Korban Bencana Banjir di Sumut Memaksa Menjarah Gudang Bulog, Perum Bulog Jika Ada Kerusakan
Masyarakat yang terdampak bencana banjir di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga, Sumatra Utara, mengungkapkan kesediaan mereka untuk melakukan penjarahan gudang Bulog karena kekurangan pasokan pangan. Diperkirakan sebanyak 43 orang meninggal dunia akibat banjir dan beberapa ratus ribu orang terdampak.
Berdasarkan video yang beredar di media sosial, warga dihadapkan pada situasi yang sangat sulit karena jalan putus, tanah longsor, serta gangguan sinyal yang membatasi komunikasi antara tim lapangan dengan kantor pusat. Pihak Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Sumut menyatakan bahwa ada kerusakan infrastruktur yang mempengaruhi distribusi logistik menuju wilayah tersebut.
Mereka juga mengaku bahwa pasokan pangan tidak dapat diakses selama kurang lebih tiga hari dan menyebabkan masyarakat menjadi marah. Pemimpin Wilayah Bulog Sumut, Budi Cahyanto, meminta dukungan dari semua pihak agar penanganan pasca kejadian ini dapat berjalan dengan baik.
Budi mengatakan bahwa Perum Bulog terus berupaya untuk meningkatkan akses logistik dan distribusi bantuan kepada masyarakat yang terdampak. Namun, karena kondisi yang sulit, pihaknya terpaksa melakukan penjarahan gudang Bulog Sarudik di Kota Sibolga untuk memperoleh beras dan minyak goreng.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Andi Afdal, mengakui bahwa aksi penjarahan tersebut terjadi karena kesulitan dalam penanganan pasca kejadian. Ia menekankan pentingnya sistem mitigasi yang efektif untuk mencegah situasi seperti ini terjadi di masa depan.
Pihak Perum Bulog juga meminta dukungan pemerintah dan aparat untuk meningkatkan kemampuan penanganan pasca kejadian dan distribusi bantuan kepada masyarakat yang terdampak.
Masyarakat yang terdampak bencana banjir di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga, Sumatra Utara, mengungkapkan kesediaan mereka untuk melakukan penjarahan gudang Bulog karena kekurangan pasokan pangan. Diperkirakan sebanyak 43 orang meninggal dunia akibat banjir dan beberapa ratus ribu orang terdampak.
Berdasarkan video yang beredar di media sosial, warga dihadapkan pada situasi yang sangat sulit karena jalan putus, tanah longsor, serta gangguan sinyal yang membatasi komunikasi antara tim lapangan dengan kantor pusat. Pihak Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Sumut menyatakan bahwa ada kerusakan infrastruktur yang mempengaruhi distribusi logistik menuju wilayah tersebut.
Mereka juga mengaku bahwa pasokan pangan tidak dapat diakses selama kurang lebih tiga hari dan menyebabkan masyarakat menjadi marah. Pemimpin Wilayah Bulog Sumut, Budi Cahyanto, meminta dukungan dari semua pihak agar penanganan pasca kejadian ini dapat berjalan dengan baik.
Budi mengatakan bahwa Perum Bulog terus berupaya untuk meningkatkan akses logistik dan distribusi bantuan kepada masyarakat yang terdampak. Namun, karena kondisi yang sulit, pihaknya terpaksa melakukan penjarahan gudang Bulog Sarudik di Kota Sibolga untuk memperoleh beras dan minyak goreng.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Andi Afdal, mengakui bahwa aksi penjarahan tersebut terjadi karena kesulitan dalam penanganan pasca kejadian. Ia menekankan pentingnya sistem mitigasi yang efektif untuk mencegah situasi seperti ini terjadi di masa depan.
Pihak Perum Bulog juga meminta dukungan pemerintah dan aparat untuk meningkatkan kemampuan penanganan pasca kejadian dan distribusi bantuan kepada masyarakat yang terdampak.