Pemilihan Jenderal Baru Mossad Tanpa Pengalaman Intelijen: Apa yang Membuat PM Israel Pilihnya?
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memilih seorang jenderal tanpa latar belakang intelijen sebagai kepala badan intelijen luar negeri, Mossad. Roman Gofman, seorang jenderal yang lahir di Belarusia dan pindah ke Israel pada usia 14 tahun, akan menggantikan kepala Mossad saat ini, David Barnea, yang masa jabatan lima tahunnya berakhir pada Juni 2026.
Gofman memiliki latar belakang militer yang panjang, bergabung dengan korps lapis baja militer pada tahun 1995. Ia meniti karier militer yang luas dan pernah menjadi komandan pusat pelatihan infanteri nasional sebelum memilih untuk berada di dalam kabinet Netanyahu pada April 2024.
Namun, apa yang membuat PM Israel memilih Gofman sebagai bos baru Mossad? Mungkin karena kekurangan pengalaman intelijen, yang merupakan hal-hal yang tidak pernah dicakup oleh Gofman selama karier militernya. Meskipun demikian, pengalaman militer Gofman sangat membantu dalam memahami situasi pertahanan dan militer yang dihadapi Israel.
Sementara itu, kekurangan pengalaman intelijen Gofman juga membuat banyak masyarakat penasaran. Bagaimana caranya Gofman akan mengelola agen-agen rahasia Mossad? Apakah dia memiliki strategi untuk menghadapi ancaman-intelijen dari luar negeri?
Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa keputusan PM Israel untuk memilih Gofman sebagai bos baru Mossad menunjukkan bahwa mereka memiliki rencana yang jelas untuk menghadapi tantangan-tantangan di masa depan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memilih seorang jenderal tanpa latar belakang intelijen sebagai kepala badan intelijen luar negeri, Mossad. Roman Gofman, seorang jenderal yang lahir di Belarusia dan pindah ke Israel pada usia 14 tahun, akan menggantikan kepala Mossad saat ini, David Barnea, yang masa jabatan lima tahunnya berakhir pada Juni 2026.
Gofman memiliki latar belakang militer yang panjang, bergabung dengan korps lapis baja militer pada tahun 1995. Ia meniti karier militer yang luas dan pernah menjadi komandan pusat pelatihan infanteri nasional sebelum memilih untuk berada di dalam kabinet Netanyahu pada April 2024.
Namun, apa yang membuat PM Israel memilih Gofman sebagai bos baru Mossad? Mungkin karena kekurangan pengalaman intelijen, yang merupakan hal-hal yang tidak pernah dicakup oleh Gofman selama karier militernya. Meskipun demikian, pengalaman militer Gofman sangat membantu dalam memahami situasi pertahanan dan militer yang dihadapi Israel.
Sementara itu, kekurangan pengalaman intelijen Gofman juga membuat banyak masyarakat penasaran. Bagaimana caranya Gofman akan mengelola agen-agen rahasia Mossad? Apakah dia memiliki strategi untuk menghadapi ancaman-intelijen dari luar negeri?
Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa keputusan PM Israel untuk memilih Gofman sebagai bos baru Mossad menunjukkan bahwa mereka memiliki rencana yang jelas untuk menghadapi tantangan-tantangan di masa depan.