Kebakaran Karhutla di Desa Rimbo Panjang, Kampar, Riau, Terus Mengancam Nyawa Warga
Dua hari kemarin, api kebakaran yang melanda Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, masih belum dipadamkan. Tim Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru dan TNI-Polri berjuang keras untuk memadamkan kebakaran yang telah menyala sejak dua hari lalu.
Menurut Komandan Regu I Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru, Darmawan, adanya kecurigaan kuat bahwa kebakaran ini bukan sekadar kecelakaan alam, melainkan juga ada unsur kesengajaan. "Investigasi dari pihak desa, ini pembukaan lahan baru. Diduga ada unsur kesengajaan dan kita harap ini diproses [hukum]," kata Darmawan.
Lahan yang terbakar seluas sekitar satu hektare itu terlihat baru dibersihkan dengan sisa-sisa kayu tebangan. Temuan ini memperkuat dugaan adanya praktik ilegal di balik munculnya api.
Perjuangan tim di lokasi sungguh dramatis. Setelah api permukaan berhasil dipadamkan, mereka harus berhadapan dengan bara yang bersembunyi di bawah lapisan gambut, api yang dapat menyala kembali kapan saja. Di tengah upaya pendinginan, tiupan angin kencang membuat api tiba-tiba melompat melewati tembok beton pembatas, membakar semak belukar di sisi lainnya.
Respon cepat ini sangat krusial. Laju api yang liar berhasil dihentikan, mencegah kobaran mengarah ke permukiman warga yang hanya berjarak sekitar 50 meter. Peristiwa ini menunjukkan betapa berbahayanya api gambut yang bisa menyebar tak terduga.
Kini, fokus utama beralih ke jantung api, memadamkan bara di dalam gambut. Ini adalah pekerjaan yang memakan waktu dan membutuhkan banyak air. Sementara itu, ketersediaan air di lokasi sangat minim dan kedalaman gambut cukup ekstrem.
Karhutla di Kampar ini sekali lagi mengingatkan Riau pada bahaya laten yang selalu mengintai. Bukan hanya kerusakan lingkungan dan kerugian materi, tetapi juga ancaman kesehatan akibat kabut asap yang dapat melumpuhkan aktivitas publik.
Dua hari kemarin, api kebakaran yang melanda Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, masih belum dipadamkan. Tim Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru dan TNI-Polri berjuang keras untuk memadamkan kebakaran yang telah menyala sejak dua hari lalu.
Menurut Komandan Regu I Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru, Darmawan, adanya kecurigaan kuat bahwa kebakaran ini bukan sekadar kecelakaan alam, melainkan juga ada unsur kesengajaan. "Investigasi dari pihak desa, ini pembukaan lahan baru. Diduga ada unsur kesengajaan dan kita harap ini diproses [hukum]," kata Darmawan.
Lahan yang terbakar seluas sekitar satu hektare itu terlihat baru dibersihkan dengan sisa-sisa kayu tebangan. Temuan ini memperkuat dugaan adanya praktik ilegal di balik munculnya api.
Perjuangan tim di lokasi sungguh dramatis. Setelah api permukaan berhasil dipadamkan, mereka harus berhadapan dengan bara yang bersembunyi di bawah lapisan gambut, api yang dapat menyala kembali kapan saja. Di tengah upaya pendinginan, tiupan angin kencang membuat api tiba-tiba melompat melewati tembok beton pembatas, membakar semak belukar di sisi lainnya.
Respon cepat ini sangat krusial. Laju api yang liar berhasil dihentikan, mencegah kobaran mengarah ke permukiman warga yang hanya berjarak sekitar 50 meter. Peristiwa ini menunjukkan betapa berbahayanya api gambut yang bisa menyebar tak terduga.
Kini, fokus utama beralih ke jantung api, memadamkan bara di dalam gambut. Ini adalah pekerjaan yang memakan waktu dan membutuhkan banyak air. Sementara itu, ketersediaan air di lokasi sangat minim dan kedalaman gambut cukup ekstrem.
Karhutla di Kampar ini sekali lagi mengingatkan Riau pada bahaya laten yang selalu mengintai. Bukan hanya kerusakan lingkungan dan kerugian materi, tetapi juga ancaman kesehatan akibat kabut asap yang dapat melumpuhkan aktivitas publik.