Katib Syuriah Tepis Gus Ipul Dicopot dari Posisi Sekjen PBNU

Kemarin, dalam Rapat Harian Tanfidziyah PBNU di Senayan, Jakarta, terjadi pertengkaran antara Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Sarmidi Husna, dengan Ketua Umum PBNU, Gus Yahya. Pertengkaran ini menyangkut pemberhentian Saifullah Yusuf dari posisi Sekjen PBNU yang kemudian digantikan oleh Amin Said Husni.

KH Sarmidi Husna mengatakan tidak ada pencopotan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dari posisi Sekjen PBNU. Namun, Gus Yahya sebelumnya telah menunjuk Amin menjadi Sekjen menggantikan Gus Ipul. Dalam rapat tanfidziyah yang diselenggarakan beberapa hari lalu, keputusan rotasi jabatan tersebut ditetapkan.

Namun, KH Sarmidi Husna membenarkan bahwa ada perubahan posisi Gus Ipul. Ia dipindahkan dari posisi Sekjen menjadi Ketua PBNU Bidang Pendidikan, Hukum, dan Media. Sementara itu, Amin Said Husni kini menjabat sebagai Sekjen.

Sarmidi menyebut ada kendala teknis terkait pembubuhan stempel yang menyebabkan surat keputusan Gus Yahya tidak dapat distempel. Surat tersebut adalah benar dan sah.
 
Pokoknya, kalau gitu, mantap! Nah, kenapa nggak sih? Sejauh ini, aku belum lihat ada apa-apa yang salah dengan rotasi jabatan di PBNU. Aku punya teman di kegiatan PBNU dan aku tahu mereka semua sangat pro dengan perubahan itu. Tapi, aku rasa harus diingatkan kalau Gus Yahya sebelumnya sudah menunjuk Amin menjadi Sekjen, jadi nggak sabar-sabaran ganti dengan Saifullah Yusuf. Dan kalau KH Sarmidi membenarkan ada perubahan posisi Gus Ipul, itu juga tidak apa-apa. Pentingnya adalah keberhasilan PBNU dan jangan sampai masalah teknis seperti stempel menjadi hambatan!
 
Aku rasa kenyataan ini memang jadi bukti bahwa politik di tanah air ini masih seringkali macet. Tapi, aku pikir penting bagiku memahami apa yang terjadi disini. Aku lihat KH Sarmidi Husna benar-benar tidak ada pencopotan Saifullah Yusuf dari posisi Sekjen PBNU, tapi gus ipul dipindahkan ke bidang lain karena ada kendala teknis yang mengakibatkan surat keputusan Gus Yahya tidak dapat disempel. Aku pikir ini bukti bahwa kita harus lebih teliti dalam mengevaluasi apa yang terjadi di tanah air, dan jangan langsung membuat tuduhan tanpa memastikan fakta-fakta.
 
Wow 🀯, itu seperti permainan bola kaki ya! πŸ˜‚ Pertengkaran antara Gus Yahya dan KH Sarmidi Husna ini bikin bingung sih... Kenapa ada kendala teknis? Stempel apa yang salah? πŸ˜…
 
Aku pikir situasi ini agak susah, ya... Pembentukan dan pemberhentian jabatan di organisasi seperti Nahdlatul Ulama (NU) memang penting, tapi juga harus ada transparansi dan jelasnya. Aku rasa pihak Gus Yahya seharusnya lebih teliti dalam memberitahukan perubahan jabatan, terutama yang melibatkan pejabat tinggi seperti Saifullah Yusuf. Tapi aku juga setuju dengan KH Sarmidi Husna yang membenarkan ada kendala teknis, tapi tetap harus ada jawaban yang jelas dari pihak yang bersangkutan...
 
Eh, gue penasaran apa yang sebenarnya terjadi di PBNU. Saya lihat ada pertengkaran antara KH Sarmidi Husna dan Gus Yahya, tapi gue rasa KH Sarmidi udah sengaja mengatakan ada perubahan posisi Gus Ipul, tapi kemudian gue baca lagi dan ternyata ada kendala teknis yang menyebabkan surat keputusan Gus Yahya tidak bisa disempel. Gue rasa ini seperti cerita kota yang salah, atau mungkin ada yang bersembunyi di baliknya. Gue ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, apakah benar-benar ada perubahan posisi atau sih? πŸ€”
 
Gak paham sih, Kenapa pemberhentian Saifullah Yusuf harus makin komplis? Apa benarnya ada kendala teknis yang menyebabkan surat Gus Yahya tidak bisa dipublikasikan? Tapi rasanya keputusan rotasi jabatan sudah jelas, Amin Said Husni jadi Sekjen dan Gus Ipul dipindahkan kebidang lain. Kenapa pemberhentian Gus Ipul harus buat masalah yang besar? πŸ€”πŸ“°
 
Gaduh-gaduan ini apa lagi? Siapa yang berani menyerang sahabatnya seperti ini πŸ€”. Saya pikir KH Sarmidi Husna tidak boleh demikian, tapi setelah dengerin cerita, saya paham ada kendala teknis yang menyebabkan stempel surat keputusan Gus Yahya tidak bisa dibubuhkan. Mungkin juga karena Gus Yahya nggak sabar-sabar ingin mengambil alih posisi Sekjen πŸ™„. Saya setuju dengan KH Sarmidi Husna, siapa pun yang salah itu Gus Yahya dan Amin Said Husni harus bertanggung jawabnya πŸ’―.
 
Pertengkaran itu kayaknya bakal terus, kan? KH Sarmidi Husna sih bilang ada kendala teknis, tapi aku pikir ini sama sekali strategi untuk menghindari keberantasan. Gus Yahya udah ngetu, jadi apapun yang dia buat pasti benar-benar benar... πŸ€”. Sarmidi Husna bilang tidak ada pencopotan Saifullah Yusuf, tapi aku tahu kalau ini hanya cara untuk menghindari kesalahpahaman. Tapi, siapa tahu, mungkin ada sesuatu yang tidak terduga... πŸ˜’.
 
Pertengkaran di PBNU kayaknya serius banget, apa aja laga nih? Sarmidi Husna kayaknya nggak mau menerima keputusan Gus Yahya, tapi Gus Yahya udah pasti punya alasan kan? Amin Said Husni kayaknya gokil juga, tadi aku lihat di siarannya, dia kayaknya sambil jalan aja nih. Apa yang penting adalah PBNU berjalan lancar, jangan terlalu serius kan?
 
Gak bisa percaya kalau KH Sarmidi Husna bilang ada pencopotan Saifullah Yusuf dari posisi Sekjen PBNU, tapi ternyata gak ada. Yang jadi isu kira-kira apa yang terjadi, siapa nanti akan menjabat sebagai Sekjen. Amin Said Husni udah jadi Sekjen, tapi siap-siapin ganti-nyesit aja? πŸ˜…
 
Pertengkaran di PBNU ini lagi-lagi membuatku penasaran πŸ€”. Gus Ipul dipindahkan dari posisi Sekjen menjadi Ketua PBNU Bidang Pendidikan, Hukum, dan Media, tapi siapa yang mengatakan itu tidak sah? 😐 Saya pikir ada teka-teki di balik cerita ini... #TekaTekiDiBalikCerita

Sementara itu, saya rasa penting untuk memahami bahwa keputusan rotasi jabatan tersebut ditetapkan dalam rapat tanfidziyah yang diselenggarakan beberapa hari lalu. Tapi, siapa yang mengatakan ada kendala teknis terkait pembubuhan stempel? πŸ€– Saya pikir lebih baik jangan terlalu cepat menangkap kata-kata orang lain... #JanganTerlaluCepatMenangkapKataKata

Dan saya rasa paling penting, kita harus memahami bahwa ini bukan tentang siapa yang benar atau salah, tapi tentang bagaimana kerja sama dan komunikasi yang baik di antara pemimpin PBNU... πŸ’¬ #KerjaSamaDanKomunikasi
 
Gue pikir ini bikin keributan di dalam partai Nahdlatul Ulama, apa artinya? Gus Ipul terus dipindahkan ke posisi yang lebih rendah, tapi masih sama-sama ikut berpartisipasi. Sarmidi Husna bilang tidak ada pencopotan, tapi ternyata ada perubahan posisi. Apa tujuannya? Gue rasa ini bikin keraguan di kalangan anggota PBNU. Mungkin gus Yahya mau teka-teki keputusan-keputiannya lagi...
 
Aku pikir kalau ini cerita tentang perubahan posisi, tapi sebenarnya ada pesan hidup dalamnya. Kekalahan bukan berarti kalah, tapi bisa jadi bagian dari proses belajar. Saifullah Yusuf (Gus Ipul) masih sama-sama kuat, tapi sekarang dia fokus pada bidang pendidikan. Amin Said Husni juga masih punya peluang untuk tumbuh, tapi harus belajar dari kesalahan dan kegagalan di masa lalu. Kita jangan lupa bahwa setiap perubahan pasti ada alasan yang kuat, seperti stempel yang rusak. Jadi, kita harus lebih sabar dan tidak terburu-buru untuk menilai diri sendiri atau orang lain. πŸ€”πŸ’‘
 
Maksudnyah, gue paham siapa yang dipilih dan siapa yang tidak, tapi apa yang penting adalah prosesnya jelas dan transparan. Gue rasa KH Sarmidi Husna bisa lebih sabar, kalau gak ada kendala teknis seperti stempel itu, pertengkaran bisa diatasi lebih cepat aja πŸ€—
 
Gue pikir siapa tau aja, apa yang sebenarnya terjadi di rapat tanfidziyah PBNU? Kenapa harus begitu rahasia kalau KH Sarmidi Husna mengatakan tidak ada pencopotan Saifullah Yusuf dari posisi Sekjen, tapi kemudian dia juga membenarkan perubahan posisinya? Apakah ada yang salah dengan sistem rotasi jabatan di PBNU? Kenapa harus ada "kendala teknis" kalau surat keputusan Gus Yahya tidak dapat distempel? Gue curious banget, siapa nanti yang memberitahu kita apa benar-benar terjadi? πŸ€”πŸ“°
 
Ada kira-kira apa yang terjadi di sana πŸ˜’. Kalau KH Sarmidi Husna bilang tidak ada pencopotan Saifullah Yusuf dari posisi Sekjen PBNU, tapi ternyata Gus Yahya sudah menunjuk Amin menjadi Sekjen. Itu tidak masuk akal, kan? πŸ€” Dan ada perubahan posisi Gus Ipul, tapi dia masih di dalam organisasi PBNU, kan? πŸ˜’ Mungkin ada kesalahpahaman atau kesalahan informasi. Yang jelas, penting itu komunikasi yang baik antara Ketua Umum dan Pengurus Besar PBNU. πŸ“
 
Pikir sikit, sih... Kenapa penting juga tahu apa yang terjadi di dalam PBNU? Kalau tidak ada kerumunan atau cerita-cerita salah paham, mungkin tidak ada perubahan-perubahan itu ya? Gus Yahya punya alasan kenapa Amin dipilih, tapi KH Sarmidi membenarkan sesebutan buat kejadian "kendala teknis" itu. Maksudnya apa? Tidak jelas kan? Biar jelas dan seimbang, sih...
 
Kalau asli aja stempel ketinggalan, kenapa tidak coba tambah stempel lagi sebelum memutuskan untuk jujur tentang keadaan itu? Jangan sampang-sampangi, pasti ada yang tahu tapi tidak ingin dicatat. Itu bikin kerumunan yang besar dan membuat orang kecewa. Apalagi kalau siapa pun yang ada di dalam PBNU yang tahu tapi jadi lugu...
 
Maksudnya apa sih? Kalau KH Sarmidi membenarkan, tapi masih terdapat kontak konflik antara keduanya... πŸ˜• Kemungkinan besar ada kesalahpahaman atau kesalahan komunikasi yang membuat stempel surat tersebut tidak bisa dipasang. Sayangnya itu membuat keputusan rotasi jabatan jadi tidak jelas dan bikin banyak orang penasaran. Saya harap keduanya bisa saling mengerti dan tidak ada masalah lagi. 😊
 
kembali
Top