Pagi, siapa tahu apakah masyarakat Jatim bisa membuat kebijakan yang matang dari tragedi ini nanti...
Aku pikir pentingnya transparan dalam penanganan tragedi ini, tapi apa daya kapolisi bisa ngelapkan hal itu?
Kalau tidak ada transparan, pasti akan terus bermunculan konsekuensi yang buruk dari tragedi ini. Semua orang harus tanggung jawabnya, bukan hanya 'mata-mata'
Saya juga khawatir tentang aspek keamanan yang salah, seperti adanya bangunan tanpa izin... itu kan seperti 'kandar di tengah jalan', siapa nanti bertanggung jawab?
Gue jadi gue pikir siapa aja yang nanggung tanggung jawabnya? Mau kapolisi, mau kepala pesantren, atau yang lagi ngurus izin bangunan? Ngomong-ngomong, ini aja seperti anime-nya "Death Note" dimana ada orang yang bisa mengambil tangan-tangan semua pihak dan memanggil mereka untuk bertanggung jawab. Nah, kapolisi Janji nanggung tanggung jawabnya tapi ternyata masih banyak lagi aspek yang harus dinilai. Gue harap gak ada konsekuensi yang terlambat untuk siapa aja yang nanggung tanggung jawabnya...
Kalau nggak salah sih ada banyak hal yang harus diusut banget nih... Seperti siapa tahu apakah benar tidak ada 'emben-ember' status sosial yang bikin korban bunuh terlebih dahulu... Saya pikir kapolisi Jatim benar-benar sengaja ingin transparan nih, tapi saya rasa harus diperhatikan juga sih bagaimana proses penanganan ini, apakah sebenarnya ada yang jujur dan apa yang tidak? Saya rasa kalau mau tahu yang pasti harus dari sumber yang dipercaya dan bukan hanya dari 'running text' saja...
Kalau udah 60 orang korban, nggak bisa sembarangan lagi yaa . Kapolis ini benar-benar bijak banget. Kalau ada status sosial yang mempengaruhi pengadilan, itu nggak masuk akal. Semua orang sama di depan hukum, kan? . Saya senang kalau ada inisiatif dari Kapolis untuk melepaskan status sosial yang bisa mempengaruhi proses pengadilan ini. Itu penting banget agar tidak ada favoritisme atau kecenderungan embele-embel di dalam penanganan kasus ini .