Kata Kemenkes soal Ibu Hamil di Papua Meninggal Tanpa Penanganan

Kematian Ibu Hamil di Papua Tanpa Penanganan: Apa yang Salah?

Kemenkes Jelaskan Kenapa Irene Sokoy Tidak Mendapat Penanganan yang Tepat

Irene Sokoy, ibu hamil yang meninggal tanpa penanganan yang tepat di rumah sakit di Papua. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun telah memberikan penjelasan mengenai kejadian ini.

Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Lanjutan, Azhar Jaya, empat alasan yang mengakibatkan Irene meninggal tanpa penanganan. Pertama, kelangkaan dokter spesialis di Papua. Azhar menjelaskan bahwa karena terjadinya kelangkaan dokter spesialis, sehingga terjadi kekosongan di ruang operasi.

"Jadi begitu dokter spesialisnya pergi, [mengikuti] seminar dan sebagainya, maka terjadi kekosongan. Demikian juga dengan dokter spesialis anestesi. Jadi memang masih terjadi kelangkaan dokter spesialis," kata Azhar.

Kedua, penyebab meninggalnya Irene adalah karena pemeliharaan sarana dan prasarana (sarpras) rumah sakit di Papua yang tidak berjalan secara optimal. Azhar mencontohkan, ruang operasi di Rumah Sakit Abepura, Jayapura, yang dipakai secara bersamaan, sehingga membuat Irene tidak mampu menjalani tindakan di RS itu.

"Seperti yang terjadi di Rumah Sakit Abepura, di mana di sini empat kamar operasinya semuanya sedang direnovasi bareng. Jadi ini jelas tidak bisa melakukan operasi, bersamaan waktunya," tuturnya.

Penyebab meninggalnya Irene yang ketiga, kata Azhar, adalah pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) yang tidak berjalan dengan baik. Pasien yang sedang berada dalam kondisi darurat, seharusnya dapat langsung diterima dan tidak dibebankan hal-hal administratif.

"Seharusnya seorang pasien dalam keadaan <i>emergency</i> itu tidak boleh diminta administrasi atau pertanggungjawaban, harus ditolong dulu, distabilkan, baru kita bicara soal administrasi," ucap Azhar.

Terakhir, alasan penyebab meninggalnya Irene adalah sistem rujukan di rumah sakit yang tidak berjalan dengan baik. Azhar menyebut, sistem rujukan itu harus diperbaiki, agar kasus-kasus serupa tidak terulang di kemudian hari.

"Yang keempat, ya tentu saja ada sistem rujukan yang harus kita perbaiki. Itu adalah empat hal, dan tentu saja nanti kita akan coba fokus untuk menangani agar kejadian ini tidak terjadi lagi," terangnya.

Kejadian ini telah menjadi perhatian masyarakat, dan banyak orang yang merasa tidak puas dengan penjelasan Kemenkes. Apakah ada yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah ini di Papua?
 
😕 ya kan serius kalau keadaan seperti ini terjadi! kelangkaan dokter spesialis dan pemeliharaan sarpras di Papua benar-benar tidak bisa diakui. kita harus minta perubahan dari pemerintah, pastikan ada peningkatan jumlah dokter spesialis dan memperbaiki fasilitas kesehatan di Papua. tapi siapa tahu apakah pemerintah akan mendengarkan suara rakyat? 🤔
 
Apa kabar sih kalau pemerintah mau koreksi kekurangan dokter spesialis di Papua? Sepertinya kekurangan itu sudah lumayan lama, jadi kalau mau koreksinya, harusnya bisa dilakukan segera aja.
 
Maksud apa sih kalau kesehatan di Papua begitu jelek? Mencemuh dan memaksa orang lemah jadi waktunya berbohong ya. Kalau empat kamar operasi sama-samanya, siapa yang bertanggung jawab itu? Kementerian itu jangan bohong lagi, tolong kita coba lihat apa penyebab utama dari kejadian ini. Kalau benar-benar karena kurangnya dokter spesialis, maka sekarang juga perlu dibuat kebijakan untuk menambah jumlah dokter di Papua. Tapi bukan cuma itu aja, kita juga harus memperhatikan kondisi fasilitas kesehatan yang ada di sana. Kalau tidak terus diselidiki dan ditambah baik lagi, saya tak yakin apakah keadaan di Papua akan sembunyi omong-omongan seperti ini...
 
Kalau mau tahu apa yang salah? Kita lihat ada kelangkaan dokter spesialis di Papua, itu sudah jelas. Maka dari itu, perlu segera direspon agar dokter spesialis tambah dan sarpras pun terus diperbaiki.
 
Maaf kuy, aku sibuk ngobrol dengar lagu gita Ardhito Pramono di Radio FM 105.7 😊. Aku suka banget lagunya "Dahsyatnya Cinta" 🎵. Mungkin Kemenkes harus nambahin lebih banyak dosen spesialis ya? kayaknya itu salah satu masalah utama, kalau tidak ada dokter spesialis, bagaimana caranya pasien bisa mendapatkan pengobatan yang tepat? 🤔
 
Gue pikir kalau apa yang salah adalah karena kurangnya fasilitas rumah sakit di Papua. Jadi banyak pasien seperti Irene Sokoy harus menunggu lama dan tidak mendapat perawatan yang tepat. Gue rasa kita perlu meningkatkan fasilitas rumah sakit di Papua agar pasien-pasien seperti Irene tidak lagi mengalami kesulitan seperti itu. 🤕
 
Gue pikir kalau pemerintah harus fokus pada memperbaiki infrastruktur rumah sakit di Papua, seperti sarpras dan sistem rujukan. Kalau gak, banyak pasien seperti Irene Sokoy yang mungkin tidak akan mendapatkan penanganan yang tepat. Tapi, juga perlu ada upaya dari pihak dokter dan profesional kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan di rumah sakit. Gue rasa kekurangan dokter spesialis di Papua adalah masalah besar, tapi kalau gak ada penyelesaian yang efektif, apa sumber daya kita lagi digunakan?
 
aku bilang kalau kenyataannya bukan soal siapa yang salah, tapi soal kurangnya prioritas dan perhatian dari pemerintah terhadap kebutuhan dasar masyarakat Papua. misalnya, kementerian kesehatan harus meningkatkan jumlah dokter spesialis di Papua, serta memperbaiki sarpras rumah sakit agar pasien-pasien seperti irene sokoy dapat mendapatkan perawatan yang tepat dan cepat. kita harus berani bertanya-tanya, apa rencana kemenkes untuk mengatasi masalah ini?
 
Gue rasa Kemenkes jadi mau ngomong soal alasan apa aja yang salah, tapi gak mau ngomong tentang solusinya 🤔. Gue pikir apa yang salah adalah keterlibatan dokter spesialis di Papua yang banyak sekali pergi ke luar negeri buat seminar dan apa-apa. Jadi, kenapa harus kita tunda untuk mendapatkan penanganan yang tepat? 🚑

Gue rasa sistem rujukan yang tidak berjalan dengan baik pasti salah, tapi gak jelas siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana caranya untuk memperbaikinya. Gue harap Kemenkes bisa memberikan solusi yang lebih spesifik dan konkrat untuk mengatasi masalah ini. 🤞
 
Makasih kena tawis aja kalau ibu hamilnya gitu 🤕. Tapi kan empat alasan yang dipatahkan Kemenkes itu, sih bisa dibilang benar-benar ada masalah ya. Kalau dokter spesialis di Papua kurang aja, toh bagaimana bisa mereka mengatasi penyakit lain aja? Dan kalau sarpras rumah sakit tidak berjalan dengan baik, kan itu membuat pasien kesulitan menerima perawatan yang tepat. Mungkin ada yang salah dengan cara kerja Kemenkes, tapi sih juga harus diingat bahwa mereka trye lakukan ya 🤔.
 
ini apa keadaannya nih... kenapa lagi kabarnya di rumah sakit punyanya jadi korban 😔. pertama kali aku dengerin, dalem perut konyol kan, ibu hamil duduk sendirian tanpa penanganan yang tepat. kemudian ternyata karena kurang dokter spesialis di Papua, dan sarpras rumah sakit yang tidak optimal... ini gak bisa dipungut tuh 🤦‍♂️. dan lain-lain juga, ada yang kesal, aku juga kayaknya 🙄. apa yang harus kita lakukan biar jangan terjadi seperti ini lagi? sebaiknya kemenkes harus nanti coba fokus buat perbaiki masalah-masalah di sana, atau mungkin kita juga butuh ada orang yang lebih berpengalaman dari luar Papua untuk bantu, nih... 🤝
 
Aku pikir kalau harusnya ada yang salah, tapi aku jadi pikir kalau itu karena Papua masih kekurangan sumber daya, tapi juga perlu peningkatan infrastruktur di sana... 🤔🌏 Kemudian aku pikir kalau Kemenkes mungkin tidak memberikan penjelasan yang cukup, tapi aku juga jadi pikir kalau itu karena system yang ada di Papua masih belum optimal... Saya tahu kalau aku sendiri ini macam-macam pendapatnya, tapi aku jadi berpikir kalau kita harus mencari solusi yang lebih baik dari itulah... 🤷‍♂️
 
Mungkin nggak bisa dipungkiri lagi kalau sistem kesehatan di Papua masih banyak yang salah, sama aja seperti yang dibicarakan oleh dirjen Kemenkes itu 🤦‍♂️. Kelangkaan dokter spesialis di Papua memang sudah menjadi masalah yang serius, tapi nggak ada yang bisa dilakukan kalau tidak ada anggaran yang cukup untuk menambah jumlah dokter tersebut 🤑. Dan apalagi dengan pemeliharaan sarpras yang tidak berjalan secara optimal, itu adalah hal yang sangat perlu diperbaiki agar pasien-pasien seperti Irene Sokoy dapat mendapatkan penanganan yang tepat 🚑.

Tapi kalau nggak salah, Kemenkes sudah memberikan penjelasan tentang penyebab kejadian ini dan juga ada yang diusahakan untuk memperbaikinya, tapi masih banyak yang harus dilakukan lagi untuk mengatasi masalah-masalah ini di Papua 🤔.
 
wahhh, apa kabar gitu? kematian ibu hamil tanpa penanganan yang tepat itu benar-benar bikin perasaan sedih banget 🤕. tapi apa yang salah sih? kalau kita lihat dari perspektif Kemenkes, ada beberapa alasan yang bisa dijadikan jawaban atas kejadian ini... tetapi aku rasa kalau yang penting adalah sistem rujukan di rumah sakit itu harus diperbaiki, agar kasus-kasus serupa tidak terulang lagi 🙌. tapi, aku nggak bisa buat tawuran aja, gue hanya ingin tahu apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya 🤔.
 
kembali
Top