Kemenperin, dalam upaya menjawab kebutuhan industri, telah memprioritaskan penguatan pendidikan vokasi. Doddy Rahadi, Kepala BPSDMI Kemenperin, menyatakan bahwa pendidikan vokasi di bawah Kemenperin menjadi tulang punggung industri. "Pendidikan vokasi kita harus berkualitas, bermanfaat dan dirasakan oleh industri. Kami harus terus belajar, memanfaatkan teknologi termasuk AI untuk meningkatkan keunggulan nasional," katanya.
Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) yang menjadi program prioritas Kemenperin juga termasuk penguatan pendidikan vokasi. Dalam SBIN, terdapat empat pilar utama, salah satunya adalah SDM industri. Kebutuhan SDM akan semakin besar seiring pertumbuhan sektor-sektor strategis nasional seperti semikonduktor, kecerdasan buatan, industri 4.0 dan industri hijau.
Menurut Doddy, perlu dijawab kebutuhan masa depan. Target pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi tidak mungkin tercapai kalau SDM-nya masih seperti dulu. SDM harus produktif, terampil, kompeten dan berorientasi global. "Kita harus menjawab kebutuhan industri," ujarnya.
Selain itu, BPSDMI juga mendukung terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 82/2025 tentang tarif layanan Badan Layanan Umum (BLU) di bidang pendidikan vokasi industri. Regulasi ini memberikan fleksibilitas agar BLU bisa menetapkan tarif sesuai biaya layanan, kondisi setempat dan prinsip produktivitas.
Pihak BPSDMI juga menargetkan empat BLU baru dalam waktu dekat, setelah sebelumnya berhasil menaikkan jumlah BLU di lingkungan BSKJI secara signifikan. "Dalam satu tahun, jumlah BLU di bawah BSKJI naik dari 4 menjadi 14," katanya.
Direktur Politeknik ATK Yogyakarta Sonny Taufan juga menyatakan bahwa pihaknya menargetkan menjadi penyelenggara pendidikan tinggi vokasi industri yang unggul di tingkat global pada 2030, sekaligus berperan strategis dalam mendukung pembangunan industri nasional. "Kami fokus mencetak tenaga ahli yang siap kerja, kompeten adaptif terhadap teknologi dan mampu menjadi motor penggerak industri hilir," ujarnya.
Tingginya serapan lulusan Politeknik ATK telah mencapai 80,92%, dengan sertifikasi kompetensi yang mendukung kesiapan kerja di industri. "Tingginya serapan lulusan menunjukkan bahwa industri percaya pada kualitas kurikulum vokasi kami," tandas Sonny.
Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) yang menjadi program prioritas Kemenperin juga termasuk penguatan pendidikan vokasi. Dalam SBIN, terdapat empat pilar utama, salah satunya adalah SDM industri. Kebutuhan SDM akan semakin besar seiring pertumbuhan sektor-sektor strategis nasional seperti semikonduktor, kecerdasan buatan, industri 4.0 dan industri hijau.
Menurut Doddy, perlu dijawab kebutuhan masa depan. Target pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi tidak mungkin tercapai kalau SDM-nya masih seperti dulu. SDM harus produktif, terampil, kompeten dan berorientasi global. "Kita harus menjawab kebutuhan industri," ujarnya.
Selain itu, BPSDMI juga mendukung terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 82/2025 tentang tarif layanan Badan Layanan Umum (BLU) di bidang pendidikan vokasi industri. Regulasi ini memberikan fleksibilitas agar BLU bisa menetapkan tarif sesuai biaya layanan, kondisi setempat dan prinsip produktivitas.
Pihak BPSDMI juga menargetkan empat BLU baru dalam waktu dekat, setelah sebelumnya berhasil menaikkan jumlah BLU di lingkungan BSKJI secara signifikan. "Dalam satu tahun, jumlah BLU di bawah BSKJI naik dari 4 menjadi 14," katanya.
Direktur Politeknik ATK Yogyakarta Sonny Taufan juga menyatakan bahwa pihaknya menargetkan menjadi penyelenggara pendidikan tinggi vokasi industri yang unggul di tingkat global pada 2030, sekaligus berperan strategis dalam mendukung pembangunan industri nasional. "Kami fokus mencetak tenaga ahli yang siap kerja, kompeten adaptif terhadap teknologi dan mampu menjadi motor penggerak industri hilir," ujarnya.
Tingginya serapan lulusan Politeknik ATK telah mencapai 80,92%, dengan sertifikasi kompetensi yang mendukung kesiapan kerja di industri. "Tingginya serapan lulusan menunjukkan bahwa industri percaya pada kualitas kurikulum vokasi kami," tandas Sonny.