Kebijakan Baru untuk Meningkatkan Efektifitas Program MBG: Apa Saja Alternatif yang Dianjurkan Guru Besar UGM?

pixeltembok

New member
**Mengoptimalkan Program MBG, Guru Besar UGM Sosialisasikan Kebijakan Baru**

Yogyakarta, CNN Indonesia - Sebagai salah satu program yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menimbulkan kontroversi terutama terkait dengan praktik pemburu rente dan keracunan makanan. Guru Besar Departemen Manajemen FEB UGM, Agus Sartono, berpendapat bahwa pelaksanaan program MBG sebaiknya diserahkan langsung ke kantin masing-masing sekolah.

"Kita harus meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, tapi tidak bisa hanya dengan melihat angka-angka ekonomi," kata Agus dalam keterangannya. "Tantangan di implementasi adalah persoalan muncul bukan pada ide besar, tetapi pada mekanisme pelaksanaan."

Menurut Agus, program MBG yang sasarannya mencakup 55,1 juta penerima manfaat dari kalangan siswa yang tersebar di 329 ribu satuan pendidikan, serta lebih dari 20 ribu pesantren memiliki potensi besar untuk keracunan makanan dan praktik pemburu rente. "Dana sebesar Rp15 ribu per siswa akan membentuk anggaran sebesar Rp247,95 triliun, melebihi dana desa 2025 sebesar Rp71 triliun," kata Agus.

Agus menemukan bahwa terdapat banyak program yang sudah ada untuk menghadapi keluarga tidak mampu dan menyasar setidaknya 20 persen dari kelompok tersebut. "Kita bisa mempelajari pengalaman dari negara-negara maju, seperti cara mereka melaksanakan program MBG melalui kantin sekolah," kata Agus.

Selain itu, Agus juga mengusulkan alternatif lain yaitu dengan memberikan dana secara tunai kepada siswa dan melibatkan orang tua untuk membelanjakan serta menyiapkan bekal kepada putra-putrinya. "Jika sampai satu bulan tidak membawa bekal, bisa dipanggil orang tuanya, jika masih terus bisa dihentikan," kata Agus.

Agus juga mengatakan bahwa implementasi MBG dengan memberikan tunai kepada siswa akan mampu menekan dan menghilangkan kebocoran atau keuntungan pemburu rente sebesar Rp33,3 triliun. "Saya kira masih belum terlambat, dan ajakan saya mari kita perpendek rantai distribusi MBG agar lebih efektif dan hilangkan cara-cara kotor memburu rente. Jadikan MBG benar-benar sebagai Makan Bergizi Gratis bagi siswa," pungkas Agus.

Agus berharap dengan melaksanakan kebijakan ini, program MBG dapat meningkatkan efektivitasnya dan memberikan manfaat yang sebenarnya kepada siswa.
 
Bisa dilihat bahwa masalahnya memang ada di implementasi, bukan pada ide besar dari Program MBG itu sendiri 🤔. Jika kita lihat contoh di beberapa negara maju, mereka sudah berhasil melaksanakan program serupa dengan kantin sekolah, jadi kenapa kita masih ragu?
 
Saya pikir ide memberikan dana tunai kepada siswa itu memang bisa menyelesaikan masalah praktik pemburu rente 🤑. Tapi, saya masih belum yakin kalau cara ini bisa efektif dalam jangka panjang karena mungkin akan ada banyak siasat untuk mendapatkan uang yang diberikan siswa tersebut 😊
 
Saya pikir solusi yang tepat adalah membuat infrastruktur distribusi makanan yang lebih baik 🚛. Jika kita bisa membuat sistem logistik yang efektif, maka kebocoran uang dan praktik pemburu rente bisa diminimalkan 👍. Dan Agus juga benar, kita harus belajar dari negara-negara maju dalam mengelola program MBG agar lebih efektif 🌏
 
Saya masih belum yakin dengan angka-angka yang disebutkan di atas 🤔. Dimana data yang digunakan untuk menghitung anggaran MBG ini? Perlu ada sumber yang kredibel dan dapat dipercaya agar kita bisa mempercayai data tersebut 👍
 
Saya rasa strategi politis di balik MBG ini harus dibongkar 🤔. Mengapa pemerintah tidak memilih alternatif lain, seperti membuat program subsidi beras atau sayuran, untuk membantu keluarga miskin? Mungkin karena MBG ini mudah digunakan sebagai alat politik untuk memenangkan hati masyarakat... tapi itu hanya spekulasi saya 👀
 
Saya masih ingat saat-saat lalu ketika anak-anak kami memperoleh makanan gratis di sekolah 🍴. Mereka benar-benar senang, tapi saya juga ingat bahwa sistem logistik pada waktu itu tidak terlalu kompleks 🤔. Saya rasa Agus memiliki poin yang tepat dengan mengusulkan distribusi dana tunai kepada siswa, sehingga mereka bisa memilih sendiri makanan yang ingin dimakan 💡
 
Saya pikir sudah saatnya kita mengubah sistem logistik MBG menjadi lebih sederhana dan transparan 🤔. Mengapa harus memberikan dana tunai kepada orang tua? Mereka pasti akan membagikannya dengan baik, bukan? 💯 Dan mengenai anggaran Rp247 triliun itu, saya pikir itu sudah terlalu banyak untuk program MBG ini 😅. Kita harus bisa melaksanakannya dengan lebih efektif dan efisien!
 
Saya pikir strategi Agus sangat tepat! 💡 Membuat kantin sekolah sebagai wadah penyampaian makanan gratis akan membantu meningkatkan partisipasi UMKM dalam program MBG ini 🏪️. Selain itu, hal ini juga dapat meningkatkan penerapan standar keamanan dan kualitas makanan yang lebih baik untuk anak-anak sekolah 😊.
 
Back
Top