menjadi faktor penting dalam penanganan TBC. "Komitmen berbagai pihak ini penting, mulai dari bupati, wali kota, hingga Pak Gubernur yang turun langsung mewajibkan daerah untuk bergerak", katanya.
Dengan demikian, Provinsi Banten menjadi percontohan nasional dalam penanganan TBC di Indonesia. Hal ini dapat menjadi contoh bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan efektivitas penanganan penyakit tuberkulosis di Indonesia.