Sebanyak 53 warga negara Indonesia yang berlindung di kamp militer Myanmar kini telah diawasi dengan ketat oleh KBRI di Yangon. Pihak KBRI mengatakan bahwa para WNI tersebut dibawa dari Myawaddy, Kayin State, Myanmar, dan beberapa di antaranya bersama lembaga sosial sementara yang lain dalam pengawasan kepolisian Myanmar.
Situasi keamanan di lapangan masih fluktuatif, sehingga proses evakuasi hanya dapat dilakukan melalui jalur aman, terkoordinasi, dan sesuai izin otoritas setempat. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus memastikan bahwa para WNI tersebut telah terdata dan terverifikasi sebelum dibawa pulang ke Indonesia.
Sementara itu, KBRI menegaskan bahwa keselamatan merupakan prioritas utama dalam setiap langkah penanganan. Tim KBRI terus bekerja siang dan malam untuk memastikan seluruh WNI dapat kembali ke tanah air dalam keadaan selamat tanpa satu pun tertinggal.
Pemerintah Indonesia juga harus membuat SPLP (Surat Perniapan Laju Kembali) dan menyediakan tiket pulang ke Indonesia. Namun, karena situasi keamanan di lapangan masih fluktuatif, proses evakuasi hanya dapat dilakukan melalui jalur yang aman dan terkoordinasi.
Dalam beberapa kasus, ada WNI yang masih memiliki paspor aktif namun memerlukan waktu lebih lama untuk menunggu ijin resmi dari pemerintah Myanmar. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus berhati-hati dalam mengambil langkah-langkah tersebut agar keselamatan para WNI tidak terganggu.
KBRI telah memastikan bahwa seluruh WNI dapat kembali ke tanah air dalam keadaan selamat dan tidak ada satu pun tertinggal. Tim KBRI terus bekerja siang dan malam untuk memastikan keselamatan para WNI dan mempersiapkan mereka untuk pulang ke Indonesia dengan cepat dan aman.
Situasi keamanan di lapangan masih fluktuatif, sehingga proses evakuasi hanya dapat dilakukan melalui jalur aman, terkoordinasi, dan sesuai izin otoritas setempat. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus memastikan bahwa para WNI tersebut telah terdata dan terverifikasi sebelum dibawa pulang ke Indonesia.
Sementara itu, KBRI menegaskan bahwa keselamatan merupakan prioritas utama dalam setiap langkah penanganan. Tim KBRI terus bekerja siang dan malam untuk memastikan seluruh WNI dapat kembali ke tanah air dalam keadaan selamat tanpa satu pun tertinggal.
Pemerintah Indonesia juga harus membuat SPLP (Surat Perniapan Laju Kembali) dan menyediakan tiket pulang ke Indonesia. Namun, karena situasi keamanan di lapangan masih fluktuatif, proses evakuasi hanya dapat dilakukan melalui jalur yang aman dan terkoordinasi.
Dalam beberapa kasus, ada WNI yang masih memiliki paspor aktif namun memerlukan waktu lebih lama untuk menunggu ijin resmi dari pemerintah Myanmar. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus berhati-hati dalam mengambil langkah-langkah tersebut agar keselamatan para WNI tidak terganggu.
KBRI telah memastikan bahwa seluruh WNI dapat kembali ke tanah air dalam keadaan selamat dan tidak ada satu pun tertinggal. Tim KBRI terus bekerja siang dan malam untuk memastikan keselamatan para WNI dan mempersiapkan mereka untuk pulang ke Indonesia dengan cepat dan aman.