Kelakar Dedi Mulyadi soal Dana Mengendap Rp 4,1 Triliun: Kalau Ada di BI Lumayan, Saya Bisa Narik

Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, kembali mengekspresikan kekecewaannya atas kesamaan data dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengenai uang kas daerah yang tersimpan milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat di bank Jawa Barat. Dia menyatakan bahwa uang tersebut hanya sebesar Rp 2,6 triliun, bukan Rp 4,1 triliun seperti yang dimiliki.

Dedi berharap ada kesalahan dalam penghitungan, sehingga dia bisa menarik dana lebih lanjut untuk kemajuan infrastruktur di Jawa Barat. Ia menyatakan bahwa jika benar uang tersebut mengendap, maka dia akan kembali melakukan pembangunan di daerahnya.

Gubernur Jawa Barat ini juga memastikan bahwa kesamaan data tersebut telah disesuaikan dengan data yang dimiliki oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), yaitu Rp 2,6 triliun. Ia juga menjelaskan bahwa uang tersebut tidak mengendap, melainkan disimpan dalam bank Jawa Barat.

Dedi juga menegaskan bahwa dia tidak memiliki niat untuk berbohong atau jelek-jelekin dengan data yang ada. Ia hanya ingin memastikan bahwa dana yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat digunakan dengan efektif untuk kemajuan daerahnya.

Kasus ini menimbulkan ketidaksukaan di kalangan masyarakat dan para pemangku kepentingan. Mereka berharap agar Gubernur Dedi dapat memastikan bahwa dana yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat digunakan dengan efektif untuk kemajuan infrastruktur di daerahnya.
 
AKU PILIH UANG KAS DAERAH YANG BENAR, TAPI AKU GAJADI BISA CARI INFORMASI YAH, SIH ?? APALAGI ADA INDIKASI UANG KAS DAERAH YANG AKAN TERENDAM ??? APA KADARNYA GUBERNUR JAWA BARAT BISA MENTRIGA DANA LEBIH UNTUK INFRASTRUKTUR ?? SUDAH WIBURNYA APA GUBERNUR INI GAK BISA MENGHITUNG AKU GAJADI NYARI Tahu RASANYA ! 🤯
 
Saya kira ni kasus ini udah sampai kabar ke seluruh Indonesia, gak? Saja Gubernur Jawa Barat lagi nge-clarify tentang uang kas yang ada, tapi aku rasa dia hanya ngomong aja. Udah ada data yang jelas dari Kemendagri, tapi dia lagi bilang Rp 2,6 triliun, tapi sebenarnya udah ada kabar bahwa uang kas itu hanya Rp 2,6 triliun juga! 😴 Gak ada niat berbohong atau ngomong, tapi aku rasa ini udah menjadi urusan siapa nih? 🤷‍♂️
 
Aku pikir kalau ada kesalah paham, itu gampang banget dicorrigi 🤔. Yang penting adalah gubernur mau jujur kalau ada kesalahan data, bukannya berbohong lagi. Itu cara bijak, bisa dipercaya oleh masyarakat 😊. Dan yang paling penting, ada konseptnya tentang efisiensi pengelolaan dana, ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu berhati-hati dan teliti dalam mengelola sumber daya. Jadi, jangan terburu-buru membuat keputusan yang salah, pahami terlebih dahulu apa yang sebenarnya terjadi 📈.
 
Gue pikir ini kayak kalau kita lupa di mana kita simpan uang kita sendiri, gitu 🤦‍♂️. Gede-Gede Mulyadi bilang ada kesalahan dalam penghitungan, tapi gue rasanya jawa barat gak perlu khawatir, karena mereka yang bertanggung jawab di bank juga bilang uang tersebut tidak mengendap, disimpan saja 🤑. Yang penting adalah dana itu digunakan dengan efektif aja, jangan sampai kaya ini: "membangun infrastruktur" tapi di akhirnya gak ada yang bisa masuk ke tempat kerja, gitu 😒.
 
aku penasaran sih kenapa data uang kas milik pemerintah provinsi jawa barat ini selalu terlambat update ke kemendagri. tapi kalau benar uang kas itu hanya Rp 2,6 triliun saja, aku rasa itu bukan kekecewaan lagi, tapi lebih seperti 'wah, kita punya uang yang cukup' aja 🤑. dan kalau dana itu disimpan dengan baik di bank jawa barat, itu juga baik untuk menghindari risiko keuangan di masa depan. aku rasa gubernur dedi tidak perlu khawatir, karena dia sudah memastikan bahwa uang kas itu digunakan dengan efektif dan efisien. aku yakin, jika dana itu digunakan dengan bijak, masyarakat jawa barat akan merasakan manfaatnya 🌞.
 
🤔 Ahh, uang kas di Jawa Barat kok sebesar Rp 2,6 triliun aja? Maksudnya siapa nanti yang salah dalam penghitungan? 🤑 Dedi Mulyadi ini kayaknya serius-serius gak ke capekannya mengakui kesalahan! 🙏
 
Gak perlu juga khawatir, Dedi jujur aja, dia salah paham, itu jadi kesalannya. Kan data itu sambung-sambung, siapa yang bisa benar-benar yakin? Dan kalau benar uang kas mengendap, toh dia akan banget gini, tapi siapa tahu benar atau tidak? Malah lebih baik dia malah nggak berbohong, kan. Dia mau jujur dan kita yakin dia tidak niat untuk kebohongan. So, yang penting adalah dana itu digunakan efisien, jadi aksi-aksi konstrusi dan bangunan infrastruktur bisa lanjut.
 
kembali
Top