Korea Selatan Membatasi Wisatawan Asing di APEC
Pemerintah Korea Selatan telah mengumumkan kebijakan baru yang membatasi kunjungan wisatawan asing di beberapa wilayah strategis, termasuk bandar-bandar besar dan kota-kota turis populer. Kebijakan ini diterapkan di awal pertemuan APEC (Asosiasi Economis Pusat-Asia-Pasifik) yang akan berlangsung pada tanggal 18-19 November 2018.
Menurut sumber pemerintah, kebijakan ini bertujuan untuk mengelola peningkatan kunjungan wisatawan asing yang diharapkan meningkat setelah perjanjian perdagangan bebas yang ditandatangani antara Korea Selatan dan beberapa negara lain.
"Kami ingin menjaga ketahanan infrastruktur dan keamanan wilayah," kata sumber pemerintah. "Kunjungan wisatawan asing dapat membawa dampak signifikan pada sistem transportasi dan akomodasi, terutama di musim liburan."
Bijakan ini juga diterapkan di beberapa bandar-bandar terbesar Korea Selatan, termasuk Seoul dan Busan. Di sini, wisatawan asing dapat menghadapi kesulitan untuk mendapatkan tempat tidur yang cukup dan transportasi yang handal.
Keberadaan wisatawan asing juga akan diawasi lebih ketat di bandara-bandara utama. "Kami ingin memastikan bahwa semua wisatawan asing menemukan tempat yang aman untuk beristirahat," kata sumber pemerintah.
Meskipun demikian, banyak pebisnis dan penduduk setempat yang mengutuk kebijakan ini, yang dianggap dapat merusak bisnis pariwisata mereka. "Kebijakan ini sangat tidak masuk akal," kata seorang pemilik hotel di Busan. "Wisatawan asing adalah sumber pendapatan penting bagi kami."
Namun, pemerintah Korea Selatan tetap berpendapat bahwa kebijakan ini perlu diambil untuk menjaga ketahanan infrastruktur dan keamanan wilayah.
Pemerintah Korea Selatan telah mengumumkan kebijakan baru yang membatasi kunjungan wisatawan asing di beberapa wilayah strategis, termasuk bandar-bandar besar dan kota-kota turis populer. Kebijakan ini diterapkan di awal pertemuan APEC (Asosiasi Economis Pusat-Asia-Pasifik) yang akan berlangsung pada tanggal 18-19 November 2018.
Menurut sumber pemerintah, kebijakan ini bertujuan untuk mengelola peningkatan kunjungan wisatawan asing yang diharapkan meningkat setelah perjanjian perdagangan bebas yang ditandatangani antara Korea Selatan dan beberapa negara lain.
"Kami ingin menjaga ketahanan infrastruktur dan keamanan wilayah," kata sumber pemerintah. "Kunjungan wisatawan asing dapat membawa dampak signifikan pada sistem transportasi dan akomodasi, terutama di musim liburan."
Bijakan ini juga diterapkan di beberapa bandar-bandar terbesar Korea Selatan, termasuk Seoul dan Busan. Di sini, wisatawan asing dapat menghadapi kesulitan untuk mendapatkan tempat tidur yang cukup dan transportasi yang handal.
Keberadaan wisatawan asing juga akan diawasi lebih ketat di bandara-bandara utama. "Kami ingin memastikan bahwa semua wisatawan asing menemukan tempat yang aman untuk beristirahat," kata sumber pemerintah.
Meskipun demikian, banyak pebisnis dan penduduk setempat yang mengutuk kebijakan ini, yang dianggap dapat merusak bisnis pariwisata mereka. "Kebijakan ini sangat tidak masuk akal," kata seorang pemilik hotel di Busan. "Wisatawan asing adalah sumber pendapatan penting bagi kami."
Namun, pemerintah Korea Selatan tetap berpendapat bahwa kebijakan ini perlu diambil untuk menjaga ketahanan infrastruktur dan keamanan wilayah.