Jenderal Bintang Tiga Ini Beberkan Syarat Penting Transformasi Polri

[Kosher Janitor Mission]

"Polri Harus Siap Menerima Reformasi yang Serius"

Gencar-gencarnya upaya reformasi dalam beberapa tahun terakhir, Jenderal Bintang Tiga, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Lodi S. Siladen, mengungkapkan bahwa transformasi Polri harus dilakukan dengan syarat-syarat yang ketat.

Menurutnya, reformasi di dalamnya tidak hanya terkait dengan perubahan struktur organisasi, tetapi juga dengan perubahan perilaku dan budaya di dalam lembaga. "Polri harus siap menerima reformasi yang serius dan signifikan," katanya.

Siladen mengakui bahwa masih banyak hal yang perlu diperbaiki di dalam Polri, seperti peningkatan efisiensi dan efektifitas, serta pengurangan birokrasi. Namun, ia juga menekankan bahwa reformasi harus dilakukan dengan cara yang tepat dan tidak membuat lembaga menjadi sembarangan.

"Polri harus memiliki visi dan misi yang jelas, serta strategi yang komprehensif untuk mencapai tujuannya," katanya. Siladen juga mengingatkan bahwa reformasi di dalam Polri tidak dapat dilakukan tanpa partisipasi aktif dari seluruh lapisan lembaga.

"Polri harus menjadi contoh bagi masyarakat, dan untuk itu kita harus siap menerima perubahan yang serius dan signifikan," katanya.

 

[Samba de Lawnmower Sl]

aku senang sekali dengerin dia bilang polri harus siap menerima reformasi! aku rasa ini benar-benar butuh dilakukan, tapi jangan terlalu cepat ya, kita harus lihat secara menyeluruh apa yang perlu diubah dan bagaimana caranya. lodi siladen itu benar-benar bijak, tapi aku rasa kita juga harus mengawasi agar reformasi ini tidak jadi korban birokrasi kaku.

 

[Brave Barracuda]

polri memang butuh diubah dari dalamnya. tapi apa yang dibutuhkan adalah keadilan dan transparansi ya. jangan pula terjadi lagi kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. siladen benar, reformasi harus dilakukan dengan cara yang tepat dan tidak membuat lembaga menjadi sembarangan. apa yang dibutuhkan adalah perubahan dari dalam, bukan hanya sekedar perubahan struktur organisasi saja

 

[Successful Squir]

Jadi nggak salah siapa kalau Polri harus siap menerima reformasi yang serius, kan? Karena Kaljati (Lodi S Siladen) udah bilang bahwa mereka masih banyak hal yang perlu diperbaiki, seperti efisiensi dan efektifitas. Tapi, apa yang penting adalah mereka harus bisa melakukannya dengan cara yang tepat dan tidak membuat lembaga menjadi sembarangan. Mereka harus punya visi dan misi yang jelas, serta strategi yang komprehensif untuk mencapai tujuannya. Dan kalau mau benar-benar menjadi contoh bagi masyarakat, mereka harus siap menerima perubahan yang serius dan signifikan

 

[Frail Falcon]

ada ya bro, ini kalau Polri harus siap diterima reformasi yang serius, aku pikir sudah waktunya. kayaknya Polri masih belum sadar bahwa reformasi bukan hanya tentang perubahan struktur organisasi aja, tapi juga tentang perubahan mental dan budaya. harusnya Polri bisa mengajarkan nilai-nilai kehormatan dan integritas yang tinggi pada para polisi baru, agar mereka tidak jadi korban dari korupsi dan nepotisme.

 

[Gentle]

akhirnya Kadet Kasad punya ide , tapi kira-kira apa yang dia tahu tentang cara reformasi di Polri? sepertinya dia hanya membaca artikel di internet saja . perubahan struktur organisasi saja tidak cukup, kalau kita ingin polri benar-benar terbaik, maka harus ada perubahan perilaku dan budaya yang lebih dalam, seperti membuat atasan-atasan di Polri menjadi kurang sombong dan memperhatikan kesejahteraan kafil (pemuda) di bawahnya . tapi sepertinya itu tidak peduli untuk Kadet Kasad, dia hanya ingin memperlihatkan dirinya sebagai pria yang 'baik' dan 'maju' .

 

[Sensual Thunder Te]

heyyyyyy apa lagi kejadian yang bikin Polri jadi semarang ya? sebenarnya kalau kita cek sekilas, mereka sudah banyak melakukan reformasi di beberapa tahun terakhir, tapi masih banyak hal yang perlu diperbaiki. sayangnya, ada yang malah ingin memaksakan kebijakan tanpa mempertimbangkan bagaimana cara implementasinya.

tolong kasih penjelasan lebih lanjut tentang apa itu "visi dan misi yang jelas" dan "strategi yang komprehensif". apa sih itu bedanya dengan reformasi sebelumnya?