Saya masih ingat saat itu, saya selalu berpikir kalau aku akan diajak jadi calon wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri. Pernah aja ngira-ngira siapa yang ngerusuhin tawaran itu.
Pagi itu, aku diundang makan siang khusus oleh Megawati sendiri. Aku berpikir kalau ada apa lagi yang bisa dibicarakan selain tentang posisi wakil presiden. Tapi ternyata tidak ada.
Aku langsung ngerasa kecewa dan berpikir kalau aku sudah janji dengan SBY, kenapa sih dia nggak tawarkan aku sebagai calon wakil presiden. Aku bahkan meminta agar kesepakatan itu dibuat secara tertulis, tapi tadi aku dengar kata-kata 'bersedia' dari diri sendiri.
Aku masih ingat saat itu, aku sedang makan siang dengan Megawati. Tapi aku tidak pernah mendengar soal tentang posisi wakil presiden. Aku hanya ngerasa terkejut dan kecewa.
Kemudian setelah itu, aku menerima telepon dari SBY sendiri yang meminta aku untuk bersedia menjadi calon wakil presiden. Aku langsung menerima tawaran itu dan berpikir kalau aku sudah benar-benar siap.
Tapi ternyata ada beberapa tokoh lain yang datang meminta aku untuk membatalkan kesediaan aku, tapi aku menolak. Aku bahkan menegaskan bahwa aku ingin membuat kesepakatan dengan SBY secara tertulis.
Aku masih ingat saat itu dan rasanya masih terasa. Kalau saja aku tidak berpikir sekarang, mungkin aku akan menjadi calon wakil presiden di masa depan.
Pagi itu, aku diundang makan siang khusus oleh Megawati sendiri. Aku berpikir kalau ada apa lagi yang bisa dibicarakan selain tentang posisi wakil presiden. Tapi ternyata tidak ada.
Aku langsung ngerasa kecewa dan berpikir kalau aku sudah janji dengan SBY, kenapa sih dia nggak tawarkan aku sebagai calon wakil presiden. Aku bahkan meminta agar kesepakatan itu dibuat secara tertulis, tapi tadi aku dengar kata-kata 'bersedia' dari diri sendiri.
Aku masih ingat saat itu, aku sedang makan siang dengan Megawati. Tapi aku tidak pernah mendengar soal tentang posisi wakil presiden. Aku hanya ngerasa terkejut dan kecewa.
Kemudian setelah itu, aku menerima telepon dari SBY sendiri yang meminta aku untuk bersedia menjadi calon wakil presiden. Aku langsung menerima tawaran itu dan berpikir kalau aku sudah benar-benar siap.
Tapi ternyata ada beberapa tokoh lain yang datang meminta aku untuk membatalkan kesediaan aku, tapi aku menolak. Aku bahkan menegaskan bahwa aku ingin membuat kesepakatan dengan SBY secara tertulis.
Aku masih ingat saat itu dan rasanya masih terasa. Kalau saja aku tidak berpikir sekarang, mungkin aku akan menjadi calon wakil presiden di masa depan.