Pasar keuangan Indonesia kembali bergerak dengan positif pada perdagangan Senin (3/11/2025), meski masih menghadapi banyak faktor yang bisa mempengaruhi performa pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan trennya dan mencetak rekor penutupan tertinggi baru sejak awal tahun, naik 1,36% atau Rp111,21 juta di level 8.275,08.
Sementara itu, rupiah terdepresiasi 0,15% ke posisi Rp16.650/US$, menjadi level penutupan terlemah sejak 30 September 2025. Pelemahan ini disebabkan oleh penguatan dolar AS di pasar global yang mendapat dukungan dari perubahan ekspektasi kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed).
Investor asing kembali melakukan aksi net buy sebesar Rp1,03 triliun yang menunjukkan arus modal asing yang kembali deras ke pasar saham domestik. Sementara itu, peluncuran indeks seperti BEI dan S&P Dow Jones Indices juga memberikan optimisme terhadap prospek pasar modal Indonesia.
Dari sisi emiten, Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi kontributor terbesar terhadap penguatan indeks dengan tambahan 22,86 poin, diikuti Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang naik 16,03 poin dan Barito Pacific Tbk (BRPT) yang bertambah 13,73 poin.
Sementara itu, rupiah terdepresiasi 0,15% ke posisi Rp16.650/US$, menjadi level penutupan terlemah sejak 30 September 2025. Pelemahan ini disebabkan oleh penguatan dolar AS di pasar global yang mendapat dukungan dari perubahan ekspektasi kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed).
Investor asing kembali melakukan aksi net buy sebesar Rp1,03 triliun yang menunjukkan arus modal asing yang kembali deras ke pasar saham domestik. Sementara itu, peluncuran indeks seperti BEI dan S&P Dow Jones Indices juga memberikan optimisme terhadap prospek pasar modal Indonesia.
Dari sisi emiten, Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi kontributor terbesar terhadap penguatan indeks dengan tambahan 22,86 poin, diikuti Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang naik 16,03 poin dan Barito Pacific Tbk (BRPT) yang bertambah 13,73 poin.