Pemulihan Jalur Kereta Api di Aceh Tidak Sepentingin Harapannya, Banyak Titik Rusak Akibat Banjir dan Tanah Longsor
Dalam beberapa hari terakhir, pihak Menhub Dudy Purwagandhi menyatakan bahwa jalur kereta api di Aceh mengalami kerusakan parah akibat banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah tersebut. Kondisi ini membuat jalur rel tidak dapat dioperasikan sama sekali karena akses menuju lokasi terdampak masih terputus.
Menurut Dudy, proses rehabilitasi tengah berjalan, namun menghadapi banyak tantangan. Beberapa titik jalur kereta, khususnya di area Lhokseumawe, masih sulit dijangkau karena infrastruktur terputus dan kondisi kerusakan yang parah.
"Jalur kereta api di Aceh sama sekali tidak bisa dioperasikan. Perbaikannya akan memakan waktu yang lama karena kondisinya lumayan parah," katanya dalam media briefing Persiapan Penyelenggaraan Angkutan Nataru 2025/2026 di Jakarta, Jumat (5/12).
Untuk mempercepat pemulihan, jalur rel di sejumlah titik perlu ditinggikan terlebih dahulu sehingga proses perbaikan diperkirakan memakan waktu cukup lama.
Pihak Menhub juga telah meninjau daerah terdampak di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat untuk melihat langsung kondisi fasilitas transportasi di lapangan. Di Sumatra Utara, fasilitas bandara dan pelabuhan masih dapat beroperasi dan melayani kebutuhan masyarakat maupun aktivitas logistik.
Sementara itu, di Aceh, bandara masih dapat digunakan, termasuk bandara di Lhokseumawe yang saat ini menjadi salah satu titik penting mobilisasi bantuan logistik. Pelabuhan Lhokseumawe juga masih berfungsi, meskipun akses menuju area tersebut masih menunjukkan bekas lumpur pascabanjir.
Namun, jalur menuju pelabuhan tetap dapat dilalui dan fasilitas pelabuhan digunakan untuk menerima distribusi bantuan dari luar wilayah.
Dalam beberapa hari terakhir, pihak Menhub Dudy Purwagandhi menyatakan bahwa jalur kereta api di Aceh mengalami kerusakan parah akibat banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah tersebut. Kondisi ini membuat jalur rel tidak dapat dioperasikan sama sekali karena akses menuju lokasi terdampak masih terputus.
Menurut Dudy, proses rehabilitasi tengah berjalan, namun menghadapi banyak tantangan. Beberapa titik jalur kereta, khususnya di area Lhokseumawe, masih sulit dijangkau karena infrastruktur terputus dan kondisi kerusakan yang parah.
"Jalur kereta api di Aceh sama sekali tidak bisa dioperasikan. Perbaikannya akan memakan waktu yang lama karena kondisinya lumayan parah," katanya dalam media briefing Persiapan Penyelenggaraan Angkutan Nataru 2025/2026 di Jakarta, Jumat (5/12).
Untuk mempercepat pemulihan, jalur rel di sejumlah titik perlu ditinggikan terlebih dahulu sehingga proses perbaikan diperkirakan memakan waktu cukup lama.
Pihak Menhub juga telah meninjau daerah terdampak di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat untuk melihat langsung kondisi fasilitas transportasi di lapangan. Di Sumatra Utara, fasilitas bandara dan pelabuhan masih dapat beroperasi dan melayani kebutuhan masyarakat maupun aktivitas logistik.
Sementara itu, di Aceh, bandara masih dapat digunakan, termasuk bandara di Lhokseumawe yang saat ini menjadi salah satu titik penting mobilisasi bantuan logistik. Pelabuhan Lhokseumawe juga masih berfungsi, meskipun akses menuju area tersebut masih menunjukkan bekas lumpur pascabanjir.
Namun, jalur menuju pelabuhan tetap dapat dilalui dan fasilitas pelabuhan digunakan untuk menerima distribusi bantuan dari luar wilayah.