Afaf Abu Alia saat memanen zaitun bersama keluarganya, sementara di belakangnya kelompok pemukim Israel bertopeng menggeruduk rumahnya. (Tirto.id)
Di Tepi Barat, kekerasan terhadap warga Palestina semakin meningkat. Kekerasan yang dilakukan oleh pemukim ilegal Israel menyebabkan warga Palestina tewas hingga 1.000 orang sejak 2023. Pemukim tersebut memanfaatkan dukungan dari Israel serta Barat untuk melegitimasi aksi kekerasan mereka, bahkan dengan berbagai cara seperti mengganti label di produk-pertiwi yang berasal dari permukiman ilegal.
Kekerasan ini telah dilakukan tanpa hukuman. Pada Agustus 2025 saja, terjadi serangan terhadap lansia, anak kecil, dan tiga perempuan selama sepekan. Tidak ada sanksi ekonomi yang bermakna atau penuntutan terhadap pemukim ilegal Israel.
Menurut reporte dari PBB, di Tepi Barat sendiri sudah ada lebih dari 700 ribu pemukim Israel yang tinggal di 350 permukiman. Mereka bukan petani biasa tetapi prajurit dari proyek politik terencana. Meski dinyatakan ilegal menurut hukum internasional, mereka tidak pernah dihukum.
Di Tepi Barat, kekerasan terhadap warga Palestina semakin meningkat. Kekerasan yang dilakukan oleh pemukim ilegal Israel menyebabkan warga Palestina tewas hingga 1.000 orang sejak 2023. Pemukim tersebut memanfaatkan dukungan dari Israel serta Barat untuk melegitimasi aksi kekerasan mereka, bahkan dengan berbagai cara seperti mengganti label di produk-pertiwi yang berasal dari permukiman ilegal.
Kekerasan ini telah dilakukan tanpa hukuman. Pada Agustus 2025 saja, terjadi serangan terhadap lansia, anak kecil, dan tiga perempuan selama sepekan. Tidak ada sanksi ekonomi yang bermakna atau penuntutan terhadap pemukim ilegal Israel.
Menurut reporte dari PBB, di Tepi Barat sendiri sudah ada lebih dari 700 ribu pemukim Israel yang tinggal di 350 permukiman. Mereka bukan petani biasa tetapi prajurit dari proyek politik terencana. Meski dinyatakan ilegal menurut hukum internasional, mereka tidak pernah dihukum.